Ribuan Kardus Air Minum dan Makanan Ringan Penuhi Alun-Alun Pati Jelang Aksi Demonstrasi
Selasa, 12 Agustus 2025 | 19:00 WIB
Pati, NU Online
Kantor Bupati Pati, Alun-Alun Pati bagian utara hingga depan Gedung DPRD Pati, Jawa Tengah dipenuhi tumpukan kardus-kardus berisi air minum serta makanan untuk demonstrasi yang digelar pada Rabu (13/8/2025) besok oleh rakyat Pati.
Selain kardus berisi air minum dan makanan ringan, juga tampak pisang bertundun-tundun hasil donasi warga Kabupaten Pati dan sekitarnya.
Koordinator Lapangan (Korlap) Penggalangan Donasi Aksi, Teguh Istyanto mengungkapkan, donasi masyarakat yang berupa air mineral menurutnya sudah mencukupi kuota. Namun, dikarenakan aksi nanti digelar secara berkelanjutan, ia belum bisa memastikan terkait cukup atau tidaknya logistik.
"Kira-kira (airnya) mencapai 14 ribuan dus. Jajanannya ada roti, snack, ada buah. Buahnya sedikit ya. Yang paling banyak roti," ujarnya saat diwawancarai NU Online di sela-sela mengerjakan tugasnya menata logistik, Selasa (12/8/2025).
Ia menjelaskan, donasi yang datang hingga membanjiri wilayah utara Alun-Alun Pati atau depan Kantor Bupati Pati ini, pada umumnya berasal dari masyarakat Kabupaten Pati. Selain dari Pati, ia mengatakan donasi juga datang dari Demak, Kudus, Jepara, Jakarta bahkan dari Taiwan dan Hong Kong.
"Jadi banyak sih, mereka yang merasa terpanggil. Meskipun orangnya tidak datang, tapi bantuannya datang," jelasnya.
Teguh mengatakan bahwa aksi yang digelar esok hari tidak ditunggangi pihak manapun, bahkan donasi yang terkumpul murni berasal dari swadaya masyarakat.
Ia juga menegaskan, pihaknya menolak keterlibatan berbagai kalangan untuk ikut campur saat aksi, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan organisasi masyarakat (ormas) atau organisasi lainnya.
"Jadi memang ada orang-orang yang mau masuk ke situ kita tolak. Kita ini atas nama warga Kabupaten Pati," katanya.
Ia juga menceritakan awal mula melakukan penggalangan donasi karena pihaknya merasa tidak punya sumber anggaran yang cukup untuk memenuhi kebutuhan logistik massa aksi.
Menurutnya, antara pihaknya dan masyarakat Pati terdapat kesatuan pemikiran terkait aksi yang akan digelar pada hari esok, sehingga donasi mengalir terus-menerus hingga hari ini.
"Kita murni gerakan rakyat bawah. Kita awalnya rencana aksi itu mendapat sambutan baik dari masyarakat. Terus kita mengadakan penggalangan donasi. Donasi itu tidak berupa uang. Eh, ternyata sambutannya bagus. Kami dengan warga Pati itu satu pikiran, perasaan dan hati," terangnya.
Teguh menekankan, tuntutan aksi yang digelar besok untuk menuntut Bupati Sudewo mundur dari jabatannya, meskipun kenaikan PBB dan kebijakan lima hari sekolah dibatalkan. Menurutnya, Bupati Pati saat ini telah melakukan manipulasi, pembohongan, ingkar janji serta melahirkan kebijakan yang tidak pro rakyat.
"Kalau harapan kami, mayoritas warga Pati itu menginginkan ada pergantian kepemimpinan. Itu syarat mutlak. Karena apa, karena kita sudah tidak mau lagi dipimpin beliau Bapak Sudewo. Karena banyak sekali manipulasi, banyak sekali menipu, banyak sekali berbohong bahkan ingkar janji kemudian cenderung tidak memikirkan rakyat kecil," tandasnya.
"Tidak pro rakyat kecil, justru membebani rakyat kecil," tegasnya.
Sementara itu, Lilik, salah seorang warga Pati dari Kecamatan Winong mendukung penuh penggalangan donasi dan aksi demonstrasi pada esok hari. Ia berharap, aksi yang digelar besok hari berjalan lancar.
"Harapan saya, semoga bupati bisa mengakomodir kepentingan rakyat dan menata kembali rakyat," ujarnya lantang dengan nada berharap.
Selanjutnya, Satria Pratama seorang warga asal Desa Ngepungrojo, Kecamatan Pati bersama seorang temannya terlihat sedang memantau donasi-donasi hasil penggalangan. Mereka berdua mengaku datang ke lokasi penggalangan donasi hanya untuk melihat-lihat ribuan dus berisi logistik dan suasana Alun-Alun Simpang Lima Pati yang cukup sesak dipadati warga.
Ia mengaku mendukung penuh aksi penggalangan donasi dan demonstrasi yang rencananya akan digelar besok. Menurutnya, sikap bupati Pati yang arogan menjadi faktor pemicunya.
Satria juga mengungkapkan, pembatalan kenaikan PBB yang dilakukan Bupati Sudewo hanyalah keputusan yang sarat muatan politis. "Takut jabatannya lengser, makanya kemarin dibatalkan," ucapnya.
Ia berharap, aksi besok berjalan dengan damai dan tidak anarkis. Ia meminta agar demonstran tidak merusak fasilitas umum dan lainnya. "Harapannya bupatinya turun secara kesatria atau diturunkan masyarakat," tuturnya.
Terpopuler
1
Jelang Haul Akbar Al Fithrah Semarang 2025, Panitia Siapkan Layanan Lengkap dan Imbauan Lalu Lintas
2
Pemkab Pati Kembali Terapkan Enam Hari Sekolah, PCNU Apresiasi
3
NU Pati Keluarkan Maklumat Jelang Aksi 13 Agustus
4
Puluhan Ribu Jamaah Padati Haul Akbar dan Maulidurrasul di Pesantren Al Fithrah Semarang
5
Li Scarf dan Kanamli Tampil di Jogja Fashion Week, Ning Nawal Dorong Kreativitas Lokal ke Kancah Dunia
6
Dari India untuk Indonesia: Prof Gautam Kagumi Demokrasi dan Keramahan Masyarakat Nusantara di Unwahas
Terkini
Lihat Semua