• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Selasa, 7 Mei 2024

Nasional

Kartu Prakerja Perlu Disambut Santri dan Pesantren

Kartu Prakerja Perlu Disambut Santri dan Pesantren
Ketua PP RMINU KH Ghofar Rozin (Foto: NU Online)
Ketua PP RMINU KH Ghofar Rozin (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online Jateng

Kartu prakerja yang digulirkan pemerintah seharusnya perlu disambut dan direspons dengan cepat oleh santri dan pesantren. Pasalnya, program yang diluncurkan di tengah kondisi pandemi Covid-19 diharapkan dapat mengatasi masalah tenaga kerja yang berlimpah.


Ketua Pengurus Pusat Rabithah Ma’ahid al-Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU), KH Abdul Ghaffar Rozin mengatakan, santri dan pesantren seharusnya bisa memanfaatkan peluang yang baik ini.


"Jadi saya kira kartu prakerja ini memang perlu kita sambut dari perspektif santri dan pesantren," jelasnya.


Hal itu disampaikan pada 'Bangkit dari Krisis Pandemi dengan Bisnis UMKM' yang diadakan TVNU, Selasa (20/4) sore.


Dikatakan, jumlah pesantren di Indonesia ada 28.000 pada tahun 2020, dan saat ini terus bertambah. Dari jumlah itu, 23.300 di antaranya berafiliasi ke Nahdlatul Ulama, santrinya ada 18 juta, Ustadznya ada 1,5 juta.


"Akan tetapi kalau kita bicara soal masyarakat pesantren itu ada 90 juta masyarakat pesantren," kata KH Abdul Ghaffar Rozin.


Menurut Gus Rozin sapaan akrab beliau, karakter pesantren itu sangat otonom baik secara politik maupun ekonomi, mandiri. Karena kalau kita bicara masyarakat pesantren itu juga kita bicara soal pesantren dan masyarakat yang ada di sekitarnya, dan juga wali santri yang mayoritas merupakan pelaku UMKM.


"Nah saya kira dalam konteks menanggapi kartu prakerja ini, kami melihat bahwa sosialisasi kartu prakerja ini belum begitu banyak didengar di pesantren, terutama pada santri santri yang sudah selesai misalnya tamat Aliyah atau tamat SMA begitu, atau santri santri yang tidak mempunyai kesempatan untuk studi lanjut baik di pesantren maupun di luar pesantren," ucapnya. 


Disampaikan, bicara soal pesantren dan UMKM, stakeholder terbesar pesantren itu hanya ada tiga, stakeholder itu ya maksudnya masyarakat yang ada di sekitar pesantren, kemudian para wali santri, itu dari pelaku UMKM, petani, dan nelayan.


Lebih lanjut, Gus Rozin mengatakan bahwa UMKM, petani, dan nelayan belum selesai membangun ekosistemnya, membangun infrastruktur bisnisnya itu masih belum selesai. Apalagi kita tahu ya sebetulnya krisis 98, krisis 2009, sekarang, negara ini banyak diselamatkan oleh UMKM.


"Kami melihat bahwa mungkin sebagian pesantren sudah mendengar, tapi sebagian pesantren masih belum tahu apa itu namanya kartu prakerja. Oleh karena itu saya kira ini menjadi sesuatu yang sangat bagus untuk memperbaiki salah satu stakeholder terbesar pesantren yaitu UMKM," pungkasnya.


Kontributor: Malik Ibnu Zaman

Editor: M Ngisom Al-Barony



Nasional Terbaru