Pendidikan Tinggi

Mahasiswa PPK Ormawa BEM FITK Unsiq Jateng Lakukan Simulasi Tanam Jahe Merah di Desa Banjar

Selasa, 12 Agustus 2025 | 18:35 WIB

Mahasiswa PPK Ormawa BEM FITK Unsiq Jateng Lakukan Simulasi Tanam Jahe Merah di Desa Banjar

Penyuluh pertanian dari Dispaperkan Wonosobo tengah melakukan simulasi penanaman bibit jahe merah. (Foto: Muharno Zarka/NU Online Jateng)

Wonosobo, NU Online Jateng 

Mahasiswa peserta Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sains Al-Qur'an (Unsiq) Jawa Tengah di Wonosobo mengajak petani Desa Banjar Kecamatan Kertek untuk melakukan simulasi penanam bibit jahe merah di lahan pertanian milik warga setempat. 

 

Simulasi penanaman bibit jahe merah tersebut dilakukan setelah sejumlah petani usai mengikuti acara pelatihan Litera Ksetra atau literasi pertanian dari Balai Pelaksana UTPB dan penyuluh pertanian Dispaperkan Wonosobo. 

 

Penanaman bibit jahe merah itu dilakukan secara bersama-sama oleh Kepala Desa Banjar, perwakilan Dispaperkan Wonosobo, mahasiswa peserta PPK Ormawa BEM FITK Unsiq dan anggota kelompok tani desa setempat. 

 

Ketua PPK Ormawa BEM FITK Unsiq, Hania Kholifatul Lukman, menyebut simulasi penanaman jahe merah dilakukan guna memberikan gambaran langsung bagaimana tehnik menanam bibit jahe merah yang tepat. 

 

"Penanaman bibit jahe merah ini dipilih karena memiliki prospek yang bagus dan punya nilai jual tinggi. Ke depan bukan tidak mungkin tanaman ini bisa menjadi komoditas unggulan di Desa Banjar Kertek," katanya kepada NU Online Jateng. Selasa, (12/8/2025).

 

Dengan dimulainya penanaman bibit jahe merah, imbuh dia, diharapkan masyarakat dapat termotivasi untuk mengoptimalkan lahan yang ada, mengembangkan pertanian berkelanjutan dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. 

 

Penyuluhan Pertanian Ahli Muda Dispaperkan Wonosobo Khozinul Asror menyebut budidaya jahe merah dapat dilakukan dengan beberapa cara. Seperti pemilihan bibit, cara penanaman, tehnik pemupukan dan perawatan. 

 

"Pilih bibit jahe merah yang sehat dan berkualitas, dengan mata tunas yang baik dan bebas dari penyakit. Bibit jahe merah dapat diperoleh dari rimpang jahe yang sudah tua dan sehat," jelasnya.

 

Tanaman Alternatif

Cara penanaman, lanjut dia, petani bisa menyiapkan lahan yang subur dan memiliki drainase yang baik. Bibit jahe merah paling tepat ditanam pada musim hujan, dengan jarak tanam sekitar 20-30 centimeter. Tanah harus memiliki PH yang sesuai untuk pertumbuhannya. 

 

"Perawatannya sangat mudah. Berikan pupuk yang seimbang, seperti pupuk kandang atau pupuk kimia. Pastikan tanah tetap lembab, tetapi tidak terlalu basah. Lakukan penyiangan gulma secara teratur untuk mencegah kompetisi nutrisi," paparnya.

 

Menurutnya, tanaman jahe juga perlu dimonitor secara teratur untuk mendeteksi penyakit atau hama yang ada. Jahe merah dapat dipanen setelah 8-10 bulan setelah tanam, ketika daunnya sudah menguning dan rimpangnya sudah besar.

 

"Panen jahe merah dengan hati-hati agar tidak merusak rimpang. Pastikan untuk memilih varietas jahe merah yang sesuai dengan iklim dan kondisi lahan. Lakukan rotasi tanaman untuk mencegah penumpukan penyakit dan hama," saran dia.

 

Kepala Desa Banjar, Syaifuddin, mengapresiasi upaya mahasiswa Unsiq yang telah menggelar pelatihan literasi pertanian dan simulasi penanaman bibit jahe merah di lahan milik petani. 

 

"Simulasi penanaman bibit jahe merah tersebut bukan sekadar kegiatan simbolis. Tapi merupakan langkah awal menuju program pertanian yang lebih produktif dan bernilai ekonomi tinggi bagi petani," harapnya. 

 

Ketua Kelompok Tani Desa Banjar, Nur Setyono, mengaku mendapat ilmu terkait bagaimana menanam bibit jahe merah yang tepat. Seperti jarak tanam, kondisi tanah, cara pemupukan dan pemeliharaan tanaman agar bisa menghasilkan panen yang maksimal. 

 

"Sejauh ini, sebagian petani baru membudidayakan tanaman cabe, jagung dan aneka sayuran. Jahe merah bisa menjadi alternatif tanaman yang bisa dikembangkan petani di Desa Banjar ini," ujarnya.