Pameran Turots Syekh Abdul Hamid Kudus, Upaya Menyulut Kembali Obor Peradaban Islam Nusantara
Selasa, 15 Juli 2025 | 22:00 WIB

Rais Syuriyah PWNU Jateng KH Ubaidullah Shodaqoh bersama Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar saat pembacaan kitab Fathul Aliyyil Karim karya Syekh Abdul Hamid Kudus.
Nazlal Firdaus Kurniawan
Penulis
Kudus, NU Online Jateng
Nahdlatut Turrots menggelar pameran bertajuk “Intelektual Syekh Abdul Hamid Kudus dan Jejak Ulama Kudus dalam Khasanah Keilmuan Islam” pada 13–16 Juli 2025 di kompleks Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK). Dan dibuka secara resmi oleh Ketua YM3SK KH Muhammad Fatan.
Pameran ini sekaligus menjadi ajang pembukaan program Jelajah Turots Nusantara (Jalantara) zona Jawa-Madura, yang dihadiri tokoh-tokoh penting seperti Wakil Sekjen PBNU Ajengan Ahmad Ginanjar Sya'ban, Ketua Tanfidziyah PCNU Kudus KH Asrofi Masyitoh, Ketua Nahdlatut Turrots Lora Utsman Hasan, dan Ketua Jalantara Kiai Ayung Notonegoro.
Lora Utsman Hasan menyampaikan bahwa Jalantara merupakan tonggak revitalisasi warisan keilmuan Islam Nusantara.
“Ini bukan sekadar membaca naskah lama, tapi menyulut kembali obor peradaban yang pernah menyinari dunia Islam dari Nusantara. Syekh Abdul Hamid membuktikan bahwa Kudus tidak hanya melahirkan Wali, tetapi juga intelektual kelas dunia,” ungkapnya.
Pameran menampilkan koleksi langka karya Syekh Abdul Hamid Kudus, ulama kelahiran tahun 1860 M, termasuk Latihaful Isyarat hingga Athufah Al Mardiyah. Salah satu momen penting adalah peluncuran kembali karya beliau yang sempat hilang, yakni Fathul Aliyyil Karim.
Setelah peluncuran kitab Ta’lim ash-Shibyan karya Syaikhona Kholil Bangkalan di bulan Syawal lalu, Nahdlatut Turrots melanjutkan misi serupa ke berbagai zona nusantara. Kudus dipilih sebagai titik awal zona Jawa-Madura sebelum berlanjut ke Sulawesi, Sumatera, dan Nusa Tenggara Barat.
“Ini untuk menumbuhkan kesadaran generasi sekarang agar tak tercerabut dari akar keilmuan para ulama Nusantara. Kita boleh merujuk ulama dunia, tapi jangan melupakan ulama kita sendiri seperti Mbah KH Sholeh Darat, Syekh Mahfudz Termas, Syekh Abdul Hamid, dan banyak lainnya,” tegas Lora Utsman.
Pameran turut menyedot antusiasme generasi muda. Salah satunya, mahasiswa program studi Muamalah dan Tafsir Universitas Yudharta Pasuruan, Muhammad Patrazi, mengaku terkesan.
“Kami para mahasiswa merasa tersentuh menyaksikan karya ulama besar Nusantara. Ini bekal penting bagi khasanah intelektual kami ke depan,” katanya.
Program Jalantara menargetkan dokumentasi 500 naskah kuno Nusantara hingga tahun 2026.
Ketua Jalantara Kiai Ayung Notonegoro menekankan, “Turots bukan sekadar naskah tua, tapi nafas yang menyambungkan kita dengan pendiri peradaban Islam tanah air.”
Terpopuler
1
KH Hasan Su’aidi dan H Moch Machrus Abdullah Pimpin PCNU Kota Pekalongan 2025–2030
2
Tangis Haru Orangtua Lepas Anaknya di Pesantren, Gus Yusuf Chudlori: Saat Rindu, Bacakan Surat Al-Qur'an Ini untuk Anak
3
Usai Pemutihan Pajak, Polisi Kini Gencarkan Razia Kendaraan
4
Bhakti Sosial dan Santunan Yatama, Muslimat NU Bulu Tebar Kepedulian di Bulan Muharram
5
Peneliti Sejarah Kerajaan Demak, AKA Hasan Ajak Warga Teladani Mbah Buyut Poncowati Ulama dan Panglima Kerajaan Demak
6
Workshop Kurikulum Terakhir Badko LPQ Tegal Dukung Implementasi Pendidikan Al-Qur’an Terpadu
Terkini
Lihat Semua