• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Rabu, 15 Mei 2024

Opini

Wakaf Uang, Nahdliyin: Dahsyat!

Wakaf Uang, Nahdliyin: Dahsyat!
foto: ilustrasi
foto: ilustrasi

Peluncuran Gerakan Nasional Wakaf Uang (GNWU) langsung dipimpin oleh Presiden Jokowi di Istana Negara, Senin  (25/1). Sebelumnya beredar berita pada akhir Oktober 2020 akan segera diluncurkan Gerakan Nasional Wakaf Tunai (GNWT) di saat peluncuran Sukuk Wakaf seri SW001 oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dan di-endorse langsung Wapres KH Ma'ruf Amin. 

 

Entah mengapa kemudian berubah menjadi Wakaf Uang. Padahal dalam dunia Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf (Ziswaf) sudah lazim dikenal sebagai Wakaf Tunai. Namun isi pidato Presiden substansinya sama dengan 'Wakaf Tunai' yang potensinya 2000 triliun rupiah tiap tahun. 

 

Di Jawa Tengah berkisar 14-17 triliun rupiah tiap tahun. Jika memperhatikan kiprah KH Ma'ruf Amin 15 tahun ke belakang, baik di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) maupun di Majelis Ulama Indonesia (MUI) perhatiannya tidak pernah lepas dari ekonomi syari'ah yang di dalamnya terkait Ziswaf. Sehingga visi dan misi dalam Pilpres 2019 titik tekan dalam janji kampanye tentang implementasi ekonomi syari'ah.

 

Ketika dipilih untuk mendampingi pencalonan Jokowi di periode kedua posisi KH Ma'ruf Amin adalah sebagai Rais Aam, jabatan tertinggi dan sakral di NU. Tentu saat ini momentum warga NU mengambil peran lebih, khususnya para kiai, dai, dan tokoh-tokoh NU struktural dan kultural untuk mengindahkan imbauan Wapres untuk dengan gencar mensosialisasikan gerakan ini.

 

Momentum yang entah direncanakan atau kebetulan peluncuran yang mendekati Harlah ke-95 NU yang jatuh pada 31 Januari 2021. Ini merupakan kado untuk persiapan menyongsong abad ke-2 kebangkitan Nahdlatul Ulama. Siklus yang diyakini menjadi konsolidasi menyeluruh kekuatan NU di semua lini sebagai bonus demografi. Keberhasilan ataupun (na'udzubillahi min dzalik) kegagalan dari gerakan ini ada di pundak nahdliyin. 

 

Betapa tidak, berdasarkan hasil riset yang dikeluarkan oleh lembaga survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada 18-25 Februari 2019, NU didaulat sebagai ormas terbesar di Indonesia. Pasalnya, hasil survei tersebut menetapkan ormas Nahdlatul Ulama (NU) pada posisi teratas dengan jumlah pesentase 49,5%. Sedangkan dari Lembaga Survey Exit Poll menempatkan NU di 52,8 %. Survei LSI ini membuktikan bahwa, saat ini NU bukan hanya sebagai ormas terbesar dalam skala nasional saja, namun juga membuktikan bahwa NU adalah ormas terbesar di dunia. 

 

Jika saat ini total seluruh penduduk Indonesia berjumlah kurang lebih 250 juta penduduk dengan jumlah penduduk muslim yang berkisar 87%, maka NU dengan persentase 49,5% yang dimiliki, memiliki basis massa yang berjumlah kurang lebih 108 juta orang. Jika 108 juta melakukan Wakaf Uang/Tunai 10.000 rupiah saja tiap bulan, maka akan terkumpul dana abadi 1,8 triliun rupiah. Jika dikalikan dalam 1 tahun akan terkumpul 21,6 triliun rupiah. Jika untuk ditasarufkan pada wakaf produktif bidang kesehatan, tiap bulan akan terbangun lebih 2000 klinik pratama. 

 

NU dengan umatnya yang begitu besar dengan segala potensi yang selama ini terpendam, akan menjadi kekuatan dahsyat manakala momentum emas ini tidak dilewatkan begitu saja. Vatikan sebuah Negara Kota yang hanya di pinggiran Roma, dengan kekuatan donasi umatnya saat ini berhasil menjadi kekuatan yang mengontrol dunia. Hampir semua properti yang berharga di negara-negara Eropa saat ini dikuasai Vatikan. Hal tersebut terkuak saat Kardinal berpengaruh Vatikan, Angelo Becciu, mengundurkan diri di tengah skandal keuangan yang menyeret namanya. Penasihat Paus Fransiskus ini mundur setelah dikaitkan dengan pembelian propresti mewah di London menggunakan uang gereja pertengahan 2020 yang lalu.

 

Skandal demi skandal mendera Tahta Suci Vatikan ketika perputaran kapital sangat besar dan terus menerus bertambah besar. Persis jalan cerita dalam film The Godfather part III yang diproduksi tahun 1990, alurnya ambisi inner circle Vatikan yang ingin mengontrol ekonomi seluruh Eropa. Pertobatan seorang mafioso yang gagal karena diperlihatkan di atas mmfia masih ada lagi mafia yang sangat jahat karena berkedok agama. 

 

Ini menjadi pelajaran manakala NU dalam menapaki abad keduanya untuk ekstra hati-hati soal manajemen keuangan agar tidak terpeleset ke dalam jurang skandal yang tak berujung. Insayallah

 

 

M Mahsun, Ketua Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Jawa Tengah


Opini Terbaru