Nasional

Debat Pilgub Jateng, Luthfi Pertanyakan Filosofi Jawa yang Diusung Andika

Kamis, 21 November 2024 | 07:00 WIB

Debat Pilgub Jateng, Luthfi Pertanyakan Filosofi Jawa yang Diusung Andika

Debat Ketiga Pilgub Jateng (Foto:Tangkapan layar KPU Jateng)

Semarang, NU Online Jateng

Pasangan calon gubernur (cagub) Jawa Tengah nomor urut 02, Ahmad Luthfi, mempertanyakan filosofi budaya Jawa yang diusung cagub nomor urut 01, Andika Perkasa, dalam memimpin Jawa Tengah, mengacu pada nilai-nilai kepemimpinan masa kerajaan Wangsa Sailendra, Kalingga, dan Demak.


Pertanyaan tersebut diajukan dalam segmen kelima Debat Ketiga Cagub-Cawagub Jawa Tengah yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah di Muladi Dome, Universitas Diponegoro, Semarang, Rabu (20/11/2024) malam.


Menanggapi hal ini, Andika menjelaskan bahwa kebijakan budayanya akan mengacu pada variabel-variabel dalam indeks pembangunan kebudayaan, seperti ekonomi kebudayaan, pendidikan, warisan budaya, ekspresi budaya, budaya literasi, dan gender.


"Menurut saya, kebudayaan di Jawa Tengah harus selalu dihadapkan pada variabel tadi karena yang diukur adalah itu. Apakah kita memilih satu atau memberikan kesempatan yang ada di Jawa Tengah ini untuk berkembang," ujar Andika.


Ia menambahkan bahwa perkembangan budaya harus berdampak pada ekonomi budaya, seraya mencontohkan keberhasilan Yogyakarta dalam mengkapitalisasi potensi budaya. Namun, ia menilai peran pemerintah tidak bisa berjalan sendiri.


"Kita harus melibatkan swasta karena mereka memiliki kapasitas lebih besar untuk mendorong ekonomi budaya. Pemerintah Provinsi bisa mendukung melalui regulasi, relaksasi, dan insentif yang memungkinkan swasta membangun fasilitas serta infrastruktur," jelas Andika.


Menanggapi jawaban tersebut, Luthfi menilai Andika belum menjawab pertanyaan terkait filosofi kepemimpinan Jawa. Ia mengingatkan bahwa Jawa Tengah sudah memiliki Perda Nomor 3 Tahun 2024 tentang Kebudayaan yang perlu dioptimalkan.


"Yang kami tanyakan adalah Jowone Jowo, filosofi kepemimpinan yang mencerminkan nilai-nilai seperti gemah ripah lohjinawi, tata tentrem kerta raharja. Ini adalah falsafah Jawa yang harus kita lestarikan untuk menjaga kesuburan dan kemakmuran Jawa Tengah," tegas Luthfi.


Ia menambahkan bahwa filosofi tersebut mencakup semangat gotong royong, toleransi, serta kesejahteraan sebagai prasyarat pembangunan yang inklusif di Jawa Tengah.


"Dengan menciptakan suasana yang aman, investor akan datang, lapangan kerja tercipta, dan pembangunan akan merata," pungkas Luthfi.