Khutbah

Khutbah Jumat: Mengelola Karunia Allah pada Bidang Pertanian untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan

Kamis, 13 Februari 2025 | 15:00 WIB

Khutbah Jumat: Mengelola Karunia Allah pada Bidang Pertanian untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan

Ilutrasi petani (Foto: NU Online)

Mengelola karunia Allah dalam bidang pertanian berarti mengoptimalkan sumber daya alam dengan bijak dan berkelanjutan guna mewujudkan ketahanan pangan yang berdaya saing dan berkah bagi kehidupan. Khutbah Jumat kali ini berjudul "Mengelola Karunia Allah pada Bidang Pertanian untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan" Semoga bermanfaat!


Khutbah Pertama:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَه. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللَّهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

اَمَّا بَعْدُ، قَالَ الله تَعَالَى: يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَقَالَ الله تَعَالَى يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

وَ إِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا: كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ 


Ma’asyirol Muslimin Rahimakumullah


Pertama-tama marilah kita memulai pelaksanaan ibadah shalat Jum’at kita pada siang hari ini dengan senantiasa bersyukur kepada Allah swt. Marilah kita mensyukuri segala bentuk kenikmatan yang telah Allah berikan kepada kita semua yang dengan kenikmatan-kenikmatan tersebut kita masih dapat menjalani hidup ini dengan baik serta masih dapat menyempatkan diri untuk senantiasa beribadah kepada Allah swt.


Kemudian yang kedua, marilah kita memperbanyak mengirimkan shalawat dan juga salam kepada Nabi Muhammad saw., keluarga dan para sahabat-Nya. Dalam salah satu hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam Tirmidzi, dan Imam Nasa’i dijelaskan bahwa barang siapa yang bershawalat kepada Nabi sebanyak satu kali, maka Allah akan bershalawat untuknya sebanyak sepuluh kali. 


Selanjutnya sebagai khatib tidak lupa kami berwasiat kepada seluruh jama’ah dan juga diri khatib secara pribadi, marilah kita tingkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Allah swt. dengan mengerjakan seluruh perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Semoga dengan ketakwaan yang berkualitas menjadi sebab Allah memberikan rezeki yang tidak kita sangka-sangka. Sebagaimana firman-Nya:


وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ


Artinya: “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (QS. At-Thalaq (65) : 2-3)


Hadirin jama’ah shalat Jum’at yang dimuliakan Allah


Indonesia diciptakan oleh Allah swt menjadi negeri yang sangat kaya dengan sumber daya alam. Tanah yang subur, iklim dan cuaca yang mendukung, serta keberagaman tumbuh-tumbuhan memberikan potensi yang besar pada bidang pertanian. Itu juga menjadi modal yang besar bagi kita untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri pangan.


Seiring dengan perkembangan zaman, tantangan dalam pengelolaan sumber daya alam juga semakin kompleks. Lahan pertanian yang semakin menyempit, peningkatan alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan dan perkantoran, serta pengelolaan yang kurang bijak menjadi ancaman yang nyata bagi kita untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri pangan.


Sebagai umat Islam, kita diajarkan bahwa bertani merupakan bentuk ibadah karena dinilai sedekah, Rasulullah saw. bersabda: 


مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيمَةٌ إِلَّا كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ


Artinya : “Tidaklah seorang Muslim menanam tanaman atau bercocok tanam, kemudian hasilnya dimakan oleh burung, manusia, atau hewan, melainkan itu menjadi sedekah baginya.” (HR. Bukhari No. 2320)


Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk mengelola sumber daya pertanian di Indonesia dengan bijak, adil, dan maksimal. Hal tersebut penting untuk kita lakukan demi memastikan ketersediaan pangan yang cukup, halal dan baik. Bukan hanya untuk kita hari ini, tetapi juga untuk generasi yang akan datang.


Hadirin jama’ah shalat Jum’at yang dirahmati Allah


Kegiatan pertanian sangat penting bagi kelangsungan hidup umat manusia. Karena dengan pertanian maka manusia dapat memenuhi kebutuhan vital sehari-hari yaitu kebutuhan pangan. Dalam Islam, profesi petani sangat dimuliakan oleh Allah swt. karena selain memberi manfaat pada bidang ekonomi, bertani juga dinilai sebagai ibadah. 


Di dalam Al-Qur’an, Allah swt telah menjelaskan bahwa manusia diperintah untuk berusaha di muka bumi, makan dari apa yang ia dapatkan di bumi, dan menikmati rezeki yang datang dari hasil bumi atau hasil pertanian. Allah berfirman: 


هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ


Artinya: “Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. Al-Mulk (67) : 15)


Imam Ibnu Katsir dalam kitabnya yang berjudul Tafsir Ibnu Katsir pada Jilid 8, beliau menjelaskan makna ayat di atas bahwa Allah swt. senantiasa menjadikan bumi sebagai tempat tinggal yang tenang, mengalirkan air di dalamnya, dan menjadikannya tempat bercocok tanam yang baik. Semua itu merupakan anugerah yang Allah berikan kepada hamba-Nya untuk dikelola dengan baik dan bijak serta dimanfaatkan secara maksimal.


