• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Selasa, 30 April 2024

Opini

Muktamar Ilmu Pengetahuan, Bukan Sekadar Kumpul-Kumpul Ilmuwan NU

Muktamar Ilmu Pengetahuan, Bukan Sekadar Kumpul-Kumpul Ilmuwan NU
Foto: Ilustrasi
Foto: Ilustrasi

Gagasan Muktamar Ilmu Pengetahuan berasal dari Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Ubaidullah Shodaqoh. Gagasan tersebut bertolak dari keprihatinan Kiai Ubaid dan para ulama atas berbagai persoalan sosial yang masih mendera bangsa kita. 


Dalam berbagai kesempatan, Kiai Ubaid yang juga Pengasuh Pesantren Al-Itqon Kota Semarang itu selalu menyampaikan peran penting kaum ilmuwan untuk turut memecahkan berbagai persoalan bangsa yang multidimensional. Gagasan ini sudah dilontarkan beberapa bulan sebelum Muktamar NU di Lampung, 23-25 Desember 2021 yang lalu. Dengan harapan hasil muktamar ilmu pengetahuan akan menjadi sumbangan refleksi menjelang satu abad NU dalam majelis tertinggi perkumpulan NU tersebut. 


Namun demikian, seperti kita ketahui, Muktamar Ilmu Pengetahuan ke-1 karena satu dan lain hal baru terwujud hari ini Jumat, 25 Agustus 2023/8 Shafar 1445, di kampus 2 Universitas Wahid Hasyim, Nongkosawit,Gunungpati, Semarang. 


Muktamar Ilmu Pengetahuan ke-1 bertema ‘Komunikasi Ilmuwan-Ilmuwan Nahdlatul Ulama’. Tema ini dipilih untuk menegaskan fungsi forum ini bukan sekadar kumpul-kumpul para ilmuwan NU dari berbagai disiplin ilmu, akan tetapi sebagai wadah komunikasi dan silaturahim para ilmuwan NU yang selama ini tersebar dan terserak di mana-mana untuk bisa berkontribusi lebih nyata. Masih sangat banyak ilmuwan NU yang memiliki kiprah serta karya di bidangnya belum muncul ke permukaan dan belum maksimal dalam memberikan solusi bagi berbagai persoalan yang ada. 


Dalam memasuki abad kedua, NU dengan sumber daya manusia di berbagai lini keilmuan bertanggung jawab untuk menjadi bagian dalam mewujudkan kemaslahatan umat. Untuk itu, muktamar ini diharapkan mampu menyatukan berbagai potensi intelektualitas yang dimiliki oleh para ilmuwan NU untuk memberi refleksi kritis atas peri kehidupan berbangsa dan bernegara serta menawarkan solusi-solusi alternatif dalam perspektif multidisiplin atau bahkan lintas-disiplin.


PWNU Jawa Tengah melalui Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam)  sebagai pelaksana gagasan mencoba memetakan setidaknya terdapat sembilan pokok persoalan besar bangsa kita, antara lain: 1) revitalisasi pendidikan kritis dan humanis, 2) konflik agraria, urbanisasi dan industrialisasi, 3) pandemi, kesehatan dan keadilan sosial, 4) politik identitas, kebinekaan dan masa depan demokrasi.


Kemudian 5) perubahan iklim, ketahanan energi dan krisis sumber daya alam, 6) kemiskinan, ketimpangan sosial dan ekonomi kerakyatan, 7) kedaulatan pangan dan pertanian organik, 8) disrupsi, ilmu pengetahuan dan anti-sains, dan 9) geopolitik dan ketahanan nasional. 


Ke-9 persoalan tersebut saling terkait satu dengan yang lain sehingga tidak bisa dipisah-pisahkan. Oleh karena itu, tiap persoalan memerlukan pemecahan masalah yang bersifat multidisiplin atau lintasdisiplin. Masing-masing persoalan tersebut idealnya perlu didiskusikan dalam satu panel tersendiri sehingga akan menghasilkan analisis yang komprehensif. Namun demikian, Muktamar Ilmu Pengetahuan ke-1 meringkasnya ke dalam satu diskusi panel dan satu diskusi kelompok terarah. Mudah-mudahan dapat diwujudkan dalam muktamar-muktamar yang akan datang. 


Dalam pelaksanaan Muktamar Ilmu Pengetahuan ke-1 ini, Lakpesdam NU Jateng bekerja sama dengan Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) dan LPTNU Jawa Tengah. Sebagai gelaran pembuka, diskusi panel akan mendiskusikan tentang 'Ideologi Aswaja dan Tantangan Ilmu Pengetahuan di Era Disrupsi'. Diskusi ini diharapkan mampu menegaskan peran penting Aswaja dalam merespons tantangan ilmu pengetahuan di era disrupsi. Selain itu, juga mampu menjadikan Aswaja sebagai landasan multidisipliner dan bahkan lintasdisipliner dalam berilmu pengetahuan. 


Untuk itu, diskusi akan menghadirkan para pembicara lintas disiplin ilmu (agama, sosial-humaniora dan saintek), antara lain: KH Ubaidullah Shodaqoh (Rais PWNU Jawa Tengah), KH Ulil Abshar Abdalla (Ketua Lakpesdam PBNU/Pengasuh Ghazalian Institute), Prof Noor Ahmad (Guru Besar Hukum Islam Unwahas), Prof Mudjahirin Tohir (Guru Besar Antropologi Budaya, Undip), dan Prof Sajidan (Guru Besar Bioteknologi, UNS). Diskusi akan dimoderatori oleh Prof Mudzakkir Ali (Rektor Unwahas dan Ketua LPTNU Jawa Tengah). 


Selain diikuti oleh para ilmuwan dan inovator se-Jawa Tengah, diskusi panel ini akan diikuti oleh perwakilan pengurus cabang NU se-Jawa Tengah serta aktivis-aktivis NU di berbagai bidang. Forum ini diharapkan memantik diseminasi ilmu pengetahuan yang lebih luas di kalangan nahdliyyin. 


Usai diskusi panel, muktamar akan mengagendakan diskusi kelompok terarah (FGD) yang hanya akan diikuti oleh para ilmuwan dan inovator NU se-Jawa Tengah. Diskusi yang akan dipandu oleh Muhammad Nuh (Ketua Lakpesdam PWNU Jawa Tengah) ini diharapkan dapat menghasilkan dua hal. Pertama, rekomendasi multidisiplin atau lintasdisiplin atas persoalan-persoalan bangsa yang telah disebutkan di atas yang ditujukan kepada pemerintah, lembaga pendidikan, dunia usaha dan masyarakat sipil. Kedua, terbentuknya forum komunikasi ilmuwan-ilmuwan NU se-Jawa Tengah sekaligus mempersiapkan gelaran Muktamar Ilmu Pengetahuan ke-2 tahun depan. Selamat bermuktamar ilmu pengetahuan! Wallahu a'lam bis shawab


Muhammad Taufiqurrohman, Pengurus Lakpesdam NU Jawa Tengah 


Opini Terbaru