Keislaman

Makna, Adab, dan Doa Kelahiran Bayi dalam Islam

Rabu, 25 September 2024 | 19:00 WIB

Makna, Adab, dan Doa Kelahiran Bayi dalam Islam

Ilustrasi (Freepik)

Kelahiran seorang bayi dalam pandangan Islam adalah anugerah besar dari Allah swt yang patut disyukuri. Bayi adalah amanah yang diberikan kepada orang tua, dan kehadirannya membawa harapan serta tanggung jawab untuk mendidik dan membesarkan sesuai dengan tuntunan agama. 


Kelahiran bayi juga dipandang sebagai momen penuh kebahagiaan yang diiringi dengan beberapa amalan serta adab khusus sebagai wujud syukur dan doa agar sang bayi mendapatkan keberkahan dalam hidupnya. 


Makna Kelahiran dalam Islam


Dalam Al-Qur'an, Allah swt berulang kali menyebutkan pentingnya peran anak dalam kehidupan manusia. Mereka disebut sebagai perhiasan dunia sekaligus ujian bagi orang tua. Anak-anak merupakan generasi penerus yang akan menjaga ajaran Islam, maka sangat penting bagi setiap Muslim untuk menyambut kelahiran anak dengan syukur dan doa.


Allah swt berfirman:


اَلْمَالُ وَالْبَنُوْنَ زِيْنَةُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۚ وَالْبٰقِيٰتُ الصّٰلِحٰتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَّخَيْرٌ اَمَلًا ۝٤٦


al-mâlu wal-banûna zînatul-ḫayâtid-dun-yâ, wal-bâqiyâtush-shâliḫâtu khairun ‘inda rabbika tsawâbaw wa khairun amalâ


Artinya; Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, sedangkan amal kebajikan yang abadi (pahalanya) adalah lebih baik balasannya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. (QS. Al-Kahfi: 46)


Dalam hadis, Rasulullah saw juga menyebutkan bahwa di antara amal yang pahalanya terus mengalir bahkan setelah seseorang meninggal adalah "anak yang saleh yang mendoakannya." Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pendidikan dan doa yang diberikan kepada anak sejak awal kehidupannya.


عن أبي هريرة رضي الله عنه: أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: إذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثَةِ: إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ


Artinya: Dari Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah bersabda: "Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang mendoakan kepadanya (HR Muslim).


Adab dan Do’a Menyambut Kelahiran Bayi


Islam mengajarkan beberapa adab yang perlu dilakukan oleh orang tua dan keluarga saat menyambut kelahiran bayi. Adab-adab ini meliputi langkah-langkah praktis dan ritual yang bertujuan untuk memohon berkah dan perlindungan Allah bagi bayi yang baru lahir.

 

1. Mengumandangkan Azan dan Iqamah


Mengumandangkan azan di telinga kanan bayi dan iqamah di telinga kirinya merupakan sunnah bagi orang tua atau yang dipercaya. Hal ini berdasarkan hadis dari Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan oleh Abu Rafi' ketika beliau mengumandangkan azan di telinga Hasan bin Ali saat ia lahir. 


Mengumandangkan azan dan iqamah bertujuan agar kalimat pertama yang didengar oleh bayi adalah kalimat tauhid, yang mengingatkan manusia kepada kebesaran Allah dan pentingnya shalat.


Terkait adzan dan iqamah di telinga bayi, ada keterangan yang sangat rinci dalam kitab al-Wasail al-Syafi'ah fi al-Adzkar al-Nafi'ah wa al-Aurad al-Jami'ah (Beirut: Dar al-Ihya al-‘Ilm, 2000), hal. 269, yang dirangkum oleh Sayyid Muhammad bin 'Ali al-Tarimi sebagai berikut:   


Pertama, Membaca adzan pada telinga bayi sebelah kanan   
Kedua, Membaca iqamah pada telinga bayi sebelah kiri   
Ketiga, Membaca doa berikut pada telinga bayi sebelah kanan:


   اللهم اجْعَلْهُ بَارًّا تَقِيًّا رَشِيْدًا وَأَنْبِتْهُ فِي الْإِسْلَامِ نَبَاتًا حَسَنًا   


Allâhummaj’alhu bârran taqiyyan rasyîdan wa-anbit-hu fil islâmi nabâtan hasanan   


Artinya: “Ya Allah, jadikanlah ia (bayi) orang yang baik, bertakwa, dan cerdas. Tumbuhkanlah ia dalam islam dengan pertumbuhan yang baik.”   

Keempat, Membaca surat al-Ikhlâsh pada telinga bayi sebelah kanan 
Kelima, Membaca surat al-Qadr pada telinga bayi sebelah kanan 
Keenam, Membaca ayat QS Ali Imran (3: 36) pada telinga bayi sebelah kanan


   وَإِنّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ 


Wa innî u’îdzu bika wadzurriyyatahâ minasysyaithânir rajîm   


Artinya: “Aku memohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau dari pada setan yang terkutuk.”   