Rasulullah saw juga menjelaskan bahwa kita sebagai umat Islam diperintahkan untuk memakmurkan bumi ini dan dilarang untuk membiarkan bumi ini sia-sia dan tidak terurus. Hal tersebut sebagaimana sabda Nabi saw. berikut:


مَنْ كَانَتْ لَهُ أَرْضٌ فَلْيَزْرَ غْهَا فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ أَنْ يَزْرَ عَهَا وَعَجَزَ عَنْهَا فَلْيَمْنَحْهَا أَخَاهُ الْمُسلِمَ وَلاَ يُؤَاجِرْهَاإِيَّاهُ


Artinya: “Barang siapa memiliki sebidang tanah, maka hendaknya ia menggarap dan menanaminya. Dan bila ia tidak bisa menanaminya atau telah kerepotan untuk menanaminya, maka hendaknya ia memberikannya kepada saudaranya sesama muslim. Dan tidak pantas baginya untuk menyewakan tanah tersebut kepada saudaranya.” (HR. Bukhari No. 2215 dan Muslim No. 1536)


Berdasarkan ayat dan hadits di atas, kita dapat memahami bahwa sesungguhnya bertani adalah pekerjaan yang mulia. Hal tersebut dikarenakan bertani menghadirkan beragam manfaat, bukan hanya bagi manusia tetapi juga bagi makhluk lain dan bumi ini.


Hadirin jama’ah shalat Jum’at yang dimuliakan Allah


Rasulullah saw telah mengajarkan prinsip-prinsip penting dalam bertani yang di antaranya Rasulullah saw. senantiasa menekankan pemanfaatan lahan dengan bijak, melarang untuk merusak lingkungan dan menekankan untuk menanam tumbuh-tumbuhan yang bermanfaat.


•    Memanfaatkan lahan dengan bijak

Rasulullah saw senantiasa mendorong umatnya untuk menghidupkan lahan yang kurang produktif dan melarang umatnya untuk membiarkan lahan yang kurang produktif tersebut sia-sia sebagaimana hadits Nabi yang dibacakan sebelumnya. Prinsip ini senantiasa menekankan kepada kita pentingnya untuk memanfaatkan setiap lahan produktif guna mengambil manfaatnya untuk umat manusia. 

 
•    Larangan merusak lingkungan

Rasulullah saw juga sangat melarang umatnya untuk melakukan pengrusakan terhadap lingkungan. Sebaliknya, Rasulullah saw. menekankan umatnya untuk senantiasa menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Prinsip ini menunjukkan bahwa pentingnya kita tidak merusak lingkungan karena hal tersebut adalah suatu perbuatan yang dilarang dalam Islam. Sebagaimana firman Allah:


وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِۙ


Artinya: “Apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah berbuat kerusakan di bumi, ....” (QS. Al-Baqarah (2) : 11)


•    Menanam tumbuhan yang bermanfaat

Rasulullah saw juga mendorong umatnya untuk menanam tumbuhan yang memiliki manfaat bagi umat manusia. Prinsip ini, menekankan pada kita bahwa ketika kita bertani dengan menanam tumbuhan yang bermanfaat, tidak hanya keuntungan duniawi yang akan kita dapatkan, tetapi juga pahala yang terus mengalir. 


Dalam Islam, bertani bukan hanya sekedar kegiatan yang bersifat duniawi, tetapi juga merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah swt. Kegiatan pertanian sudah semestinya berorientasi pada kemaslahatan masyarakat secara umum, bukan hanya untuk diri sendiri tetapi diperuntukkan bagi ketahanan pangan masyarakat dan juga generasi yang akan datang. Oleh karena itu, marilah kita gunakan potensi besar pada bidang pertanian yang Allah anugerahkan kepada kita dengan pengelolaan yang bijak dan penuh rasa syukur demi mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur, sejahtera, dan mandiri pangan.


Hadirin jama’ah shalat Jum’at yang dirahmati Allah


Semoga Allah swt senantiasa memberikan kita rahmat dan kekuatan untuk menjaga dan mengelola amanah yang diberikan berupa sumber daya alam yang kaya dan melimpah dalam bidang pertanian. Semoga negeri kita senantiasa diberkahi dengan kesuburan, ketenteraman, dan kemandirian pangan. Amin Yaa Rabbal Alamin.


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ


Khutbah Kedua:


إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَه. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللَّهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ فَاتَّقُوْهُ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلٰى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَاتَّقُوْهُ يَجْعَلْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مَخْرَجًا، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
 

Oleh: Panji Nurrahman, M.H. (Penghulu, Kanwil Kemenag Sulawesi Tenggara)