• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 2 Mei 2024

Nasional

Buka Rakernas Falakiyah, Katib Aam PBNU: Perlu Perluasan Definisi Falak

Buka Rakernas Falakiyah, Katib Aam PBNU: Perlu Perluasan Definisi Falak
Katib Aam PBNU KH Said Asrori buka Rakernas Fakahiyah (Foto: NU Online)
Katib Aam PBNU KH Said Asrori buka Rakernas Fakahiyah (Foto: NU Online)

Bandung, NU Online Jateng
Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Akhmad Said Asrori membuka secara resmi Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Falakiyah PBNU. Acara ini digelar di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Bandung, Jawa Barat berlangsung Jumat (9/12/2022).


Kiai Said Asrori mengatakan, orang kerap kali membedakan ilmu falak dan astronomi. Definisi ilmu falak dipersempit menjadi ilmu perputaran matahari, bumi, dan bulan saja, sedangkan peruntukannya hanya pada penentuan awal bulan dan tahun dan waktu shalat. 


"Sementara untuk ilmu yang mempelajari keseluruhan alam raya disebut sebagai astronomi. Saya agak tidak setuju ini," ujar Pengasuh Pesantren Raudlatut Thullab, Tempuran, Magelang itu.


Dilansir dari nu.or.id, Kiai Said menegaskan bahwa ilmu falak perlu diperluas definisinya, tidak sekadar membahas perputaran matahari, bumi, dan bulan saja. Pun kebermanfaatannya tidak hanya pada persoalan ibadah saja.


Pandangan demikian tentu memiliki dasar argumentasi. Kiai Said melandasinya pada sebuah Hadits Qudsi yang masyhur mengenai sosok Nabi Muhammad saw dan penciptaan alam raya.


Dalam Hadits tersebut, Allah swt berfirman 'laulaka, laulaka ya Muhammad, lama khalaqtul aflak' jika tidak karena dirimu, jika tidak karena dirimu, wahai Muhammad, tidaklah Aku menciptakan aflak. Aflak merupakan bentuk jamak dari kata falak.


"Apa aflak itu? Ma hiya al-aflak? Saya berkesimpulan, al-aflak hiya ma siwa Allah (aflak itu sesuatu selain Allah). Ya, makhluk. Hawadis (sesuatu yang baru), Segala sesuatu selain Allah," jelasnya.


Dari situ, Kiai Said menegaskan bahwa ilmu falak merupakan ilmu yang digunakan sebagai alat untuk mempelajari alam semesta. "Ilmu falak adalah ilmu untuk mempelajari seluruh ciptaan Allah," katanya.


Hal ini diperkuat dengan pemaknaan para kiai atas kata falak, yaitu cakrawala. Artinya, bukan sekadar matahari, bumi, dan bulan saja, melainkan seluruh jagat. "Cakrawala itu ilmu tentang bumi dan antariksa," katanya.


Menurutnya, dalam cakrawala, bumi merupakan salah satu anggota dari galaksi Bima Sakti. Tidak hanya itu, di galaksi-galaksi lain seperti andromeda, dan sebagainya. Dalam benaknya, ini selaras dengan penyebutan langit di dalam Al-Qur'an yang kerap disebut dalam bentuk jamak, samawat.


"Mengutip kitab Hushunul Hamidiyah, ada penyebutan samaul ardli langitnya bumi. Samawat yang pertama, samaul ardli, itu ya galaksi Bima Sakti," katanya.


Pembukaan Rakernas LF PBNU ini ditandai dengan pembunyian angklung oleh KH Akhmad Said Asrori bersama Ketua Lembaga Falakiyah PBNU KH Sirril Wafa, Sekretaris LF PBNU H Asmui, dan Kepala Subdirektorat Hisab Rukyat dan Syariah Kementerian Agama H Ismail Fahmi.


Turut mendampingi pula, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat KH Juhadi Muhammad, Ketua LF PWNU Jawa Barat H Asep Zaenal Muttaqien, dan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bandung KH Asep Jamaluddin. (*)
 


Nasional Terbaru