
Kegiatan rutinan muslimat dan fatayat nu Desa Padasari, Jatinegara, Kabupaten Tegal (Foto: NU Online Jateng/Tahmid)
Tahmid
Kontributor
Tegal, NU Online Jateng
Kegiatan rutinan Muslimat Fatayat (Rumat) Nahdlatul Ulama (NU) Desa Padasari, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, selain untuk majelis ilmu juga untuk silaturahim sesama anggota.
Â
Ketua Pimpinan Ranting (PR) Fatayat NU Padasari Windi Astuti menyampaikan, kegiatan rutinan muslimat fatayat NU sudah berlangsung cukup lama. Selain pertemuan rutin anggota juga dimanfaatkan untuk majelis ilmu dengan mengundang ustadz-ustadzah secara bergantian.
Â
"Alhamdulillah, majelis ini masih terus kita lestarikan. Ini tidak lain adalah untuk menyiapkan generasi penerus bagaimana muslimat dan fatayat NU di Desa Padasari terus maju dan berkembang tidak hanya dalam bidang agama saja, akan tetapi di bidang-bidang lainnya juga kita dorong," ujarnya.
Â
Disampaikan, pertemuan rutinan kali ini merupakan pertemuan yang kedua kalinya setelah meredanya virus Covid-19 bertempat di kediaman Siti Nur Afifah pada Ahad (12/12).
Â
"Diawali dengan pembacaan Maulid Diba'i dipimpin senior Jamiyah Al-Hidayah Ibunda Watri dilanjutkan dengan pembukaan, Mars Muslimat, Mars Fatayat, Syubbanul Wathon, dan diakhiri dengan Mars Perempuan Aswaja," terangnya kepada NU Online Jateng, Kamis (15/12).
Â
Pembina Fatayat Padasari Nur Hidayah mengajak kepada Muslimat dan Fatayat untuk memajukan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan menjaga kesehatan anak-anak generasi masa depan jangan sampai terkena penyakit stunting.
Â
Acara rutinan diisi kajian kitab kuning oleh Pengurus Ranting NU Padasari Ustadz M Aris Sadirin. Menurutnya, jika telinga bersuara 'nging' biasanya orang desa itu menyimpulkan lagi digunjing sama tetangga sama teman atau yang lainnya.
Â
"Ketika telinga kita bersuara nging, pada hakikatnya kita lagi sejalan lagi nyambung dengan Nabi Muhammad SAW yang mana kita di sunahkan membaca Shalawat nabi," ujarnya.
Â
Dirinya berharap, kader Muslimat dan Fatayat mohon bisa mengagendakan kegiatan pembelajaran pemulasaraan jenazah. Dari memandikan dan mengkafani jangan hanya mengandalkan lebe atau ustadz. "Kader Fatayat pun harus bisa merawat jenazah," pungkasnya.
Â
Kontributor: Tahmid
Editor: M Ngisom Al-Barony
Terpopuler
1
Pesan Guru Besar IAIKU Blora untuk Alumni MA-SMK NU Pati: Jadilah Pencinta Ilmu Sepanjang Hayat
2
Kekompakan Warga Nahdliyyin Saat Haji di Madinah
3
PC MDS Rijalul Ansor Kabupaten Kendal Masa Khidmah 2024-2028 Resmi Dikukuhkan, Berikut Susunan Pengurusnya
4
Semarang Bergabung dalam Aliansi Kota Jalur Sutra Maritim
5
Banser dan Garda Fatayat Klaten Amankan Kirab Tri Suci Waisak 2025, Wujud Toleransi Keberagamaan
6
Khutbah Jumat: Madharat Judi Online dan Narkoba
Terkini
Lihat Semua