• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Selasa, 30 April 2024

Pendidikan Tinggi

Peduli Lingkungan, Mahasiswa Unwahas Semarang Dirikan Rumah Sampah

Peduli Lingkungan, Mahasiswa Unwahas Semarang Dirikan Rumah Sampah
Kegiatan sosialisasi pengelolaan sampah oleh mahasiswa Unwahas Semarang (Foto: NU Online Jateng/Rifqi)
Kegiatan sosialisasi pengelolaan sampah oleh mahasiswa Unwahas Semarang (Foto: NU Online Jateng/Rifqi)

Semarang, NU Online Jateng
Mahasiswa yang tergabung dalam Korp Suka Rela (KSR) Palang Merah Indonesia (PMI) Unit Unwahas Semarang melakukan program pembinaan masyarakat dalam mengolah limbah rumah tangga. 


Komandan KSR PMI Unwahas Semarang Siska Maulida mengatakan, program peduli lingkungan dipilih para relawan PMI Unwahas karena merasa prihatin dengan sampah yang menggunung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).


"Rumah Sampah ini adalah Program Penguatan Kapasitas (PPK) Organisasi Mahasiswa (Ormawa). Dari berbagai rencana, kita pilih pengelolaan sampah karena kami prihatin sampah yang menggunung di TPA," ujarnya.


Ia katakan hal itu seusai melakukan monitoring pembuatan pupuk organik dan progres pembangunan rumah sampah di desa binaan, RW 2 Desa Pongangan, Gunungpati, Kota Semarang, Sabtu (7/10/2023).


Bahkan lanjutnya, tidak sedikit pula sampah yang menyumbat selokan dan sungai. Kondisi tersebut berdampak pada banjir di musim hujan dan munculnya bibit penyakit.


"Kita berikhtiar sedikit demi sedikit agar sampah itu tidak sampai ke TPA. Caranya ya dikelola, ada yang masih bisa menghasilkan uang atau diolah untuk keperluan lain," terang mahasiswi jurusan Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam (FAI).


Ketua pelaksana kegiatan PPK Ormawa KSR PMI Unwahas Siti Barkah Oktaviana menjelaskan program peduli lingkungan merupakan bagian dari solusi agar organisasi relawan PMI berbasis mahasiswa Unwahas bermanfaat bagi masyarakat.


"Pengelolaan sampah kita pilih karena terasa lebih pas dengan KSR yang biasanya berperan aktif dalam kegiatan kebencanaan. Nah, mengolah sampah ini merupakan bagian mitigasi bencana yang luar biasa lengkap," ucapnya.


Mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) ini lantas menguraikan, pengelolaan sampah dimulai dari pemilihan hingga membuatkan rumah sampah. Ada yang perlu dibersihkan dan disimpan untuk dijual sebagai rosok seperti plastik, kaca, dan besi. Sedangkan untuk sisa sayuran yang tidak dimasak bisa dibuat pupuk.


"Untuk sampah plastik sudah ditampung oleh kelompok dasa wisma setempat. Ini sudah jelan sebelum ada program dari KSR," bebernya.


Disampaikan, para mahasiswa juga mengajarkan masyarakat untuk membuat pupuk organik dari sisa sayuran yang tidak dimasak. "Untuk sayuran yang tidak dipakai bisa diolah menjadi pupuk kering dan basah. Ini kita adakan pelatihan dan kita dampingi dal bentuk monitoring berkala. Kemudian ada juga pelatihan ekonomi kreatif atau e-kraf. Ini juga mengolah sampah," paparnya.


Dosen pendamping kegiatan sekaligus pembina KSR PMI Unwahas Ifada Retno Ekaningrum mengaku bangga dengan kreativitas para relawan PMI Unwahas dalam aktivitas ekstrakurikuler.


"Selaku pembina, kami tentunya bangga dengan adik-adik mahasiswa KSR yang semakin kreatif dalam kegiatan. Ini tentu harus mendapatkan dukungan yang konkret ya agar generasi selanjutnya bisa lebih baik lagi," ungkapnya.


Kaprodi S3 PAI di FAI Unwahas ini melanjutkan, sejak pertama KSR PMI Unit Unwahas berdiri, dirnya sudah mendapat peran sebagai pembina. Karena itu, ia mengetahui betul perkembangan dari tahun ke tahun.


"Dari yang sejak pertama responsif di kebencanaan sampai ke beberapa daerah, sempat mengalami penurunan karena pandemi semua aktivitas online. Jadi hanya bisa melakukan spraying disinfektan di kampus dan pemukiman warga sekitar, alhamdulilllah sekarang ini berangsur-angsur kembali aktif," pungasnya.


Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat 
 


Pendidikan Tinggi Terbaru