• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Rabu, 24 April 2024

Nasional

Syekh Al-Azhar Mesir Abdul Aziz Ahmad al-Syahawi Al-Husaini: Saya Mencintai Indonesia dan Orang Indonesia

Syekh Al-Azhar Mesir Abdul Aziz Ahmad al-Syahawi Al-Husaini: Saya Mencintai Indonesia dan Orang Indonesia
Safari Dakwah Syekh Al-Azhar Mesir di Pesantren Futuhiyyah Mranggen, Demak (Foto: NU Online Jateng/Ben Zabidi)
Safari Dakwah Syekh Al-Azhar Mesir di Pesantren Futuhiyyah Mranggen, Demak (Foto: NU Online Jateng/Ben Zabidi)

Demak, NU Online Jateng
Mahaguru Ulama Mazhab Syafii dari Al-Azhar Mesir Syekh Abdul Aziz Ahmad al-Syahawi Al-Husaini sangat mencintai Indonesia dan orang Indonesia. Selama ini banyak orang Indonesia yang hadir dalam majelis pengajian di Masjid Al-Azhar Mesir.


“Saya sangat mencintai Indonesia dan orang Indonesia," kata Syekh Abdul Aziz di Masjid Annur komplek Pesantren Futuhiyyah Mranggen, Kabupaten Demak, Jumat (22/7/2022).

 
Ungkapan rasa cinta terhadap Indonesia itu disampaikan Syekh Abdul Aziz saat menyampaikan taushiyah dalam acara bertajuk ‘Muhadharah dan Ijazah Ammah Sanad Fiqih Syafiiyyah’ Pesantren Futuhiyyah Mranggen.


Menurutnya, selain sambutan yang luar biasa, banyak orang Indonesia yang hadir dalam majelis pengajian di Masjid Al-Azhar Mesir. Kepada para santri Indonesia dipersilahkan dan didukung untuk melanjutkan pendidikan dan merantau ke Al-Azhar Mesir setelah lulus dari pesantren.


"Bepergian atau merantau merupakan menifestasi dari upaya dan kesungguhan seseorang dalam mencari ilmu. Proses yang sulit akan mewujudkan sifat sabar ketika santri pergi jauh dari rumah untuk menuntut ilmu," ucapnya.


Dia menambahkan, santri yang mau berproses (merantau) seperti kayu oud hindi yang mahal harganya karena diimpor ke Arab Saudi. Orang berilmu memiliki keutamaan atas orang yang hanya beribadah, seperti keutamaan bulan purnama atas bintang-bintang dalam terangnya.


"Sebagaimana syair Syekh Zainuddin al-Malibari dalam kitabnya Hidayatul Adzkiya. 
Bahkan tidak hanya untuk manusia, anjing yang terlatih (kalbun mu'allam)-pun dalam fiqih tidak boleh dibunuh karena fadhilah ilmu yang melekat pada anjing tersebut," tegasnya.





Disampaikan, tujuan utama pencari ilmu adalah semata-mata mengharap ridha Allah SWT di mana dengan rahmat dan ridha-Nya, akan memudahkan seorang hamba masuk ke dalam surga.


“Jika sama-sama memenuhi kriteria masuk surga, orang yang hanya beribadah dengan orang berilmu, akan masuk terlebih dahulu orang yang beribadah saja," tuturnya.


Orang berilmu lanjutnya, akan ditahan oleh malaikat 'tunggu sebentar' kata malaikat. Malaikat pun menjelaskan bahwa orang berilmu diizinkan untuk memberi syafaat kepada yang lain sebelum mereka masuk ke dalam surga.
 

"Memang bukan hal yang mudah dalam menuntut ilmu tetapi hal tersebut harus dilakukan terus menerus. Maka, berbahagialah. Karena langkah-langkah mencari ilmu adalah langkah perjalanan menuju surga," ungkapnya.


Kedatangan Syekh Abdul Aziz Ahmad al-Syahawi Al-Husaini di Futuhiyyah disambut dengan penghormatan luar biasa, kunjungannya merupakan rangkaian dari 'Safari Dakwah' ke sejumlah pesantren di Indonesia. Kunjungan beliau selama dua minggu hingga 29 Juli mendatang.


Sejumlah Pengasuh Pesantren Futuhiyyah Mranggen  menyambut kehadirannya. Mereka itu di antaranya KH Ahmad Faizurrahman Hanif, KH Abdul Choliq Murod, KH Abdul Basyir Hamzah, KH Ali Makhsun, KH Ahmad Ghozali Ihsan, para alumni Al-Azhar Mesir dan lain-lain.


Syekh Syahawi merupakan salah satu guru besar yang masih aktif mengajar di Universitas Al-Azhar yang terus berkontribusi pada keilmuan Islam baik di dalam maupun luar Mesir.


Dalam pembacaan biografinya dikatakan Syekh Abdul Aziz al-Syahawi lahir di Desa Nimrat el-Bashal, Provinsi Gharbiyah, Mesir, pada tanggal 22 Jumadil Ula tahun 1364 Hijriah yang bertepatan dengan tanggal 5 Mei 1945 Masehi. Jalur silsilah beliau bersambung sampai ke Nabi Muhammad SAW.


Sementara jalur sanad keilmuan Syekh Abdul Aziz al-Syahawi dari Syeikh Abdul Hamid As-Shahawi, dari Syekh Abdul Majid As-Shahawi, dari Syaeih Umar bin Jaafar As-Syabrawi, dari Syaikhul Akbar Ibrahim al-Bajuri, dari Syaikhul Akbar Abdullah As-Syarqawi sampai al-Imam A'dzom Muhammad bin Idris As-Syafi'i.


Di antara tempat pengajian Syekh Abdul Aziz Syahawi dilangsungkan di masjid al-Azhar Mesir. Beliau banyak mengampu pengajian kitab-kitab fiqih, seperti Fathul Qarib karangan Ibnu Qasim al-Ghazi, al-Iqna karangan asy-Syarbini, Tuhfatut Thulab karangan Abu Zakariya al-Anshari, Minhaj ath-Thalibin karangan Imam Nawawi dan lain-lain.


Syekh Abdul Aziz Syahawi adalah salah satu ulama yang menggabungkan antara dua metode yaitu hafalan dan pemahaman. Setiap murid yang hadir dalam kajiannya pasti menyaksikan ciri khasnya dalam mengajar yaitu menghiasi pemahaman dengan hafalan-hafalannya. 


Syekh Abdul Aziz al-Syahawi hafal syair arab hampir 21.000 bait. Termasuk di dalamnya Alfiyah Ibnu Malik, Alfiyah as-Sharfiyyah, Hidayatul Adzkiyaa, dan Jauharul Maknun.


Di akhir pertemuan Syeikh Abdul Aziz Al-Syahawi memberikan ijazah kubro sanad syafiiyah dan kitab Majmu at-Ta'lifat wa al-Hibat wa al-'Athaya karyanya.


Pengirim: Ben Zabidy  


Nasional Terbaru