• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Minggu, 5 Mei 2024

Opini

Momentum Hari Pahlawan, Saatnya Generasi Milenial Berkiprah

Momentum Hari Pahlawan, Saatnya Generasi Milenial Berkiprah
Semangat generasi muda NU dalam memperingati Hari Pahlawan. (NU Online)
Semangat generasi muda NU dalam memperingati Hari Pahlawan. (NU Online)


Sebagaimana yang kita ketahui, setiap tanggal 10 November bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Peringatan ini tentunya bukan hanya momentum seremonial belaka, melainkan untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur dalam peristiwa 10 November 1945.

 

Pahlawan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Phala-wan  yang berarti orang yang dari dirinya menghasilkan buah (phala) yang berkualitas bagi bangsa, negara, dan agama, orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani.

 

Sejarah diperingatinya Hari Pahlawan berawal dari tragedi peperangan yang terjadi di Surabaya, peristiwa yang bermula dari berkibarnya bendera belanda di Hotel Yamato Surabaya. Pada saat itu Indonesia sudah merdeka, namun bendera belanda masih berkibar. Hal ini yang membuat arek-arek Surabaya menurunkannya, sehingga terjadi peperangan yang cukup dahsyat.

 

Pada zaman milenial seperti sekarang ini definisi dari pahlawan sudah mengalami perluasan arti. Tentu bagi kaum milenial sekarang ini menjadi pahlawan tidak berhadapan langsung dengan para penjajah. Tetapi mereka berhadapan dengan musuh-musuh yang bisa melemahkan rasa persatuan, melemahkan rasa kebangsaan, dan berbagai pengaruh luar yang bisa merusak mental generasi muda.

 

Senjatanya sangat sederhana, yaitu komitmen yang sangat kuat terbangunnya persatuan dan kesatuan bangsa. Musuh yang paling berat yang dihadapi bangsa ini adalah perpecahan. Potensi ini harus dipangkas, asap yang mulai keluar dari bumi ibu pertiwi ini harus segera dipadamkan. Generasi muda milenial tidak sepantasnya larut dalam demo anarkhis, penyaluran aspirasi bisa dengan cara lain, maka demo harus kita hindari, meski diperbolehkan dalam undang-undang kita.

 

Keterlibatan generasi muda milenial dalam berbagai isu kebangsaan wajib hukumnya. Tanggung jawab moral terciptanya lingkungan sosial yang sehat harus selalu melekat. Diawali dengan lingkungan yang sehat, pemudanya clean dari narkoba, kriminalitas, mementingkan belajar daripada dugem, dan semakin menipisnya angka pengangguran. Generasi muda yang berikhtiar mewujudkan lingkungan sosial yang sehat itu semakna dengan para pahlawan pada zaman kemerdekaan melawan penjajah.

 

Termasuk dalam hal ini peran generasi muda milenial menangkal berita hoaks di tengah pesatnya teknologi komunikasi. Tanggung jawab beratnya yaitu tidak gampang percaya dengan berbagai informasi yang berseliweran, mampu secara logika akan kebenaran sebuah informasi. 

 

Memang terasa sangat berat ketika para generasi muda berhadapan dengan arus informasi yang demikian derasnya. Kontrol penguasa juga tidak sepenuhnya efektif. Karena setiap orang kini bisa sangat leluasa memberitakan apa yang ia lihat dan dengar, lalu ditulis seadanya, selanjutnya diunggah di media sosialnya sendiri.

 

Bayangkan bagaimana dahsyatnya informasi ajakan demo dan anarkhis di Jakarta baru-baru ini. Betapa gampangnya informasi sampai di telapak tangan ribuan orang dalam hitungan menit. Dan akibat pengaruh hoaks itu para pendemo menjadi beringas, merusak fasilitas umum.

 

Generasi muda kekinian sebagai pahlawan milenial, tidak seharusnya melakukan perusakan fasilitas yang sebenarnya seluruh bangsa ini andil membangunnya. Ini terjadi karena hawa nafsu, baik yang punya kepentingan atau sekadar ikut-ikutan tidak mampu menahan hawa nafsu. Perang kepada hawa nafsu di era ini suatu tindakan mulia. Generasi muda yang punya komitmen kuat itulah yang hakikatnya representasi pahlawan, yang sekaligus melanjutkan perjuangan para pahlawan negeri ini. 

 

Kemerdekaan bangsa yang sudah diperjuangkan degan cucuran darah ini jangan dibiarkan makin rusak oleh tangan-tangan generasi mudanya. 

 

Mengambil Peran


Tentu sebagai generasi penerus yaitu generasi milenial seperti sekarang ini harus mengambil peran dalam bermedia sosial sebagai bentuk penghargaan terhadap pahlawan yang sudah berdarah-darah membangun negeri ini agar tetap berdiri dan kokoh tanpa adanya perpecahan di dalamnya.

 

Menjadi pahlawan di era milenial ini  generasi muda harus menguasai media sosial untuk menyebarkan gagasan demi kemaslahatan umat. Selain itu generasi milenial harus memiliki pemikiran yang kritis yang tidak mudah tergiurkan dengan hal-hal yang bersifat materialis.

 

Muhamad Ikmaludin, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang


Opini Terbaru