Semarang, NU Online Jateng
Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang menarik seluruh mahasiswanya yang mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) kembali ke kampus untuk menjalani proses perkuliahan berikutnya.
Rektor Unwahas Semarang Prof KH Mudzakir Ali mengatakan, tahun 2023 Unwahas menerjunkan 1.006 mahasiswa KKN di beberapa daerah di Jateng dan mancanegara. Masa KKN sudah selesai, mereka ditarik kembali ke kampus.
"Sebelum melanjutkan program perkuliahan berikutnya, mereka mengikuti karnaval budaya yang digelar dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Kemerdekaan RI dan dies natalis ke-23 Unwahas di kampus 2 Unwahas, Kamis (24/8/2023) lalu," kata Prof Mudzakir di Semarang.
Disampaikan, karnaval budaya merupakan kegiatan tahunan untuk menyemarakan dies natalis dan HUT kemerdekaan Indonesia. "Semangat kemerdekaan yang selaras dengan semangat dies natalis Unwahas ini dijadikan pemicu tumbuhnya semangat dalam membangun peradaban bangsa melalui pendidikan," ujarnya.
Unwahas lanjutnya, adalah perguruan tinggi NU di Kota Semarang saat ini telah tumbuh menjadi perguruan tinggi yang besar, bukan hanya dari segi infrastuktur namun juga dari segi kualitas dan jumlah mahasiswa yang terus meningkat.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Unwahas Ali Martin menjelaskan, bersama ratusan peserta karnaval budaya dari civitas akademika dan warga sekitar kampus 2 Unwahas di Nongko Sawit Gunungpati Kota Semarang, dengan antusias peserta KKN mengikuti kegiatan ini
Dikatakan, kegiatan karnaval budaya tahun ini pertama kali digelar di kawasan Kampus 2 Unwahas Gunungpati dengan menempuh jarak kurang lebih 2 kilometer. "Peserta karnaval memakai pakaian adat berbagai daerah dan menampilkan berbagai seni pertunjukan dan tradisi lainnya kepada masyarakat sekitar," terangnya.
Muhammad Rafi Maulana Abdi mahasiswa KKN wilayah Karimunjawa mengaku senang mengikuti serangkaian acara karnaval sekaligus penarikan KKN ke-30. Bersama kelompoknya memperkenalkan pakaian khas dari Karimunjawa yang masuk dalam bagian Kabupaten Jepara yaitu tenun ikat torso kepada masyarakat sekitar.
“Kebetulan kami semua dari Jepara, jadi kita pengen mengenalkan kain khas Jepara dengan baju dari bahan dasar ikat troso Jepara,” pungkasnya.
Penulis: Samsul Huda
