• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Senin, 29 April 2024

Regional

PWNU Jateng: Islam Hadir di Indonesia melalui Proses Panjang

PWNU Jateng: Islam Hadir di Indonesia melalui Proses Panjang
Kegiatan halaqah Fiqih Peradaban II di Kabupaten Magelang (Foto: NU Online Jateng/Huda)
Kegiatan halaqah Fiqih Peradaban II di Kabupaten Magelang (Foto: NU Online Jateng/Huda)

Magelang, NU Online Jateng
Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Hudallah Ridwan Naim mengatakan, berkembangnya Islam di Indonesia adalah Islam yang sudah berpengalaman yang dibawa oleh para ulama melalui proses yang sangat panjang. 


"Masuknya Islam bukan dari Arab langsung ke Indonesia, tetapi melalui proses yang panjang dari para maha guru. Islam datang ke Indonesia sudah berpengalaman, dan warga Indonesia sudah berpengalaman. Itulah wajah islam Indonesia bisa moderat hingga kini," ujarnya.


Hal itu disampaikan Sekretaris PWNU Jawa Tengah Gus Huda panggilan akrabnya pada acara Halaqah Fiqih Peradaban II di Pesantren Nur Muhammad, Grabag, Kabupaten Magelang pada Kamis, (21/12/2023).


Disampaikan, ketika Islam masuk di Indonesia masyarakatnya pun sudah berpengalaman. Bahkan, lebih berpengalaman dari masyakarat Arab. Makanya wajar kalau masuknya Islam di Indonesia menjadi Islam yang sangat dinamis. Itu menjadi sebuah penguat tradisi yang ada di bumi Nusantara.


"Peradaban merupakan wujud konkret dari konsep rahmah. Maka bagaimanapun juga  nahdliyin harus andil dalam membangun peradaban. Halaqah Fiqih Peradaban kali ini mengangkat tema 'Perkembangan Islam Indonesia dalam Membangun Perabadan Nusantara' sangat tepat untuk mengingatkan kembali pada proses peradaban Islam di Indonesia," terangnya.
 


Pengurus Lembaga Bahtsul Masali (LBM) PBNU KH Darul Azka dalam pemaparannya menjelaskan perbedaan metode dakwah dahulu dan sekarang. Jika dahulu para ulama minim menjelaskan tetapi hanya dengan menyontohkan saja. 


"Tetapi, zaman sekarang ulama harus pula menjelaskan, karena generasi zaman sekarang kritis-kritis. Apalagi ciri ulama itu bersifat solutif, menjawab persoalan-persoalan umat," ucapnya.


Oleh karena itu para ulama dan kiai NU sekarang tidak cukup dengan menyampaikan risalah dakwah 1 arah, akan tetapi harus 2 arah yakni dengan dialogis. "Hal ini dimaksudkan agar ada komunikasi timbal balik antara narasumber dengan audien sehingga dapat dipahami secara tuntas," ungkapnya.


Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Magelang KH Ahmad Izzudin Abdurrahman dalam membuka acara menyampaikan sembari berkelakar “Ada kalanya kita mengisi otak, bukan hanya mengisi kotak saja.”


Halaqah Fiqih Peradaban II dihadiri oleh 50 peserta. Terdiri para pengurus Nahdlatul Ulama, dan jajaran Fatayat, dan Muslimat. Dihadiri oleh Pengurus LBM PBNU KH Darul Azka, Sekretaris PWNU Jateng KH Hudalloh Ridwan, Ketua PCNU Kabupaten Magelang KH Ahmad Izzudin Abdurrohman, dan juga dihadiri Kepala Kemenag Kabupaten Magelang, H Muhammad Miftah.


Pengirim: Hudallah


Regional Terbaru