Regional

MWCNU dan Forkopimcam Tahunan Jepara Gelar Ngaji Bareng di Bulan Ramadan

Sabtu, 8 Maret 2025 | 04:00 WIB

MWCNU dan Forkopimcam Tahunan Jepara Gelar Ngaji Bareng di Bulan Ramadan

MWCNU Kecamatan Tahunan bersama Forkopimcam Tahunan Jepara menyelenggarakan Ngaji Bareng di Mushala Kecamatan Tahunan, Jepara, pada Rabu (5/3/2025).

Jepara, NU Online Jateng 

Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Tahunan bersama Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Tahunan kembali menyelenggarakan Ngaji Bareng di Mushala Kecamatan Tahunan, Jepara, pada Rabu (5/3/2025). Tahun ini merupakan Ramadan ketiga pelaksanaan kegiatan tersebut.


Ngaji Bareng diawali dengan shalat Zuhur berjamaah, dilanjutkan dengan kajian fikih puasa yang disampaikan oleh Kiai Muhammad Rosif Arwani. Dalam kesempatan ini, Kiai Rosif membedah kitab Bahjatul Wasail karya Syekh Nawawi al-Bantani.


Dalam sambutannya, Camat Tahunan Nuril Abdullah menyampaikan bahwa Ramadan merupakan momentum yang tepat untuk memperbaiki diri, introspeksi, serta memperkuat pemahaman agama.


"Kami, Forkopimcam Tahunan bersama MWC NU Tahunan, mengadakan shalat Zuhur berjamaah dan Ngaji Bareng di Mushala Kecamatan Tahunan. Selain untuk menambah ilmu, kegiatan ini juga menjadi sarana mempererat silaturahmi antara ulama dan umara, yang sangat dibutuhkan dalam membangun Kecamatan Tahunan khususnya dan Kabupaten Jepara pada umumnya," ungkap Nuril.


Sementara itu, Kiai Rosif Arwani dalam kajiannya menjelaskan bahwa puasa adalah perintah Allah yang telah diwajibkan kepada umat beriman sejak zaman para nabi terdahulu.


"Hanya saja berbeda dalam waktu dan lamanya. Seperti puasa Nabi Nuh AS yang berlangsung selama satu tahun, puasa Nabi Daud AS yang sehari berpuasa dan sehari berbuka," jelas Kiai Rosif.


Ia juga menambahkan bahwa ada nabi yang diwajibkan berpuasa selama 50 hari, sementara yang lain hanya satu bulan, seperti puasa Nabi Isa AS dan Nabi Muhammad saw.


Lebih lanjut, Kiai Rosif mengutip kitab Bahjatul Wasail yang menyebutkan bahwa salah satu metode menyempurnakan pahala puasa adalah dengan menjaga tujuh anggota tubuh dari kemaksiatan.


"Kita harus bisa menjaga lisan dari ghibah, dusta, dan berbohong; menjaga mata dari melihat sesuatu yang diharamkan; menjaga telinga dari mendengar ucapan yang diharamkan; serta menjaga tangan, kaki, dan kemaluan dari perbuatan dosa," terang Katib Syuriyah MWC NU Tahunan tersebut.


Ia pun menutup kajiannya dengan menyampaikan sabda Rasulullah saw:


"Barang siapa yang berpuasa karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa yang telah lalu," pungkas Kiai Rosif, yang juga pengasuh Pondok Pesantren An-Nur Mangunan, Tahunan, Jepara.