PBNU: Perkum NU Harus Dijalankan sebagai Pedoman Organisasi
Selasa, 20 Februari 2024 | 07:00 WIB
Magelang, NU Online Jateng
Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Said Asrori menegaskan, sesuai hasil Muktamar ke-34 di Lampung, Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar, PBNU telah menerbitkan beberapa Peraturan Perkumpulan atau Perkum yang wajib dijalankan pengurus dalam menjalankan fungsi NU sebagai ri'ayatul ummah.
"Perkum hasil Konbes di Yogyakarta sebulan yang lalu di antaranya tentang sistem kesehatan, sistem pendidikan, dan tata cara bahtsul masail di lingkungan NU," ujarnya dalam haul masyayih dan khataman di Pesantren Raudhotut Thulab Tempuran Magelang, Senin (19/2/2024) malam.
Untuk itu pihaknya meminta agar seluruh jajaran pengurus Jamiyah NU dapat berkoordinasi guna menjalankan keputusan Jamiyah NU tersebut. Hal ini penting, karena perkum dibuat untuk bisa dilaksanakan dengan baik di semua tringkatan.
Wakil Ketua Umum PBNU KH Zoelva Musthofa dalam mauidhoh hasanahnya menyampaikan, ulama Indonesia, Asia Tengah dan Timur Tengah ada kelebihan dan kekurangannya. "Kalau ulama Indonesia tidak banyak memiliki tulisan kitab namun dekat dengan jamaah karena para kiai sering diundang masyarakat manaqiban, tahlilan dan pengajian. Sementara itu ulama Timur Tengah banyak menulis kitab namun tidak banyak memiliki forum bersama masyarakatnya," terangnya.
Menurutnya, Indonesia harus bersyukur karena dua hal. Pertama, adanya NU sebagai jamiyah terbesar di dunia. Kedua, adanya pondok pesantren. "Dengan adanya NU dan pesantren, Indonesia punya karakter moderat dan toleran," ucapnya.
Peradaban Islam Indonesia lanjutnya, adalah ahlussunah wal jamaah. "Santri itu seperti lebah, yakni yahdi atau memberikan penerangan dan yasfi atau menyembuhkan," ungkapnya.
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) HM Muzamil dalam sambutannya menyampaikan, NU dan pesantren ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. "Pesantren merupakan NU kecil dan NU merupakan pesantren besar, karena NU didirikan oleh ulama para pengasuh pondok pesantren," kata Muzamil.
Dengan adanya NU sambungnya, perjuangan ulama dapat dikoordinasikan sehingga dapat menyatu. "Sebelum NU lahir, perjuangan ulama dilakukan sendiri per daerah sehingga mudah dipatahkan, namun dengan lahirnya NU, perjuangan ulama dapat terkoordinasi sehingga Indonesia dapat merdeka," bebernya.
Karena itu, para ulama pendiri NU semuanya memiliki banyak pahala sehingga wajar jika disebut sebagai pahlawan. "Sekarang tugas kita bersama untuk meneruskan kebaikan-kebaikan yang diamalkan para pendahulu sesuai kemampuan yang ada," pungkasnya.
Acara yang diselenggarakan setiap bulan Sya'ban tersebut dihadiri orang tua wali santri, jajaran Pemerintah Kabupaten Magelang, Kakanwil Kemenag Jateng H Mustain dan tokoh masyarakat Magelang dan sekitarnya.
Pengirim: Insan Al-Huda
Terpopuler
1
GP Ansor Akan Deklarasikan 100 Ribu Patriot Ketahanan Pangan pada Puncak Harlah ke-91 di Banyumas
2
Tari dan Tayu, Sosok Kartini Kembar Fatayat NU dari Kendal
3
Peringati Harlah ke-91, GP Ansor Boyolali Gelar Turnamen Bulu Tangkis antar Kecamatan
4
6 Fakta Sejarah RA Kartini yang Jarang Diketahui Publik
5
Darul Amanah FA Jaring Bintang Lapangan Lewat Seleksi Terbuka SSB dan Beasiswa 2025/2026
6
Tumbuhkan Jiwa Mandiri dan Disiplin, Santri Pesantren Salafiyah Kangkung Kendal Semarakkan Ekstrakurikuler Pramuka
Terkini
Lihat Semua