Ketujuh, Membaca doa berikut pada telinga bayi sebelah kanan:


   أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّآمَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَآمَّةٍ  وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَآمَّةٍ


A’ûdzu bikalimatiLlâhi at-tâmmati min kulli syaithânin wa hâmmatin wamin kulli ‘ainin lâmmatin  


Artinya: “Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah dari segala setan, kesusahan, dan pandangan yang jahat.”

 

2. Tahnik


Tahnik adalah amalan memberikan sesuatu yang manis, seperti kurma yang telah dihaluskan, ke dalam mulut bayi. Amalan ini dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ, sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadis bahwa beliau memberikan kurma kepada bayi yang baru lahir. Jika kurma tidak tersedia, bisa diganti dengan makanan manis lainnya.


Makna dari tahnik adalah memohon kesehatan dan keberkahan untuk bayi. Selain itu, tahnik juga dipercaya memiliki manfaat untuk membantu bayi dalam mempersiapkan sistem pencernaannya.


3. Memberi Nama yang Baik


Islam menganjurkan orang tua untuk memberi nama yang baik kepada anak mereka, karena nama adalah doa. Nama yang baik mencerminkan kepribadian serta nilai-nilai positif yang diharapkan terwujud dalam diri anak tersebut.


Rasulallah bersabda: 

السنة أن يسمى المولود اليوم السابع من ولادته أو يوم الولادة فأما استحبابه يوم السابع، فلما رويناه في كتاب الترمذي عن عمرو بن شعيب عن أبيه عن جده أن النبي صلى الله عليه وسلم أمر بتسمية المولود في يوم سابعه

Artinya: “Adalah sunah menamai anak pada hari ketujuh terhitung dari hari kelahiran. Adapun dalilnya ialah riwayat al-Tirmidzi yang bersumber dari Amar bin Syu’aib, dari bapaknya, dari kakeknya, bahwasanya Nabi SAW memerintahkan untuk menamai anak pada hari ketujuh.”


Selain itu Rasulullah saw juga  bersabda: 

إنَّكُمْ تُدْعَوْنَ يَوْمَ القِيامَةِ بأسْمائكُمْ وأسماءِ آبائِكُمْ فأحْسِنُوا أسْماءَكُمْ

Artinya: "Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kalian dan nama-nama ayah kalian. Maka perbaguslah nama-nama kalian."  (HR. Abu Dawud)


Nama yang bermakna baik juga mencerminkan identitas Islam dan menunjukkan rasa syukur kepada Allah swt atas karunia-Nya.


 4. Aqiqah


 Aqiqah adalah ibadah sunnah yang dilakukan dengan menyembelih hewan sebagai wujud syukur kepada Allah atas kelahiran seorang anak. Untuk anak laki-laki, disunahkan menyembelih dua ekor kambing, sedangkan untuk anak perempuan cukup satu ekor kambing. Aqiqah biasanya dilakukan pada hari ketujuh setelah kelahiran, bersamaan dengan pemberian nama dan mencukur rambut bayi.


Aqiqah juga bertujuan untuk memohon keselamatan dan keberkahan bagi sang anak serta menjalin silaturahmi dengan sesama melalui pembagian daging sembelihan.


5. Mencukur Rambut Bayi


Pada hari ketujuh setelah kelahiran, disunnahkan untuk mencukur rambut bayi. Rambut yang dicukur kemudian ditimbang, dan dianjurkan untuk menyedekahkan emas atau perak seberat rambut tersebut sebagai bentuk syukur kepada Allah swt.


Rasulullah bersabda:

"Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya, yang disembelih pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberi nama."  (HR. Abu Dawud, Tirmidzi)


Tujuan dari mencukur rambut ini adalah untuk membersihkan bayi dari kotoran-kotoran yang mungkin melekat saat di dalam kandungan, sekaligus menjadi simbol awal kebersihan dan kesucian.


Kelahiran bayi dalam Islam bukan sekadar peristiwa biologis, tetapi momen penuh makna spiritual yang diiringi dengan doa, harapan, dan amalan untuk memastikan bayi tumbuh dalam keberkahan. Orang tua Muslim diingatkan untuk menjalankan adab-adab yang dianjurkan, sebagai bentuk tanggung jawab terhadap amanah Allah swt. Dengan menjalankan tuntunan ini, diharapkan sang bayi tumbuh menjadi anak yang saleh dan bermanfaat bagi agama, keluarga, dan masyarakat.


Kelahiran bayi adalah awal perjalanan, dan dengan bimbingan agama yang tepat, anak-anak kita insya Allah akan menjadi penerus umat yang baik.