Keislaman

Ada Banyak Keutamaan, Berikut Jadwal Puasa Sunnah pada Bulan Oktober

Kamis, 3 Oktober 2024 | 17:00 WIB

Semarang, NU Online Jateng 


Puasa merupakan salah satu ibadah yang dianjurkan bagi umat Muslim, sebab memiliki banyak keutamaan. Tidak hanya puasa wajib di Bulan Ramadhan saja, terdapat beberapa ibadah puasa yang bersifat sunnah yang dilaksanakan sebagai bentuk ketaatan atas perintah dan anjuran Rasulullah saw. 


Pada Bulan Oktober 2024 ini, ada beberapa puasa sunnah yang dapat dilaksanakan umat Muslim. Di antaranya adalah puasa sunnah hari Seni dan Kamis, serta Ayyamul Bidh. Adapun jadwal puasa sunnah sebagai berikut:

 
  1. Puasa Sunnah Kamis - 3 Oktober 2024 / 29 Rabiul Awal 1446 H
  2. Puasa Sunnah Senin - 7 Oktober 2024 / 4 Rabiul Akhir 1446 H
  3. Puasa Sunnah Kamis - 10 Oktober 2024 / 7 Rabiul Akhir 1446 H
  4. Puasa Sunnah Senin - 14 Oktober 2024 / 11 Rabiul Akhir 1446 H
  5. Puasa Sunnah Ayyamul Bidh - Rabu, 16 Oktober 2024 / 13 Rabiul Akhir 1446 H
  6. Puasa Sunnah Ayyamul Bidh - Kamis, 17 Oktober 2024 / 14 Rabiul Akhir 1446 H
  7. Puasa Sunnah Kamis - 17 Oktober 2024 / 14 Rabiul Akhir 1446 H
  8. Puasa Sunnah Ayyamul Bidh - Jumat, 18 Oktober 2024 / 15 Rabiul Akhir 1446 H
  9. Puasa Sunnah Senin - 21 Oktober 2024 / 18 Rabiul Akhir 1446 H
  10. Puasa Sunnah Kamis - 24 Oktober 2024 / 21 Rabiul Akhir 1446 H
  11. Puasa Sunnah Senin - 28 Oktober 2024 / 25 Rabiul Akhir 1446 H
  12. Puasa Sunnah Kamis - 31 Oktober 2024 / 28 Rabiul Akhir 1446 H


Sebagai salah satu ibadah sunnah yang dianjurkan, puasa pada hari Senin, Kamis dan Ayyamul Bidh memiliki sejumlah keutamaan. Adapun beberapa keutamaannya adalah sebagai berikut:


Puasa Senin-Kamis


Puasa sunnah pada hari Senin dan Kamis memiliki sejumlah keutamaan. Hal ini sebagaimana ditulis Ustadz Muhammad Abror dalam artikelnya di NU Online berjudul Tata Cara Puasa Senin-Kamis: Niat, Waktu, dan Keutamaannya yang dikutip NU Online Jateng pada Rabu (4/9/2024). Adapun keutamaan dari puasa di hari Senin dan Kamis adalah sebagai berikut:


Pertama, puasa yang selalu dilakukan oleh Rasulullah, Disampaikan oleh Siti ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwasanya Nabi senantiasa puasa di hari Senin dan Kamis. “Nabi ﷺ selalu menjaga puasa Senin dan Kamis,” (HR Tirmidzi dan Ahmad).


Kedua, pada Senin dan Kamis amal manusia akan disetorkan. Oleh sebab itu, menjalankan sunnah berpuasa pada hari Senin dan Kamis menjadi suatu amal kebaikan jika amal seorang muslim dilaporkan dalam keadaan berpuasa. Rasulullah saw bersabda, “Amal perbuatan manusia akan disampaikan pada setiap hari Kamis dan Senin. Maka aku ingin amalku diserahkan saat aku berpuasa,” (HR Tirmidzi).


Ketiga, pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Hal ini sebagaimana disabdakan Rasulullah saw. “Sesungguhnya pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Semua dosa hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu akan diampuni, kecuali bagi orang yang antara dia dan saudaranya terdapat kebencian dan perpecahan.” (HR Muslim, No. 4652).


Puasa Ayyamul Bidh


Selain puasa Senin dan Kamis, puasa sunnah yang dapat dilaksanakan umat muslim setiap bulannya adalah puasa Ayyamul Bidh. Puasa ini juga memiliki sejumlah keutamaan. 


Hal ini sebagaimana ditulis Ustadz Muhammad Syakir NF dalam artikelnya di NU Online Jateng berjudul Besok Sunnah Puasa Ayyamul Bidh Muharram 1446 H, Pahalanya Setara Puasa Setahun yang dikutip NU Online Jateng pada Rabu (31/7/2024).  


Perlu diketahui, Ayyamul Bidh berarti hari-hari cerah, yaitu hari yang malamnya disinari bulan purnama. Hari-hari tersebut jatuh pada tanggal 13, 14, dan 15 di setiap bulan Hijriyah.


Puasa ayyamul bidh memiliki keutamaan yang luar biasa, yakni seperti puasa sepanjang tahun bagi yang dapat melaksanakannya selama tiga hari. Hal tersebut sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan Abudzar ra.


Disebutkannya, Nabi Muhammad saw bersabda: “Siapa saja yang berpuasa tiga hari dari setiap bulan, maka puasa tersebut seperti puasa sepanjang tahun. Kemudian Allah menurunkan ayat dalam kitabnya yang mulai karena membenarkan hal tersebut: ‘Siapa saja yang datang dengan kebaikan maka baginya pahala 10 kali lipatnya’ [QS al-An’am: 160]. Satu hari sama dengan 10 hari’.” (HR Ibnu Majah dan at-Tirmidzi. Ia berkata: “Hadits ini hasan.” Ibnu Majah juga menilainya sebagai hadits shahih dari jalur riwayat Abu Hurairah ra). (I’ânatut Thâlibîn Juz II).