• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Senin, 29 April 2024

Regional

Songsong Satu Abad, NU Sukoharjo: Kita Harus Siap Mandiri

Songsong Satu Abad, NU Sukoharjo: Kita Harus Siap Mandiri
Gelaran Muskercab NU Sukoharjo menyongsong 1 abad NU (Foto: NU Online Jateng/Masri Zaini)
Gelaran Muskercab NU Sukoharjo menyongsong 1 abad NU (Foto: NU Online Jateng/Masri Zaini)

Sukoharjo, NU Online Online
Menyambut kebangkitan Nahdlatul Ulama (NU) satu abad perlunya tata kelola organisasi, tata kerja organisasi, dan menghidupkan ruh organisasi. 

 

Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sukoharjo KH Faisol mengatakan, dalam peraturan organisasi menata organisasi sangat penting bagi para semua pengurus mulai dari tingkatan MWC, ranting, dan semua Badan otonom (Banom) NU. 

 

"Harus mulai ditata dari sekarang memikirkan hal-hal yang kecil dibuat perencanaan yang matang dan dirumuskan dengan jelas agar kita siap mandiri," ujarnya. 

 

Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) I NU Sukoharjo masa khidmat 2021-2022 di Lembah Manah Sukoharjo, Sabtu (11/12).

 

Disampaikan, memasuki abad kedua tantangan NU semakin komplek dan beragam, tidak hanya dari luar akan tetapi dari dalam juga harus kita antisipasi. Penataan administrasi, penguatan kader, dan SDM NU harus menjadi skala prioritas.

 

"Kemandirian organisasi bukan sekadar slogan, tapi harus direalisasikan," tegasnya.

 

Ketua PCNU Sukoharjo H Khomsun Nur Arif dalam paparannya mengatakan, menjelang 100 tahun atau satu abad kelahiran NU yang kemudian dikenal dengan An-nahdlah Ats-tsaniyah (kebangkitan kedua) adalah momentum di mana NU harus membuat langkah-langkah baru, signifikan yang teratur, terstruktur, dan terukur. 

 

"Jamiyah NU sebagai organisasi terbesar di Indonesia dan saya yakin juga terbesar di Sukoharjo yang seringkali terstigma dengan kata tradisional seolah-olah terjebak pada persoalan-persoalan yang masih bersifat manual dan natural.

 

"Kita selalu dianggap tertinggal dengan etintas lain. Sayangnya stigma ini sendiri terkadang dinikmati oleh para pengurus NU, baik di tingkat cabang maupun MWC, Ranting, dan anak Ranting," katanya.

 

 

H Khomsun menambahkan, hal itu perlu diubah bersama-sama, yakni berupaya menjadikan NU sebagai sebuah jamiyah yang terus bisa beradaptasi bahkan menjadi warna yang dominan di segala zaman.

 

"Menjadi jamiyah yang memiliki SDM berkualitas yang mantap dan stabil sudah bukan zamannya tradisional adalah keniscayaan," ucapnya.

 

Menurutnya, untuk mencapai itu diperlukan sebuah konsep, perencanaan, dan strategi pelaksanaan yang bagus sehingga organisasi berjalan bukan dengan semata mengandalkan keberuntungan dan keramatnya saja, namun jamiyah berjalan dengan sinergi ( menyambungnya satu elemen dengan elemen yang lain).

 

"Harus terkonsolidasi (antar elemen disatukan dengan sebuah kesamaan kepentingan dan tujuan bersama serta cara yang sama pula untuk mewujudkannya) sehingga kemandirian NU, baik dalam mandiri dalam berkhidmah, mandiri dalam bersikap dan mandiri dalam berfikir akan bisa terwujud," ungkapnya.

 

Dikatakan, dalam Muskercab I NU Sukoharjo ini dilaksanakan memperluas kepesertaannya dengan maksud untuk membangun tonggak program bagi PCNU beserta Lembaga-Lembaga yang ada di bawah PCNU dan diharapakan menjadi rujukan bagi seluruh Banom NU dalam merumuskan program dan kegiatan masing-masing selama 5 tahun ke depan.

 

"Kami berharap, arah kebijakan umum PCNU Sukoharjo masa khidmat 2021-2026 ini akan menjadi acuan bagi setiap komisi dalam membahas rancangan program kerja dan kegiatan," 

 

Kontributor: Masri Zaini
Editor: M Ngisom Al-Barony


Regional Terbaru