• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Senin, 29 April 2024

Nasional

Kiai Chalwani: Ki Hadjar Dewantara Nyatakan Pendidikan Terbaik Ada di Pesantren

Kiai Chalwani: Ki Hadjar Dewantara Nyatakan Pendidikan Terbaik Ada di Pesantren
KH Achmad Chalwani Nawawi (Foto: NU Online Jateng/Syarif)
KH Achmad Chalwani Nawawi (Foto: NU Online Jateng/Syarif)

Kebumen, NU Online Jateng

Tanggal 2 Mei ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Peringatan Hardiknas dilatarbelakangi oleh sosok yang memiliki jasa besar terhadap dunia pendidikan di Indonesia. Sosok tersebut tidak lain yaitu Ki Hadjar Dewantara. 


Pengasuh Pesantren An-Nawawi, Berjan, Purworejo KH Achmad Chalwani Nawawi mengungkapkan bahwa tokoh nasional yang memiliki semboyan Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani itu pernah menyatakan, pendidikan yang paling berhasil adalah pendidikan sistem pondok pesantren.


"Karena pendidikan pesantren adalah pendidikan yang lingkungannya serba mendukung keberhasilan pendidikan," jelas Kiai Chalwani yang juga Wakil Rais PWNU Jawa Tengah kepada NU Online Jateng, Ahad (2/5).


Lebih lanjut, Mursyid Thariqah Qadiriyah wan Naqsyabandiyah tersebut menuturkan, semasa hidupnya Ki Hadjar Dewantara juga mengaji Al-Qur'an. Pahlawan nasional asal Yogyakarta yang mempunyai nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat itu ngaji Al-Qur'an kepada Kiai Sulaiman Zainudin, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.


"Dulu ada tokoh pendidikan nasional bernama Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi, seorang Belanda yang dikirim ke Indonesia untuk merusak bangsa Indonesia. Namun ketika Douwes Dekker berhubungan dengan para kiai dan santri, mindset-nya berubah, yang semula ingin merusak justeru bergabung dengan para aktivis pergerakan bangsa Indonesia saat itu," terangnya.


“Douwes Dekker menyatakan, kalau tidak ada kiai dan pondok pesantren, maka patriotisme bangsa Indonesia sudah hancur berantakan," sambungnya.


Pernyataan tersebut, menurut Kiai Chalwani merupakan pandangan yang orisinil atau objektif. Mengingat bahwa sosok Douwes Dekker merupakan orang yang belum pernah nyantri di pesantren. Lain halnya jika pernyataan itu disampaikan oleh seorang kiai ataupun santri.


"Kalau yang berbicara orang luar, ini tentu apa adanya, tidak dibuat-buat. Maka, kembalilah ke pesantren," pungkasnya.


Kontributor: Syarif Hidayat

Editor: M Ngisom Al-Barony


Nasional Terbaru