Lawinda Rahmawati
Penulis
Semarang, NU Online Jateng
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Tegal menarik peredaran Buku Pelajaran Ahlussunnah Waljama’ah "Ke-NU-an" Jilid I untuk Kelas 2 yang diterbitkan Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMINU) atau Asosiasi Pesantren-pesantren NU Tegal.
Hal tersebut merupakan tindak lanjut surat edaran dari Lembaga Pendidikan (LP) Maa’rif NU Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Rapat Pleno PBNU pada Ahad (28/7/2024).
“Tindakan kami dengan menerbitkan Surat Edaran untuk PC LP Maarif dan RMI Kabupaten Tegal agar mencabut buku tersebut sebagai tindak lanjut edaran LP Maarif PBNU," kata Ahmad Saiful Bahri, Sekretaris PCNU Kabupaten Tegal kepada NU Online, Kamis (1/8/2024).
Di samping itu, PCNU Tegal juga sudah melakukan pendalaman atas penerbitan buku tersebut. Ia menyebut pihaknya akan melaporkan hasil penelusurannya itu kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
"Terakhir hari ini, kami rapat PCNU dan akan melaporkan hasil penelusuran kami kepada PWNU dan PBNU,” katanya.
Ia menyampaikan bahwa PCNU Kabupaten Tegal telah menerima laporan mengenai kesalahan penulisan sejarah dalam buku yang dimaksud. Karenanya, pada 10 Juli 2024 lalu, PCNU Kabupaten Tegal mengundang ketua PCNU masa khidmah 2016-2021 selaku penanggung jawab.
“Sebelum ada edaran dari LP Ma’arif PBNU, PCNU Kabupaten Tegal sudah menerima aduan dari warga berkaitan dengan keberadaan buku tersebut, yang dianggap ahistoris, khususnya terkait dengan sejarah tokoh pendiri NU,” tuturnya.
Hingga saat ini, PCNU Kabupaten Tegal telah menghadirkan pihak-pihak terkait yang berhubungan langsung dengan Buku Pelajaran Ahlussunnah Waljama’ah "Ke-NU-an" Jilid I untuk Kelas 2 mulai dari proses penyusunan hingga diterbitkan.
“Sebelumnya, kita sudah berhasil menghadirkan ketua RMI 2016-2022 selaku penerbit saat itu. Kami secara maraton sudah menghadirkan semua pihak yang terkait dan terlibat dalam proses penyusunan,” katanya.
Ahmad turut menyampaikan harapannya atas ditemukannya Buku Pelajaran Ahlussunnah Waljama’ah "Ke-NU-an" Jilid I untuk Kelas 2 yang diduga terdapat adanya distorsi sejarah pendirian Nahdlatul Ulama didalamnya.
“Harapan kami, hal ini dapat menjadi pembelajaran bagi LP Ma’arif beserta RMI serta semua pihak untuk bersama-bersama melakukan pembenahan. Khususnya terkait dengan materi panduan buku ajar Ke-NU-an yang diajarkan di semua lembaga NU,” tutupnya.
Terpopuler
1
Ahad Kliwonan dan Pelantikan Pengurus NU Se-Tawangsari Digelar di Panggung Alam Taruwongso
2
Pesantren Tarbiyatul Qur’an Al Waro’ Juwiring, Warisi Perjuangan Kiai Muslimin Santri Pendherek KH Al Mansur Popongan
3
Abu Sampah Disulap Jadi Paving, Inovasi Hijau LPBI NU dan Banser Trangkil
4
Dosen IAI An-Nawawi Purworejo Tawarkan Konsep At-Takāmul At-Takayyufi dalam Pendidikan Moderasi Beragama
5
Gerakan Pemuda Ansor: Pilar Pembangunan dan Pemersatu Dinamika Desa
6
Khutbah Jumat: Pelajaran Yang Tersirat Dalam Ibadah Haji
Terkini
Lihat Semua