Rembang, NU Online Jateng
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Rembang melakukan peletakan batu pertama (ground breaking, red) Gedung Kampus Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) di kompleks Gedung Haji Rembang Jalan Pemuda KM.3 Desa Kabongan Kidul, Kecamatan Rembang Kota pada Rabu (13/12/2023).
Ketua PCNU Rembang KH Achmad Sunarto mengatakan, gedung rektorat itu rencananya akan dibangun lima lantai dengan biaya pembangunan diperkirakan Rp10 miliar. Pembangunan gedung rektorat menjadi penanda upaya bertahun-tahun PCNU Rembang memiliki perguruan tinggi.
“Untuk pendanaan kami akan melibatkan seluruh warga NU khususnya di Rembang dan juga akan mengupayakan dari luar Kabupaten Rembang,” ujarnya.
Disampaikan, doa sekaligus mengawali pembangunan gedung tersebut oleh Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) yang juga Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh Rembang didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Rembang Fahrudin beserta kiai dari PCNU Rembang dan Lasem serta sejumlah tokoh masyarakat Kabupaten Rembang.
“Tapi Gus Mus baru bisa memberi waktu hari ini, namun acara peletakan batu pertama ini sudah dimulai Kamis (6/12/2023) dengan diadakan pembacaan manakib,” terangnya.
Dikatakan, rencana pendirian perguruan tinggi NU di Rembang sudah digagas sudah cukup lama. Tahapan demi tahapan terus dikerjakan, termasuk penggalian dana dan pencarian lokasi yang strategis.
“Sudah sejak 3 tahun yang lalu, PCNU ikhtiar mencari tanah untuk perguruan tinggi. Akhirnya dapat hibah tanah 2,41 hektare di Jalan Pemuda,” jelasnya kepada NU Online Jateng, Rabu (13/12/2023).
Sekretaris Daerah (Sekda) Rembang Fahrudin mewakili Bupati dan Wakil Bupati Rembang yang berhalangan hadir mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang sangat mengapresiasi dan mendukung sepenuhnya pendirian perguruan tinggi NU Rembang.
“Pendirian gedung rektorat hingga lantai lima ini merupakan fenomenal di Rembang. Kami sangat mengapresiasi peguruan tinggi NU. Semoga PTNU Rembang kelak bisa melahirkan intelektual-intelektual muda yang berguna bagi nusa, bangsa, agama, dan khususnya bagi NU,” pungkasnya.
Kontributor: Moh Lilik Wijanarko
