Regional

Mahasiswa IBN Tegal Ikuti Bedah Buku ‘Kubah’ Karya KH Ahmad Tohari

Senin, 30 September 2024 | 11:00 WIB

Mahasiswa IBN Tegal Ikuti Bedah Buku ‘Kubah’ Karya KH Ahmad Tohari

(Foto: Dok. Istimewa)

Tegal, NU Online Jateng 


Mahasiswa Institut Agama Islam Bakti Negara (IBN) Tegal antusias mengikuti kegiatan bedah buku ‘Kubah’ karya KH Ahmad Tohari, penulis asal Banyumas yang juga dikenal lewat novel mendunia ‘Ronggeng Dukuh Paruk’. Acara tersebut berlangsung di aula IBN Slawi, Tegal, atas inisiatif Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Tanpa Titik, pada Ahad, (29/9/2024).


Novel Kubah yang terbit pada 1981, dinobatkan sebagai buku terbaik oleh Yayasan Buku Utama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), dan telah diterjemahkan ke dalam tiga bahasa yakni Jepang, Belanda, dan Inggris. 


KH Ahmad Tohari, sosok Nahdliyin dari Banyumas sekaligus penulis Novel Kubah, hadir dalam acara tersebut. Ia memberikan pesan kepada para mahasiswa dan peserta tentang pentingnya melestarikan budaya literasi dan jati diri masyarakat lokal. 


“Kebudayaan masyarakat Tegal harus dijaga, dan saya mengusulkan adanya gerakan kebudayaan berupa kamus bahasa Tegal secara rutin,” ujar Tohari.


Ketua panitia kegiatan Bedah Buku dari LPM Tanpa Titik, Navis Mughni Pahlevi menyampaikan bahwa acara ini bertujuan untuk membangkitkan kembali minat literasi di kalangan mahasiswa dan masyarakat. 


“Literasi sangat memprihatinkan di era sekarang, apalagi buku Kubah ini penting sebagai warisan sejarah kebudayaan bangsa Indonesia,” ujarnya.


Salah satu peserta, Maadah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga alumni IBN tahun 2009, turut menambahkan bahwa bedah buku ini memberikan inspirasi besar. 


“Kami mendukung usulan KH Ahmad Tohari agar Gedung Rakyat di Slawi dinamai Ki Enthus Susmono, tokoh budayawan lokal yang telah berjasa pada kebudayaan dan mendunia,” tuturnya.


Selain itu, Maadah juga menyampaikan komitmen legislatif untuk menindaklanjuti usulan tersebut sebagai langkah nyata melestarikan kebudayaan lokal.


Pada kesempatan itu, peserta diajak mendalami gagasan besar rekonsiliasi tragedi 1965 yang diangkat dalam Novel Kubah. Gus Dur pernah menyebut dalam sampul buku itu bahwa Kubah adalah karya penting yang ditulis pada 1979 dan terbit dua tahun kemudian.


Sebagai informasi, acara ini dihadiri oleh ratusan peserta, mulai dari mahasiswa, Dosen IBN, Dewan Kebudayaan Kabupaten Tegal (DKD), hingga tamu undangan.


Kontributor: Tahmid