Innalillahi, Kiai Abdul Halim Zawawi Losari Brebes Tutup Usia
Ahad, 27 Desember 2020 | 05:00 WIB
Wasdiun
Penulis
Brebes, NU Online Jateng
Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Kabar duka kembali menyelimuti dunia pesantren. Kali ini datang dari Pengasuh Pesantren Yanbu'ul Ulum, Kampung Lumpur, Desa Limbangan Losari Brebes, Jawa Tengah, KH Abdul Halim Zawawi yang tutup usia pada Sabtu (26/12) pukul 20.04 WIB.
Menurut rencana, kiai yang kelahiran Brebes 10 November 1952 ini akan dikebumikan pada Ahad (27/12) pukul 09.00 WIB di pemakaman keluarga, kompleks Pesantren Yanbu'ul Ulum.
Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Losari Brebes H Mesir menjelaskan, almarhum wafat dalam usia 68 tahun usai dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kardinah Kota Tegal. Ia meninggalkan seorang istri bernama Nyai Hj Istianah dan lima orang anak.
Kiai Mesir menilai, bahwa almaghfurlah merupakan seorang kiai kharismatik yang dicintai oleh santri dan masyarakatnya. Hal ini terbukti dengan banyaknya masyarakat yang datang ke kediamannya untuk bertakziah mulai Sabtu (26/12) malam hingga Ahad (27/12) pagi ini.
"Saya selaku santri beliau dan juga Ketua MWCNU Losari sangat kehilangan sekali sosok panutan di Losari ini," tutur H Mesir.
Kiai Halim dikenal sebagai kiai yang berpenampilan sederhana dan lembut di Kabupaten Brebes. Dalam kepengurusan NU, almarhum masuk jajaran Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Brebes dalam beberapa periode.
Semasa hidupnya, beliau menjadi pengasuh Pondok Pesantren Yanbu’ul Ulum Kampung Lumpur, Desa Limbangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah yang mempertahankan model pesantren salaf. Model ini hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama melalui kajian kitab-kitab ulama klasik.
Pesantren Yanbu'ul Ulum ini sempat mengalami kevakuman selama 17 tahun. Kiai Halim bersama saudara-saudaranya yaitu Abdul Hadi, Abdul Ghofur, Mahmud, dan bapaknya sendiri Kiai Zawawi, menghidupkan kembali Pesantren Lumpur peninggalan nenek moyangnya itu.
Mengalami Perkembangan
Perkembangan pendidikan ke arah modern harus direspons secara bijak oleh pesantren, termasuk oleh Pesantren Yanbu'ul Ulum. Ini sesuai apa yang disampaikan oleh salah satu pengelola pesantren, Gus Muhammad Najih Arromadloni. Menurutnya pendidikan salaf dan pendidikan umum harus bisa diintegrasikan secara progresif.
"Dalam rangka merespons perkembangan pendidikan modern, Pondok Pesantren Yanbu'ul Ulum kini membuka pendidikan formal. Yaitu, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Yanbu'ul Ulum Brebes yang mengintegrasikan ilmu salaf dan umum," alumni Universitas Kuftaro Damaskus Syria.
"Sedangkan pendidikan non formal berupa Madrasah Diniyah Awaliyah, Wustho dan Ula, dan Tahfidzul Qur'an," pungkasnya.
Semoga almarhum mendapatkan maghfirah dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran. Alfatihah.
Kontributor: Wasdiun
Editor: Ahmad Hanan
Terpopuler
1
Abu Sampah Disulap Jadi Paving, Inovasi Hijau LPBI NU dan Banser Trangkil
2
Khutbah Jumat: Pelajaran Yang Tersirat Dalam Ibadah Haji
3
Semarak Harlah ke-75, Fatayat NU Wonogiri Gali Potensi Kader dengan Semangat Kartini
4
Kasus Pneumonia Jamaah Haji Meningkat, dr Alek Jusran Imbau Jaga Kesehatan
5
Gelorakan Dakwah Lewat Tulisan, NU Online Kumpulkan Jurnalis Muda Nahdliyin se-Jateng dan DIY
6
NU Online dan LAZISNU Gelar Workshop Jurnalistik Filantropi, Cilacap Jadi Tuan Rumah
Terkini
Lihat Semua