• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 25 April 2024

Regional

Pengasuh Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak Sebut Ridha Orang Tua Lebih Penting

Pengasuh Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak Sebut Ridha Orang Tua Lebih Penting
Haflah akhirussanah Pesantren Futuhiyyah Mranggen, Demak (Foto: NU Online Jateng/Ben Zabidy)
Haflah akhirussanah Pesantren Futuhiyyah Mranggen, Demak (Foto: NU Online Jateng/Ben Zabidy)

Demak, NU Online Jateng
Bertempat di halaman Pesantren Futuhiyyah Suburan, Mranggen, Kabupaten Demak  berlangsung haflah akhirus sanah (kegiatan akhir tahun) yakni muwaadaah (perpisahan). Selain itu, juga digelar Khatmil Kutub dalam rangka pelepasan santri kelas akhir, pada Sabtu (14/5) malam.


Pengasuh Pesantren Futuhiyyah KH Ahmad Faizurrahman Hanif mengucapkan banyak terima kasih kepada orang tua/wali santri yang telah memondokkan putra-putranya dan memilih Pesantren Futuhiyyah sebagai jujugan ta'allum/belajar mendalami ilmu agama.


“Terima kasih kami sampaikan kepada orangtua/wali santri yang telah mendukung program-program pengajian di Pesantren Futuhiyyah dan untuk selanjutnya dikembalikan pada orang tua/wali santri masing masing,” ucapnya.


Putra almarhum KH Muhammad Hanif Muslih ini berharap agar para lulusan tetap melanjutkan belajar dan ngajinya pada jenjang yang lebih tinggi. Karena masa 3 tahun atau 6 tahun belajar di pesantren dirasa belum cukup. Ibarat buah, belum saatnya diunduh karena belum matang.


“Mengutip sebagaimana yang sering didawuhkan almarhum Abah Hanif bahwa santri yang melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi agar tetap di pesantren,” lanjutnya.


Gus Faiz pangilan akrabnya juga mengingatkan kepada santri kelas akhir bahwa ada yang lebih penting dari sekadar mengejar dan menggapai cita-cita, yakni mengikuti petunjuk dan ridha kedua orang tua. Untuk itu setiap hal agar selalu dikonsultasikan kepada orang tua.


“Mengikuti dawuh orang tua tua lebih aman dan berkah, karena mendapat ridha orang tua itu lebih penting," imbuhnya.


Pesan khusus juga disampaikan kepada santri kelas akhir yang masih bimbang dalam melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi bahwa Pesantren Futuhiyyah Suburan Mranggen sudah membuka pendidikan Ma'had Aly Nurul Burhany setingkat strata 1 dengan jurusan Al-Quran wa ‘ulumihi (Al-Qur’an dan Ilmu-ilmu Al-Qur’an). 


"Sebagai perwujudan cita-cita almarhum KH Muhammad Hanif Muslih untuk membuka Madrasatul Qur'an. Semoga ilmu yang sudah diserap oleh para santri selama di pesantren dan di lembaga Madrasah Yayasan Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen mendapatkan ilmu yag manfaat dan barakah,” harapnya.


Ketua panitia M Luthfi Khakim kepada NU Online Jateng, Senin (16/5) menjelaskan, khatmil kutub dibuka dengan qira’ah/pembacaan mandzumah yang meliputi nadzam kitab Sulam Ash-shibyan, nadzam Imrithi dan nadzam Alfiyah oleh masing-masing kelas Madrasah Diniyah di hadapan para wali santri dan tamu undangan.


“Acara muwadaah ini memang kami gelar rutin setiap tahun sekali, namun tahun ini acara kami buat secara sederhana. Alhamdulilah semua bisa berlangsung lancar,” ucapnya.


Dalam kesempatan mauidhah hasanah yang disampaikan oleh Habib Abdullah Muhammad Al-Hindwan dari Ngroto Gubug Kabupaten Grobogan menekankan betapa pentingnya ilmu nahwu dan sharaf. 


"Karena salah satu syarat untuk bisa memahami teks-teks tentang agama, baik itu yang bersumber dari Al-Qur’an, Hadits, maupun turats Islam karya para ulama terdahulu adalah harus bisa dan menguasai bahasa Arab dan ilmu tata bahasa Arab, karena teks-teks tersebut semua menggunakan bahasa Arab," ujarnya.


Dikatakan, ilmu nahwu dan sharaf adalah alat yangg digunakan dalam memahami teks kalam arab. Sementara Al-Qur’an sebagai sumber hukum dan pedoman hidup kita pun berbahasa arab.


Kepada santri kelas akhir, Habib Abdullah Al-Hindwan menegaskan untuk terus terus belajar dan menuntut ilmu karena hal itu merupakan keharusan bagi setiap muslim. Hal ini karena memang tugas seorang santri ialah belajar. Santri harus senantiasa mencurahkan waktu dan tenaganya setiap hari untuk menambah ilmu, wawasan dan pengetahuan.


“Tetaplah belajar, pemuda harus optimis dalam belajar. Insyaallah akan diangkat derajat oleh Allah SWT. Karena ilmu akan menjadi kemuliaan dan hiasan bagi pemiliknya,” pungkasnya.


Pengirim: Ben Zabidy


Regional Terbaru