Lawinda Rahmawati
Penulis
Semarang, NU Online Jateng
Banyaknya fenomena anak yang cuci darah di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo atau RSCM Jakarta Pusat, belakangan ini ramai diperbincangkan.
Menanggapi hal tersebut, Dokter di Pondok Pesantren Walisongo Sragen, Zain Kholishotul Ma'rufah menyampaikan bahwa adanya fenomena anak-anak yang cuci darah bukanlah hal baru.
"Sebenarnya kasus cuci darah pada anak itu bukan hal yang baru. Maksudnya, memang ada anak yang cuci darah dan bukan terjadi secara tiba-tiba langsung melonjak drastis, itu tidak," katanya saat di wawancara NU Online Jateng, Kamis (1/8/2024).
Dikatakan, RSCM umumnya menjadi rumah sakit rujukan bagi anak yang mengalami gangguan ginjal dan membutuhkan cuci darah.
“RSCM memang menjadi rumah sakit rujukan pusat dari berbagai daerah, fasilitasnya lebih lengkap dan di sana memang disediakan unit hemodialisa untuk anak,” katanya.
Lebih lanjut, dr. Zain sapaan akrabnya, menyampaikan penyebab terjadinya kerusakan ginjal pada anak yang dapat disebabkan oleh banyak hal. Di antaranya, kelainan bawaan, bentuk ginjal yang tidak normal serta adanya kista di dalam ginjal.
"Biasanya kerusakan ginjal yang terjadi pada anak-anak itu disebabkan karena kelainan bawaan, sindrom nefrotik, kelainan bentuk atau bentuk ginjal yang tidak normal, kista ginjal dan sebagainya," ucapnya.
Meski begitu, ia mengatakan banyak faktor lain yang dapat memicu terjadinya kerusakan ginjal pada anak. Mulai dari konsumsi makanan manis yang berlebih, junk food, hingga pola hidup yang tidak sehat.
“Hal tersebut memang bisa menyebabkan kerusakan ginjal, namun tidak terjadi secara tiba-tiba. Sama halnya dengan orang dewasa, apabila pola hidup dan konsumsi makanan yang kurang baik secara terus-menerus, efeknya tidak hanya ke ginjal, tapi juga bisa menyerang organ lain,” tuturnya.
Ia menyebutkan, konsumsi makanan manis berlebih bukan merupakan faktor utama penyebab terjadinya kerusakan ginjal. Namun, hal tersebut dapat memberikan efek buruk bagi tubuh apabila dilakukan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama.
Dokter Zain menambahkan, apabila melihat gejala-gejala terjadinya kerusakan ginjal pada anak sebagai orang tua harus sigap dan aware terhadap kondisi kesehatan anak sejak awal.
“Sebagai orang tua harus lebih aware terhadap anaknya. Jadi ketika masih kecil atau balita, kalau misalkan sakit kira-kira gejalanya mirip atau tidak. Apabila dirasa ditemukan gejala-gejala yang berbeda dari sakit pada umumnya itu jangan dulu takut atau malah menutup-tutupi,” katanya.
Ia mengatakan, hal tersebut dapat membantu pemulihan anak lebih cepat apabila sudah diketahui terdapat kelainan atau kerusakan ginjal sejak awal.
“Hal tersebut supaya tidak terlalu jauh penyakitnya, agar bisa diobati dan kembali normal. Karena, gagal ginjal itu ada dua tipe, yaitu akut dan kronis. Kalau akut, selama dia kondisinya tidak terlalu parah biasanya masih bisa kembali seperti semula. Tapi kalau yang sudah kronis biasanya lebih susah,” tuturnya.
Lawinda Rahmawati
Terpopuler
1
Jadwal Kepulangan Jamaah Haji Asal Jateng dan DIY, Gelombang 1
2
Tradisi Ancakan dan Tumpeng Sembilan Meriahkan Grebeg Besar Demak
3
Innalillahi, Ketua MUI Kota Surakarta KH Abdul Aziz Ahmad Wafat
4
An Nida’ Festival 2025: Santri Ukir Prestasi, Lestarikan Budaya, dan Giat Berdakwah
5
LAZISNU Jateng Sembelih dan Bagikan Daging Hewan Kurban dari Presiden Prabowo
6
Teladani Keluarga Nabi untuk Bangun Ketahanan Keluarga
Terkini
Lihat Semua