KH. Sulton Syair: Mengingat dan Mendoakan Orang Meninggal Membawa Berkah
Selasa, 6 Agustus 2024 | 13:00 WIB
Kendal, NU Online Jateng
Pengasuh Pesantren Al-Hidayah Limpung, Batang, Jawa Tengah, KH Sulthon Syair menyampaikan pentingnya mengingat dan mendoakan orang yang telah meninggal. Menurutnya, hal tersebut dapat membawa berkah bagi kehidupan masyarakat.
“Dahulu, banyak masyarakat di sini yang hidup dalam kemiskinan. Namun, meskipun mereka miskin, mereka tidak pernah melupakan orang-orang yang telah meninggal. Mereka selalu mendoakan orang yang telah berpulang,” ujar Kiai Sulthon saat memberikan ceramah pada Haul Mbah Idris bin Aqrobuddin, Desa Karangmalang Wetan, Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal, Ahad (4/8/2024).
Kiai Sulton mengutip sebuah pepatah yang sarat makna. Perpatah itu berbunyi “Barang siapa yang mengingat orang yang meninggal, maka orang yang meninggal akan mengingat kita.”
Menurutnya, pepatah ini bukan sekadar kata-kata. Lebih dari itu, di dalamnya terdapat sebuah ajaran yang terbukti membawa berkah.
“Mendoakan orang yang telah meninggal adalah salah satu cara kita untuk menjaga hubungan spiritual dengan mereka. Ketika kita mendoakan mereka, kita juga mendapatkan keberkahan dari Allah SWT,” tuturnya.
Lebih lanjut, Kiai Sulton mengajak para jamaah untuk senantiasa mengingat dan mendoakan para alim ulama, habaib, orang tua, dan orang-orang alim lainnya yang telah meninggal dunia. Hal tersebut ia jelaskan berkaitan dengan konsep 'tabarrukan', yakni mencari berkah dari orang-orang saleh.
“Mereka adalah orang-orang yang telah memberikan banyak kebaikan dan ilmu kepada kita. Dengan mendoakan mereka, kita juga berharap mendapatkan berkah dari ilmu dan kebaikan yang mereka tinggalkan,” ucapnya.
Ia mengatakan, doa adalah bentuk ibadah yang sangat kuat yang mampu memperkuat hubungan dengan Allah SWT dan membuka pintu-pintu keberkahan. Demikian pula doa untuk orang yang telah meninggal, tidak hanya membawa kebaikan bagi mereka yang didoakan, tetapi juga bagi yang mendoakan.
“Apalagi jika kita mengingat dan berdoa untuk para alim ulama, habaib, orang tua, dan orang-orang alim lainnya. Mereka adalah tempat kita bertabarruk, mencari keberkahan dari kebaikan dan ilmu yang mereka miliki,” terangnya.
Dalam pungkasan ceramahnya, Kiai Sulton mengajak seluruh jamaah untuk tidak melupakan orang-orang yang telah meninggal, terutama para alim ulama dan orang-orang yang berjasa dalam hidup.
“Mereka mungkin sudah tiada, tetapi kebaikan dan ilmu mereka tetap hidup dalam diri kita. Jangan pernah berhenti mendoakan mereka, karena doa kita adalah bentuk penghormatan dan tanda cinta yang tulus,” pungkasnya.
Sebagai informasi, acara ini juga dihadiri Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri Inisiatif Terprogram (MIT) ke-18 Posko 121 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Kota Semarang.
Pengirim: Arina Aina Na'ma
Terpopuler
1
Ketum PBNU: Warga NU Harus Teguh pada Mazhab Aswaja, Tak Boleh Buat Mazhab Sendiri
2
Pengajian Rutin Ahad Kliwon MWCNU Weleri Hadirkan Mustasyar PWNU Jateng, Jamaah Meluber hingga ke Seberang Jalan
3
Ahad Kliwonan dan Pelantikan Pengurus NU Se-Tawangsari Digelar di Panggung Alam Taruwongso
4
Launching Buku Saku LKK PWNU JATENG: Tiga Panduan Menuju Keluarga Maslahah Diluncurkan di Hari Buku Nasional
5
Masjid Agung Demak: Warisan Wali Songo yang Kini Jadi Magnet Wisata Religi Modern
6
LKK PWNU Jateng Perkuat Sinergi Dengan Tiga OPD Tekankan Penguatan Keluarga Dari Berbagai Sektor
Terkini
Lihat Semua