Dugaan Kekerasan Oknum Polisi terhadap Anggota Pagar Nusa Sukoharjo, Gus Nabil Tak Tinggal Diam
Rabu, 18 September 2024 | 15:30 WIB
Abdul Khalim Mahfur
Penulis
Sukoharjo, NU Online Jateng
Anggota perguruan pencak silat Pagar Nusa (PN) diduga menjadi korban kekerasan oleh oknum kepolisian di Sukoharjo, Jawa Tengah, yang menuai perhatian dan kekecewaan mendalam.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa, Muhammad Nabil Haroen, menyampaikan rasa keprihatinannya dalam rapat terbatas di kediaman Ketua PCNU Sukoharjo, KH Khomsun Nur Arif, pada Sabtu malam (14/9/2024).
Peristiwa tersebut bermula saat Pengurus Cabang Pagar Nusa Sukoharjo menggelar acara peringatan Maulid Nabi Muhammad saw dan pembaiatan 375 anggota baru pada Sabtu (7/9/2024).
“Sebelum memasuki lokasi acara, naluri saya tergerak untuk memantau situasi di sekitar. Dua kali saya berputar mengamati dan memastikan bahwa segala sesuatu berjalan dengan tertib,” ujar Gus Nabil.
Ia menambahkan bahwa seluruh anggota Pagar Nusa mengikuti rangkaian acara dengan disiplin, menjaga kehormatan organisasi dan tradisi yang mereka emban. Namun, seusai acara, ia mendengar kabar tentang pengerahan aparat keamanan dalam jumlah besar, seolah ada ancaman serius.
“Oleh karena itu, saya tegaskan, menyenggol anggota saya berarti menyenggol saya. Karena mereka adalah bagian dari keluarga besar saya,” tegasnya.
Beberapa hari kemudian, laporan-laporan masuk, termasuk video di media sosial yang menunjukkan tindakan represif aparat terhadap anggota Pagar Nusa, seperti pemukulan, injakan, dan tembakan gas air mata.
“Saya langsung merasakan kekecewaan yang mendalam,” katanya.
Kritik atas Tindakan Represif terhadap Bela Diri Warisan Leluhur
Gus Nabil bersama tim hukum Pagar Nusa berencana turun ke lapangan untuk menggali fakta. Menurutnya, semakin banyak bukti yang terkumpul, semakin jelas bahwa tindakan represif ini bukan insiden biasa, tetapi cermin dari masalah yang serius.
Selama ini, hubungan Pagar Nusa dengan Polri berjalan baik, termasuk hubungan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa dengan Kapolri dan Kapolda. "Namun, mengapa arogansi seperti ini bisa terjadi? Apakah hanya Pagar Nusa yang mengalami, atau perguruan pencak silat lainnya di berbagai daerah?" tanya Gus Nabil.
Menurutnya, jika ada kesalahan dari pihak Pagar Nusa, pembinaan adalah solusi yang lebih baik. "Apakah tindakan represif seperti ini yang akan menyelesaikan masalah?" tambahnya.
Jika kejadian serupa terus berlanjut, Gus Nabil khawatir pencak silat akan punah, karena orang tua takut mengizinkan anak-anak mereka berlatih bela diri akibat kekerasan yang mengintai.
“Ironisnya, saya hampir tidak pernah melihat tindakan arogansi seperti ini terhadap bela diri impor. Namun, terhadap pencak silat, warisan luhur bangsa kita, kekerasan seperti ini seakan sudah menjadi biasa,” katanya.
Gus Nabil menegaskan bahwa Pagar Nusa akan terus berjuang, sesuai arahan para kiai, dan tidak akan tinggal diam dalam memperjuangkan keadilan serta menjaga warisan bangsa ini dari kepunahan.
Terpopuler
1
Kiai Abdan Koripan Magelang, Sang Jurkam NU
2
NU Peduli Lasem Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Gubug, Grobogan
3
Biro Infokom Banser Tegal Gelar Kopdar, Bahas Penguatan Komunikasi dan Kesiapsiagaan
4
Ketua Baru PR GP Ansor Karangasem Tegal Terpilih, Siap Wujudkan Pemuda Maju dan Berkhidmat
5
Lakpesdam PWNU Jateng Gandeng PCNU Kota Semarang Gelar Forum Kader NU Jateng yang Perdana
6
Berikut 6 Putusan Hasil Komisi Bahtsul Masail Waqi’iyah Munas NU 2025
Terkini
Lihat Semua