Samsul Huda
Penulis
Semarang, NU Online Jateng
Nahdliyyin Jawa Tengah kembali berduka, KH Muromi salah satu Mustasyar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, Selasa (22/12) pagi dipanggil menghadap Allah SWT, Innaa lillahi wainnaa ilaihi roojiuun.
Mantan Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Semarang, Muhammad Muslih mengatakan, sebelum mengemban amanat sebagai mustasyar wilayah, almarhum pernah mengemban amanat sebagai Wakil Rais PWNU Jawa Tengah dan Rais PCNU Kabupaten Semarang.
"Saat menjadi rais cabang, saya menjabat Ketua Ansor Cabang Kabupaten Semarang pada pertengahan tahun 1990-an. Banyak pelajaran yang saya dapat dari almarhum saat itu, terutama bagaimana berjuang di NU dengan pas dan bagaimana membangun semangat keikhlasan," kata Muslih kepada NU Online Jateng di Ungaran Semarang.
Disampaikan, sebagai pemegang mandat tertinggi NU Kabupaten Semarang, almarhum memiliki keinginan kuat untuk mewujudkan seluruh amanat konferensi. Tidak hanya amanat NU saja, tetapi juga amanat seluruh badan otonom dan lembaga - lembaga atau perangkat-perangkatnya.
"Alasan almarhum, sebagai pembelajaran agar amanat itu harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, tidak setengah-setengah dalam melayani umat melalui NU," ungkapnya.
Menurutnya, sebagai rais almarhum selalu memposisikan diri di barisan terdepan untuk kepentingan NU.Dia menambahkan, dengan sikap seperti itu almarhum memberikan teladan dan contoh langsung kepada jamaah nahdliyin bagaimana ber-NU dengan kiprah yang nyata.
"Hasilnya saat itu program-program keluarga besar NU berjalan massif, meski belum bisa terealisasi 100 persen. Salah satu yang monumental adalah berdirinya Kantor PCNU Kabupaten Semarang dan lembaga-lembaga pendidikan NU di bawah pembinaan langsung dari LP Ma'arif NU yang kini berkembang pesat," ucapnya.
Sekretaris PCNU Kabupaten Semarang Syamsul Ridwan mengatakan, nahdliyin di wilayah Kabupaten Semarang merasakan duka yang mendalam dengan meninggalnya Mbah Muromi.
"Beliau samangatnya tinggi sekali dalam berjuang di NU tanpa melihat posisi dan jabatannya. Berjuang di NU tidak usah mikir jadi atau mau jadi apa, karena itu dawuh-dawuhnya selalu didengar dan dinanti oleh umat," ujarnya.
Dijelaskan, bersamaan berkiprah di NU, almarhum yang juga mengasuh Pesantren Al-Qodiri di Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, Semarang juga aktif di Rabithoh Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Kabupaten Semarang.
"Jenazah almarhum Mbah Muromi dimakamkan di Makam Desa Ketapang Susukan Semarang ba'da dzuhur hari ini. Kami berharap nahdliyin muda di Kabupaten Semarang dapat meneladani dan mewarisi semangat almarhum, sehingga NU dapat terus bergerak dan berkembang," pungkasnya.
Penulis: Samsul Huda
Editor: M Ngisom Al-Barony
Terpopuler
1
Rute dan Moda Terbaik Menuju Pelantikan JATMAN di Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo
2
Makesta Award dan Porseni IPNU IPPNU Belik, Ajang Penguatan Karakter dan Budaya Pelajar NU
3
Kiai Ubaidullah Ajak Saksikan Film Seribu Bayang Purnama, Suara Lantang untuk Petani dan Bumi yang Lebih Sehat
4
Persiapan Pelantikan JATMAN Capai 70 Persen, Ribuan Tamu Terkonfirmasi Hadir
5
Siswa SMPIT Al Fateeh Raih Juara MHQ Tingkat Kota Semarang, Harumkan Nama Sekolah
6
RA Miftahul ‘Ulum Krompakan Siapkan Generasi Penerus Aswaja Sejak Usia Dini
Terkini
Lihat Semua