Semarang, NU Online Jateng
Puasa merupakan salah satu amalan penting bagi umat Islam sebagai sebuah sarana untuk menahan kehendak nafsu yang sering kali memaksa untuk dituruti. Namun, puasa tidak sekadar untuk hal itu saja, tetapi juga pelaksanaannya merupakan bentuk ketaatan terhadap perintah Allah swt dan kesunnahan Rasulullah.
Baca Juga
Tiga Sebab yang Membatalkan Pahala Puasa
Salah satu puasa yang afdal dilakukan adalah puasa Senin Kamis. Umat Islam akan menemui hari Kamis pada esok, 1 Agustus 2024. Melaksanakan puasa pada hari Kamis paling tidak dapat memberikan tiga keutamaan sekaligus. Hal ini sebagaimana ditulis Ustadz Muhammad Abror dalam artikelnya di NU Online berjudul Tata Cara Puasa Senin-Kamis: Niat, Waktu, dan Keutamaannya yang dikutip NU Online Jateng pada Rabu (31/7/2024).
Pertama, puasa yang selalu dilakukan oleh Rasulullah. Siti ‘Aisyah radhiyallu ‘anha pernah menyampaikan bahwa Nabi senantiasa puasa di hari Senin dan Kamis. “Nabi ﷺ selalu menjaga puasa Senin dan Kamis” (HR Tirmidzi dan Ahmad).
Kedua, hari penyetoran amal manusia. Selain hari yang Nabi Muhammad saw senantiasa puasa di dalamnya, Senin dan Kamis juga merupakan hari penyetoran amal manusia. Tentu menjadi suatu kebaikan, jika amal seorang umat Islam dilaporkan dalam kondisi berpuasa. Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda, “Amal perbuatan manusia akan disampaikan pada setiap hari Kamis dan Senin. Maka aku ingin amalku diserahkan saat aku berpuasa” (HR Tirmidzi).
Berkaitan dengan hadits di atas, Syekh Sulaiman al-Bujairami (w. 1806 M) menjelaskan, setiap hari amalan manusia dicatat oleh malaikat sebanyak dua kali, yaitu waktu siang dan malam. Untuk setiap minggunya, yaitu hari Senin dan Kamis, amal akan disetorkan kepada Allah ﷻ. Sementara untuk setiap tahunnya, diesetorkan pada malam Nisfu Sya’ban (Al-Bujairami, Hasyiyah al-Bujairami ‘Alal Khotib, juz 2, h. 116).
Ketiga, hari Senin dan Kamis adalah hari dibukanya pintu surga. Hal ini sebagaimana disabdakan Rasulullah saw. “Sesungguhnya pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Semua dosa hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu akan diampuni, kecuali bagi orang yang antara dia dan saudaranya terdapat kebencian dan perpecahan." (HR Muslim, No. 4652).
Adapun niat puasa Kamis adalah sebagai berikut.
Baca Juga
Ada 3 Macam Tingkatan Puasa
Jika niat dilaksanakan pada malam hari, dari waktu Maghrib hingga terbit fajar, maka baca niat berikut.
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الخَمِيْسِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma yaumil khamîsi lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, "Aku berniat puasa sunah hari Kamis karena Allah ta‘âlâ."
Namun, jika belum sempat niat pada malam hari, bisa membaca niat berikut usai lewat fajar.
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ الخَمِيْسِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati yaumil khamîsi lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku berniat puasa sunnah hari Kamis ini karena Allah ta’ala.”
Terpopuler
1
Kiai Abdan Koripan Magelang, Sang Jurkam NU
2
NU Peduli Lasem Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Gubug, Grobogan
3
Biro Infokom Banser Tegal Gelar Kopdar, Bahas Penguatan Komunikasi dan Kesiapsiagaan
4
Ketua Baru PR GP Ansor Karangasem Tegal Terpilih, Siap Wujudkan Pemuda Maju dan Berkhidmat
5
Lakpesdam PWNU Jateng Gandeng PCNU Kota Semarang Gelar Forum Kader NU Jateng yang Perdana
6
Lakmud PAC IPNU-IPPNU Gebog: Bangun Kontinuitas Trilogi untuk Gebog Berdedikasi
Terkini
Lihat Semua