Jakarta, NU Online Jateng
Muhammad Agil Nuruz Zaman terpilih sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PNU) periode 2022-2025 dalam pelaksanaan pemilihan ketua umum di Kongres ke-20 IPNU di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta pada Selasa (16/8/2022).
Putra asli Demak Jawa Tengah tersebut berhasil memperoleh suara tertinggi yakni 309 suara, terpaut jauh dari lawannya Sulkifli Azis dari Sulawesi Selatan yang hanya 76 suara.
Sebelumnya, di putaran pertama terdapat empat nama dari total enam kandidat ketua umum, dari keempat kandidat tersebut dinyatakan lolos ke tahap selanjutnya dengan rincian M Agil Nuruz Zaman mendapatkan 137 suara, Agus Suherman Tanjung 90 suara, Sulkifli Azis 98 suara, dan terakhir Aufar Hadi 60 suara.
Dalam tahap selanjutnya, Agil sapaan akrabnya mendapatkan limpahan suara dari kandidat lain, sehingga Agil pun terpilih sebagai ketua umum yang baru. Bagi Demak ini adalah sejarah bagi kota wali untuk pertama kalinya kader Demak menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat IPNU.
Agil yang membawa visi IPNU inklusif, produktif, dan prestatif tersebut juga memiliki segudang pengalaman organisasi mulai dari IPNU sendiri pernah menjadi ketua Pimpinan Ranting Bogorome, Komandan DKC CBP Demak, Sekretaris PC IPNU Demak, Ketua PC IPNU Demak, terakhir Wakil Ketua PW IPNU Jawa Tengah.
Muhammad Agil Nuruz Zaman (Foto: NU Online/Suwitno)
Selain itu, untuk non IPNU sendiri pernah menjadi Ketua OSIS SMP Negeri 1 Mijen, Ketua OSIS SMK Negeri 1 Demak, Sekretaris HMJ Syariah dan Ekonomi Islam, Wakil Ketua PMII Pengurus Rayon Syariah, hingga DPD KNPI Demak dan masih banyak lagi.
Diketahui, Kongres yang bertajuk 'Akselerasi Pelajar untuk Indonesia Maju' tersebut diikuti 770 peserta kader terbaik terdiri dari 24 Pimpinan Wilayah (PW) dan 361 Pimpinan Cabang (PC) IPNU di seluruh Indonesia dengan perwakilan dua orang.
Kongres yang dijadwalkan selama empat hari tersebut (12-15/8) molor menjadilima hari akibat tensi forum yang tinggi. Namun, meski sempat memanas kongres tetap berjalan dengan lancar tak mengurangi kesakralan hingga berakhir dengan damai.
Kontributor: Samsul Maarif
