• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Rabu, 8 Mei 2024

Regional

Cegah Kekerasan Seksual, Mahasiswa KKN UIN Semarang Gelar Penyuluhan

Cegah Kekerasan Seksual, Mahasiswa KKN UIN Semarang Gelar Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan tentang kekerasan seksual oleh tim KKN UIN Walisongo Semarang (Foto: Dok)
Kegiatan penyuluhan tentang kekerasan seksual oleh tim KKN UIN Walisongo Semarang (Foto: Dok)

Demak, NU Online Jateng
Maraknya kekerasan teksual pada perempuan dan anak akhir-akhir ini menjadi keprihatinan semua pihak, tidak terkecuali para mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) asal Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.


Untuk mencegah maraknya tidakan kekerasan seksual, Tim KKN  MIT ke 16 Posko 130 menggelar penyuluhan kekerasan seksual yang menargetkan remaja desa di Kelurahan Candisari, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. 


Tim KKN UIN Walisongo di Posko 130 Demak Refi Agustina mengatakan, penyuluhan pencegakan tindakan kekerasan seksual terharap perempuan dan anak sebagai upaya untuk meminimalisir tindakan perilaku menyimpang.


"Ini tidak bisa kita biarkan, kami dari tim KKN menginisiasi mengadakan penyuluhan untuk memberikan edukasi dampak yang ditimbulkan dan cara pencegahannya," ujarnya dalam siaran pers yang diterima redaksi NU Online Jateng, Senin (24/7/2023).


Disampaikan, untuk memberikan edukasi kepada masyarakat di Kelurahan Candisari pihaknya menghadirkan narasumber Koordinator Posyandu Remaja Mifro’ah, Sekretaris Desa Mulyadi, dan Bidan Desa Dwi Cipto Astuti.

 


Dijelaskan, kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan Ahad (16/7/2023) ini merupakan  kegiatan edukasi terhadap remaja mengenai seberapa pentingnya belajar terkait seksualitas guna menjaga perempuan dan anak-anak terhindar dari tindak kekerasan seksual. 


"Sekaligus meningkatkan awareness para remaja dalam hal menjaga diri dari lingkungan yang tidak baik," terangnya.


Bidan Desa Dwi Cipto Astuti mengungkapkan, tindak kekerasan seksual berawal dari pengaruh lingkungan dan kebiasaan. Sehingga perlu adanya pengawasan dan pengendalian ruang gaul anak. 


"Selain itu, anak-anak perlu mengetahui lingkungan yang baik untuk dirinya dan bisa mengerti sentuhan yang aman dan tidak aman serta berani mengatakan tidak pada sesuatu yang dianggap tabu," tegasnya.


Menurutnya, kekerasan seksual pada remaja sangat diperlukan karena dapat memberikan bekal terhadap mereka mengenai seberapa penting tubuh kita dan tidak sembarang orang dapat menyentuhnya. 


"Dengan adanya pembekalan ini dapat memberikan gambaran seperti apa bentuk kekerasan seksual yang sering terjadi sehingga merea mampu mengenali dan menolak terhadap tindakan kekerasan seksual di lingkungan sekitar," pungkasnya. (*)
 


Regional Terbaru