• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Rabu, 1 Mei 2024

Regional

SEMARAK RAMADHAN

Pesantren Kilat Pelajar NU, IPNU-IPPNU di Batang Ajak Santri Dalami Al-Qur'an

Pesantren Kilat Pelajar NU, IPNU-IPPNU di Batang Ajak Santri Dalami Al-Qur'an
Kiai Akhlis Zamroni (Foto: NU Online Jateng/Bagas)
Kiai Akhlis Zamroni (Foto: NU Online Jateng/Bagas)

Batang, NU Online Jateng
Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) SMK Ma'arif NU 01 Limpung, Kabupaten Batang menggelar Pesantren Kilat (Peslat) Ramadhan pada Kamis (13/4/2023) di Lapangan Sport Nusa SMK Ma'arif NU 01 Limpung.


Untuk menggembleng peserta, pihak pengurus IPNU-IPPNU menghadirkan Kiai Akhlis Zamroni untuk memberikan wejangan atau taushiyah seputar Nuzulul Qur'an. "Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkannya Al Qur'an yaitu tepatnya pada tanggal 17 Ramadhan," ucap Kiai Akhlis Pengasuh Pesantren Al-Muhibbin Limpung, Batang itu.


Disampaikan, Al-Qur'an diturunkan di dunia sebagai Hudallinnas atau petunjuk bagi manusia. "Meski sebagai petunjuk bagi manusia tetapi tidak semua manusia akan mendapatkannya karena ada sebagian manusia secara fisik berupa manusia namun perilakunya seperti hewan," ujarnya.


Alumni santri Pondok Ma'hadul Ilmi As-Syar'ie (MIS) Sarang, Rembang itu meneruskan bahwa Al-Qur'an diturunkan ke dunia untuk orang yang bertakwa kepada Allah atau Hudallil muttaqin. "Karena Allah memberikan hidayah atau petunjuk hanya kepada orang yang bertakwa saja," terangnya.


Dirinya menyebut, apabila ingin mendapatkan hidayah oleh Allah melalui Al-Qur'an harus juga mengimani empat kitab suci Allah yaitu Al-Qur'an dengan bahasa Arab, Kitab Injil berbahasa Suryani, Taurat berbahasa Tarbani, dan Zabur menggunakan bahasa Qibthi.


Kiai Mluis yang juga Dosen di Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang dan Sekolah Tinggi Islam (STI) Kendal itu mengatakan bahwa menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya itu memang berat, terlebih lagi melaksanakan puasa.


"Memang menjalankan perintah Allah itu berat, apalagi berpuasa dengan menahan haus, lapar, dan sesuatu yang membatalkannya," ucapnya.


Menurutnya, salah satu kesalahan sebagian orang itu ketika melaksanakan niat bersama setelah shalat tarawih, mereka banyak yang hanya diucapkan secara lisan namun tidak diucapkan dalam hatinya.


Guru Agama Islam di SMK Ma'arif NU 01 Limpung itu mengatakan bahwa puasa merupakan kenikmatan yang luar biasa sesuai sabda nabi, Lishoimi farhatani farhatun inda ifthor wa farhatun indal liqo' robbihi ilal qiyamah.


"Kebahagiaan orang yang berpuasa itu ada dua yaitu ketika berbuka puasa bagi orang-orang yang serius dalam menjalankannya dengan meninggalkan empat perkara yaitu ghibah (mengunjing), khidzbun (berbohong), namimah (beradu domba), dan hasud (iri dengki)." katanya kepada NU Online Jateng, Sabtu (15/4/2023).


Disampaikan, kebahagiaan orang yang berpuasa kedua adalah bisa berhadapan langsung dengan Allah "Orang yang berpuasa dengan bersungguh-sungguh, nantinya ketika masuk surga akan dibertemu langsung dengan Allah karena tidak semua orang yang masuk ke dalam surga bisa bertemu langsung dengan Allah Subhanahu wa ta'ala," pungkasnya.


Pengirim: Bagas Adiakso


Regional Terbaru