• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Minggu, 5 Mei 2024

Nasional

MUKTAMAR KE-34 NU

Terpilih sebagai Ketua Umum PBNU, Gus Yahya Ungguli Suara Kiai Said Dalam Muktamar Ke-34 NU di Lampung

Terpilih sebagai Ketua Umum PBNU, Gus Yahya Ungguli Suara Kiai Said Dalam Muktamar Ke-34 NU di Lampung
Ketua Umum PBNU terpilih Gus Yahya (kanan) (Foto: Dok)
Ketua Umum PBNU terpilih Gus Yahya (kanan) (Foto: Dok)

Bandarlampung, NU online Jateng
KH Yahya Cholil Tsaquf (Gus Yahya) akhirnya mengungguli suara yang diperoleh Prof KH Said Aqil Siroj dalam sidang pleno pemilihan ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang berlangsung di Gedung Serba Guna (GSG) Universitas Lampung (Unila), Jumat (24/12).


Sebelumnya, mantan Katib Aam dan Ketua Umum PBNU ini ditetapkan sebagai calon ketua umum setelah berhasil memenuhi syarat minimal calon ketua umum yakni sekurang-kurangnya mendapat dukungan 99 suara sebagaimana ketentuan tata tertib muktamar, Gus Yahya meraih 327 dan Kiai Said meraih 203 dukungan suara.


Pimpinan sidang pemilihan Prof Muhammad Nuh mengatakan, keduanya setelah menyatakan diri siap untuk dipilih dan  mendapat restu dari Rais Ram terpilih KH Miftahul Achyar langsung ditetapkan sebagai calon ketua umum.


"Selanjutnya mari kita masuki tahap pemilihan dengan mencontreng nama calon ketum yang  namanya sudah tertulis di dalam surat suara," kata Prof Nuh.


Satu persatu utusan dari PCNU dan PWNU se-Indonesia serta PCINU dari berbagai belahan dunia menggunakan hak suaranya. Hasil perhitungannya suara Gus Yahya meningkat menjadi 337, sedang kiai Said meraih 210 suara.


Disampaikan, mengacu pada tata tertib muktamar, maka Gus Yahya yang juga Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang langsung ditetapkan sebagai Ketua Umum PBNU terpilih mendampingi Rais Aam terpilih KH Miftachul Akhyar.  


Rais PCINU Tiongkok Syaifudin Zuhri mengatakan, terpilihnya Gus Yahya sebagai orang nomor satu di jajaran tanfidziyah PBNU diharapkan dapat memenuhi harapan terealisasinya regenerasi kepemimpinan di tubuh NU.


Menurutnya, selain berlangsung  regenerasi diharapkan di tubuh PBNU masa khidmah 2021-2026 juga terjadi penyegaran,  tidak hanya personalia dan pemikiran,  tetapi juga penyegaran gerakan.


"Kami berharap duet kiai Miftah-Gus Yahya lebih agresif dalam memaksimalkan peran-peran generasi milenial dan memaksimalkan komunitas diaspora NU di mancanegara dalam upaya memperkokoh posisi NU dalam pergaulan masyarakat internasional," pungkasnya. 


Penulis: Samsul Huda
Editor: M Ngisom Al-Barony


Nasional Terbaru