• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 2 Mei 2024

Regional

Haul Masyayekh Sumber Inspirasi Nahdliyin dalam Khidmah Kepada Bangsa 

Haul Masyayekh Sumber Inspirasi Nahdliyin dalam Khidmah Kepada Bangsa 
Rais Idarah Wustha Jatman Jateng KH Dzikron Abdullah (Foto: NU Online Jateng/Alimin)
Rais Idarah Wustha Jatman Jateng KH Dzikron Abdullah (Foto: NU Online Jateng/Alimin)

Demak, NU Online Jateng
Nahdliyin harus memelihara dan melestarikan tradisi ajaran haul masyayekh dan orang-orang alim yang berjasa besar dalan membimbing umat. Karena  aktivitas haul akan mengungkap berbagai kesalehan yang dapat dijadikan teladan hidup.


Rais Idarah Wustha Jamiyah Ahlit Thariqah Al-Mu'tabarah an-Nahdliyah (Jatman) Jateng KH Dzikron Abdullah usai menyampaikan mauidhah hasanah dalam acara haul itu menyatakan, sosok Kiai Makshum berkontribusi besar dalam membangun karakter bangsa.


"Demikian juga putra-putrinya mengikuti jejak perjuangan mbah Ma'shum, aktif berkhidmah di NU dan pesantren. Salah satunya Gus Zaenal Arifin yang kini menjadi Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Demak dan Katib Idarah Wustha Jatman Jateng," ungkapnya.


Hal itu disampaikan saat mengisi pengajian di Pesantren Fathul Huda Karanggawang, Sidorejo, Sayung, Demak dalam acara haul ke-17 KH Makshum Mahfudli bersama para masyayekh Pesantren Fathul Huda di komplek Maqbaroh Sidorejo, Kamis (24/2).


Menurutnya, dari kerja keras dan ketekunannya muncul kader-kader bangsa yang menjadi penggerak dakwah, pendidikan, dan aktivis NU di berbagai daerah. Kehadiran mereka di tengah-tengah masyarakat lingkungannya membawa manfaat yang tidak kecil.


Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) KH Muhammad Asyiq mengatakan, nahdliyin tidak boleh goyah dalam mempertahankan tradisi haul, sebab dari sinilah santri dan nahdliyin bisa menemukan informasi berbagai keteladanan yang diukir dimasa lalu oleh ulama yang sedang dihauli.   


"Seperti almarhum almaghfurlah romo Kiai Ma'shum Mahfudli yang sedang dihauli hari ini adalah sosok yang sangat layak diteladani terutama dalam  ketekunannya  mendalami ilmu dan berkhidmah kepada bangsa melalui pesantren dan NU," ujarnya.


Kiai Asyiq mengatakan hal  itu saat menyampaikan sambutan mewakili keluarga besar


Disampaikan, Kiai Ma'shum yang lahir pada tahun 1929 dan meninggal pada tahun 2005 mendapat bekal pendidikan dan disiplin yang ketat dari orang tuanya, Kiai Yasir. Saat memasuki usia baligh Ma'shum yang masih remaja dikirim ke pesantren Futuhiyyah Mranggen, Demak untuk ngaji kepada Kiai Muslih.


"Dari Mranggen dilanjutkan nyantri ke Darul Ulum Pondoan Pati yang diasuh Kiai Muhammadun dan Pesantren Bendo Ploso Kediri. Perjalanan nyantri dari Karanggawang  Sidorejo ke Bendo ditempuh dengan jalan kaki, sebuah perjuangan memburu ilmu yang sangat dramatis dan heroik," ucapnya. 


Menurutnya,inilah salah satu kehebatan para kiai-kiai terdahulu, untuk mendapatkan ilmu yang manfaat ditempuh melalui perjuangan yang tidak ringan. Karena itu para santri jangan melupakan acara haul agar jejak sejarah perjuangan para masyayekh  tetap terpatri dan menginspirasi para santri yang sedang ngaji.


"Pengembaraan memburu ilmu diakhiri tahun 1958. Pulang dari mondok Kiai Ma'shum langsung melayani masyarakat dengan mendirikan Fesantren Fathul Huda di tanah kelahirannya dan aktif di Jamiyah Nahdlatul Ulama dari ranting hingga cabang Demak tanpa putus," pungkasnya.


Pengirim: A Alim
Editor: Samsul Huda


Regional Terbaru