Keislaman

Penjelasan dan Tata Cara Shalat Rebo Wekasan menurut KH Maimoen Zubair

Kamis, 29 Agustus 2024 | 11:00 WIB

Penjelasan dan Tata Cara Shalat Rebo Wekasan menurut KH Maimoen Zubair

Almaghfurlah KH Maimoen Zubair (Foto: NU Online)

Rebo Wekasan adalah sebuah tradisi dalam budaya Islam Jawa yang dirayakan pada hari Rabu terakhir dibulan Safar dalam kalender Hijriyah. Menurut kepercayaan tradisional, hari tersebut dianggap sebagai hari yang penuh dengan bala (malapetaka), sehingga banyak orang melakukan ritual atau doa untuk menghindari bencana atau nasib buruk.


KH Maimoen Zubair atau akrab dikenal dengan Mbah Maimoen menjelaskan sejarah penamaan “Rebo Wekasan”. Beliau menerangkan bahwa penamaan Rebo Wekasan sangat berkaitan dengan awal proses penciptaan bumi. Mbah Maimoen menjelaskan bahwa bumi diciptakan oleh Allah swt selama empat hari, yaitu pada hari Ahad, Senin, Selasa dan Rabu.

 

Oleh karena itu di hari Rabu di sebut dengan Rebo Wekasan karena hari terakhir menciptakan bumi. Kemudian, Mbah Maimoen juga menjelaskan bahwa Rebo Wekasan adalah hari yang sangat dianjurkan untuk berdoa, sebab Mbah Maimoen mengutip pendapat para ulama ahli tasawuf yang mengatakan akan diturunkan bala’ pada hari tersebut.


“Di hari Ahad Senin Selasa dan Rabu itu bagian penciptaan bumi, makanya Rabu diberi Rebo Wekasan itu waktu berdoa, sebagian ulama ahlu kasyaf mengatakan, pada hari Rebo Wekasan itu tempat tumpuan bala dan cobaan,” jelas Mbah Maimoen via Youtube ppalanwarsarang.


Selain itu, Mbah Maimoen juga menerangkan bahwa alasan dinamakan Rebo Wekasan karena terjadi di bulan Safar. Dalam bahasa Arab, Safar memiliki arti kuning dan menurut Mbah Maimun sesuatu yang kuning dalam tradisi Arab diartikan sebagai sesuatu yang pucat, jadi pucat diartikan sebagai kekosongan. Artinya bulan safar bisa dicocokan sebagai bulan diciptakanya bumi.


“Dinamakan Rebo Wekasan karena bulan Safar, Safar itu (artinya) kuning, setiap yang kuning itu artinya pucat menurut orang Arab, jadi seakan-akan bulan yang kosong itu bulan Safar, seakan-akan Allah swt menciptakan bumi itu pada bulan Safar. Kalau ingat kejadian penciptaan dikembalikan kepada Allah swt maka akan selamat dari bahaya dan bala,” pungkas Mbah Maimoen.


Tata Cara Melaksanakan Sholat Rebo Wekasan


Mengingat Rebo Wekasan sebagai hari yang keramat, Mbah Maimoen menganjurkan kepada para santri untuk melaksanakan sholat Rabu Wekasan. Adapun tata cara pelaksanaanya yaitu dilakukan empat rakaat. Pada rakaat pertama setelah membaca Al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca surat Al-Kautsar sebanyak 17 kali kemudian surat Al-Ikhlas 5 kali, surat Al-Falaq dan An-Nas


“Makanya kalau Rebo Wekasan disuruh sholat empat rakaat membaca surat Al-Kautsar itu dibaca 17 kali kemudian membaca surat Al-Ikhlas 5 kali, dan Al-falaq dan An-Nas,” terang kiai asal Rembang tersebut.


Dalam kitab Kanz al-Najah wa al-Surur disebutkan bahwa melaksanakan sholat Rebo Wekasan diperbolehkan dengan syarat bukan niat murni untuk Rebo Wekasan melainkan diniati sholat sunnah mutlak. Adapun tata caranya sebagai berikut:

 
  1.  Niat shalat sunnah mutlak 2 rakaat
  2.  Membaca Al-Fatihah dan setelah itu membaca Surat Al-Kautsar 17 kali, Al-Ikhlas 5 kali, Al-Falaq dan An-Nas di setiap rakaat
  3.  Setelah salam, membaca doa
  4.  Shalat sunnah mutlak dua rakaat dilakukan dua kali (4 rakaat)


Melaksanakan sholat sunnah ini merupakan media untuk mendekatkan diri kepada Allah swt agar diberikan perlindungan dari segala bahaya yang akan terjadi.