• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 17 Mei 2024

Dinamika

Aktivis Muslimat NU Semarang Ini Antar Lansia Telantar Tanpa Identitas

Aktivis Muslimat NU Semarang Ini Antar Lansia Telantar Tanpa Identitas
Ana, saat mengajak Mbah Atun turun dari mobil Dinsos Semarang
Ana, saat mengajak Mbah Atun turun dari mobil Dinsos Semarang

Semarang, NU Online Jateng
Seorang lansia perempuan 80 tahun selama tiga hari hidup menggelandang di Gunungpati, Kota Semarang. Perempuan telantar tersebut pada akhirnya diantarkan kepada keluarganya. Meski tanpa identitas diri, Mbah Atun (bukan nama sebenarnya) beruntung masih mampu mengingat nama dan alamatnya dengan baik.

 

"Mbah Atun, lansia yang kami temui tidak membawa identitas apa-apa. Dia sudah pergi dari rumah selama tiga hari, katanya pergi dari rumah karena mau ke Sumatera mencari anaknya yang ada di sana," ungkap aktivis Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) dari Kelurahan Sumurrejo, Dwi Ari Riyanawati kepada NU Online Jateng, Sabtu (19/12).

 

Peraih juara pertama dalam gelaran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Berprestasi tingkat Kota Semarang Tahun 2019 ini melanjutkan bahwa dalam pendataan yang ia lakukan, nenek tersebut mengaku dari Desa Duwet, Kelurahan Kuripan, Kecamatan Mathese, Kabupaten Karanganyar Tawangmangu. "Mbahnya mau ke Sumatera tapi tidak tahu jalan dan kesasar sampai ke Gunungpati," ujarnya.

 

Ana, sapaan akrabnya melakukan hal itu dalam kapasitasnya sebagai Tim Penjangkauan Dinsos (TPD) Kota Semarang. Ia pun segera mengantarkan kelayan (istilah penerima manfaat bantuan Dinsos, -red) bersama Sekretaris Muslimat NU Kota Semarang Dwi Supratiwi selaku Koordinator TPD Kota Semarang, dan Rudi Widodo, anggota TPD dari Forum Putra-Putri Purnawirawan TNI-Polri Indonesia (FKPPI) Kota Semarang.

 

"Setelah kami tanya si mbah bisa menyebutkan alamat lengkapnya dan setelah kami laporkan ke Dinsos, Mbah Atun bisa diantar pulang ke alamat yang dimaksud dengan fasilitas Pemkot Semarang," jelasnya.

 

TPD saat bersiap dari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang menuju rumah Mbah Atun, Karanganyar

 

Rombongan berangkat dari Kantor Kecamatan Gunungpati pada pukul 13.00 menuju Rumah Dinas Wali Kota Semarang untuk menjalani rapid test terlebih dahulu. Setelahnya, kelayan diantar oleh tiga orang aktivis sosial tersebut dan sampai di Desa Duwet pada pukul 17.00 dan bertemu dengan anak Mbah Atun. "Dari keterangan anaknya dulu Mbah Atun adalah bu lurah, suaminya dulu lurah, bapaknya juga lurah. Jadi, dari keluarga yang terpandang dan kaya," bebernya.

 

Kepada TPD, putra Mbah Atun pun menerangkan bahwa ibunya memang senang jalan-jalan naik mobil. Tak jarang juga pergi ke rumah saudaranya sampai empat hari baru kembali ke rumah. Karena itu, anaknya juga tak merasa khawatir dan mengaku sengaja tidak mencari Mbah Atun karena hal itu sudah biasa terjadi.

 

Perlu diketahui, pihak keluarga telah menunjukkan bukti identitas Mbah Atun, bahkan lengkap dengan adanya kartu jaminan kesehatan (BPJS) mandiri, Kartu Tanda Penduduk (KTP), dan Kartu Keluarga (KK). "KK ikut anaknya, BPJS juga sudah ditanggung anaknya. Semua identitas ditunjukkan anaknya pada kami," urainya.

 

TPD Kota Semarang saat di kediaman keluarga Mbah Atun (dokumentasi TPD)

 

Sementara, Dwi Supratiwi menuturkan, pihaknya sudah kerap mendapati kasus serupa. Oleh karena itu, dirinya sebagai perpanjangan Dinas Sosial Kota Semarang menyarankan kepada keluarga kelayan untuk lebih memperhatikan nenek tersebut.

 

"Kami mohon kepada anaknya supaya lebih memperhatikan ibunya. Ya, saran dari kami agar dompet atau tas ibunya diberi fotokopi identitas dan nomor yang bisa dihubungi," ujarnya.

 

Dia berharap, adanya kopian KTP atau KK dan nomor seluler anak atau cucunya bisa membantu pihak lain ketika berniat menolong. "Jika sewaktu-waktu pergi dari rumah dan lupa jalan pulang ada orang yang bisa mengabari atau mengantarkannya," pungkasnya.

 

 

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat

Editor: Ahmad Hanan


Dinamika Terbaru