Ketua IPPNU Jateng Ajak Menciptakan Ruang Aman dan Nyaman bagi Perempuan
Selasa, 10 Desember 2024 | 11:00 WIB
Dialog Interaktif dan Kelas Insentif Perspektif Gender di Universitas Surakarta di Jalan Raya Palur Km 5 Surakarta Ngringo Kecamatan Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah pada Ahad (8/12/2024).
Septy Aisah
Penulis
Surakarta, NU Online Jateng
Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Jawa Tengah gelar Dialog Interaktif dan Kelas Insentif Perspektif Gender, dalam rangka memperingati 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (HAKtP). Acara tersebut berlangsung di Universitas Surakarta di Jalan Raya Palur Km 5 Surakarta Ngringo Kecamatan Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah pada Ahad (8/12/2024).
Dalam acara tersebut, terbagi menjadi dua sesi. Dialog interaktif menghadirkan Founder Ngaji Kajian Gender Islam (KGI), Nur Rofiah dan Rektor Universitas Surakarta, Astrid Widayani. Sedangkan, kelas insentif mendatangkan Koordinator Puan Penulis 2021-2022, Masithoh Azzahro Lutfiasari.
Ketua PW IPPNU Jawa Tengah, Dwi Sangita mengatakan bahwa Hari Anti Kekerasan terhadap perempuan merupakan salah satu event untuk merefleksikan diri sebagai perempuan, bahwa perempuan secara posisi seringkali hanya dianggap sebagai objek seksual, bukan sebagai subjek manusia secara utuh.
"Pada hari anti kekerasan terhadap perempuan ini event salah satu peringatan untuk merefleksikan diri kita sebagai perempuan, apa yang sudah disampaikan oleh Bu Nyai Nur Rofiah, bahwasanya jangan sampai perempuan itu hanya menjadi objek seksual," jelas Dwi Sangita.
Lebih lanjut, Dwi Sangita mengungkap kekerasan yang terjadi di organisasi, di sekolah bahkan di pesantren. Hal itu menjadi peringatan untuk saling menguatkan dalam berbicara kekerasan, terlebih korban kekerasan seksual mayoritas didominasi perempuan.
"Apalagi ketika kita berbicara tentang kekerasan terhadap perempuan. Banyak kekerasan terjadi di organisasi, sekolah bahkan pesantren. Maka ayo kita saling menguatkan untuk saling mengingatkan agar kita sesama perempuan itu saling support support satu sama lain," tuturnya.
Selain itu, ia menyampaikan dalam menghadapi situasi berhadapan dengan korban kekerasan seksual, harus diawali dengan rasa perspektif terhadap korban, jangan malah menganggap aib hingga menjauhi korban. Kemudian, Dwi Sangita mengajak peserta dialog interaktif untuk mencari solusi guna menciptakan ruang yang nyaman dan aman bagi perempuan.
"Jangan menganggap kasus kekerasan seksual aib, apalagi sampai korban dijauhi. Mari mencari solusi bagaimana kita itu bisa menciptakan ruang yang nyaman ruang yang aman bagi perempuan, kata Sangita.
Sebagai informasi, acara Dialog Interaktif dan Kelas Insentif Perspektif Gender dalam rangka memperingati HAKtP bersifat terbatas dengan dihadiri oleh ketua Pimpinan Cabang (PC) IPPNU se-Solo Raya dan kader IPPNU se-Jawa Tengah.
Terpopuler
1
Promosi Doktor H M Faojin: Strategi Implementasi Kebijakan PAI di Sekolah Non-Muslim untuk Moderasi Pendidikan Agama di Indonesia
2
Menghidupkan Warisan Ulama Nusantara, Ma’had Aly Amtsilati Gelar Seminar Manuskrip dan Pelatihan Tahqiq Bersama Nahdhatut Turats
3
PAC GP Ansor Margasari Adakan Rapat Kerja Perdana Masa Khidmat 2024-2027
4
Khasiat Doa Akhir Bulan Rajab dan Puasa Menurut KH Achmad Chalwani
5
Program Makan Bergizi Gratis Mulai Berjalan di Pati Meskipun Sempat Terlambat
6
Peringatan Harlah Ke-102 NU, PCNU Banjarnegara Tekankan Kebersamaan demi Harmoni Masyarakat
Terkini
Lihat Semua