• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Senin, 29 April 2024

Fragmen

SEJARAH NU SEMARANG

Agustus 1928, NU Cabang Semarang Berdiri

Agustus 1928, NU Cabang Semarang Berdiri
Masjid Kauman Semarang, menjadi tempat penting dalam perkembangan NU Cabang Semarang. (NU Online Jateng/ istimewa)
Masjid Kauman Semarang, menjadi tempat penting dalam perkembangan NU Cabang Semarang. (NU Online Jateng/ istimewa)

Dua tahun setelah NU didirikan, dalam Muktamar ke-3 NU di Surabaya pada September tahun 1928, dibentuk sebuah wadah pengembangan organisasi yang diberi nama Jam’iyyatun (sumber lain menyebutkan nama Lajnatun) Nashihin. Salah satu tujuan utama dibentuknya lembaga ini adalah melakukan pengembangan organisasi NU dengan mendirikan Cabang NU di seluruh Indonesia.

 

Selain itu, juga sebagai komisi propaganda yang meyakinkan kepada masyarakat agar membentuk organisasi NU, mengamalkan akidah ahlussunnah wal jamaah dan mencintai bangsa Indonesia yang saat itu sedang mempersiapkan proses kemerdekaan.

 

Anggota Jam’iyyatun Nashihin terdiri sembilan orang, yaitu: KH M Hasyim Asy’ari, KH Bisyri Syansuri, KHR Asnawi, KH Ma’shum, KH Mas Alwi, KH Musta’in, KH Abdul Wahab Chasbullah, KH Abdul Halim dan KH Abdullah Ubaid. Tugas para kiai itu adalah hadir ke daerah-daerah untuk meyakinkan tokoh masyarakat bersama masyarakat mendirikan NU dengan menjelaskan visi-misi dan tujuan NU.

 

Dalam tahap pertama, tugas pembentukan Cabang NU fokus di Jawa dan Madura. Pembagian tugas propaganda ini antara lain: KH Bisyri Syansuri, KHR Asnawi, KH Abdul Wahab Chasbullah dan KH Abdul Halimbertugas untuk pengembangan NU di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Sedangkan KH M Hasyim Asy’ari, KH Ma’shum, KH Mas Alwi, KH Musta’in, dan KH Abdullah Ubaid mempropagandakan NU di Jawa Timur dan Madura.

 

Kerja tim Jam’iyyatun Nashihin disebutkan oleh Choirul Anam (2015) sangat ampuh dan efektif. Terbukti dalam waktu tidak terlalu lama, NU Cabang sudah mulai bermunculan di Jawa dan Madura. Keberadaan ini juga turut mendukung hidupnya cabang-cabang yang sudah terbentuk, termasuk cabang NU di Jawa Tengah.

 

Salah satu cabang awal yang telah terbentuk di Jawa Tengah, yakni NU Cabang Semarang. Diterangkan dalam majalah Swara Nahdlatoel Oelama (SNO) Nomor 2 Tahun II 1347 H, NU Cabang Semarang resmi berdiri pada tanggal 24 Agustus 1928 atau bertepatan dengan 8 Rabiul Awal 1347 H. Bisa Dikatakan Cabang Semarang ini merupakan cabang yang pertama didirikan di Jawa Tengah.

 

Pada Jumat malam, atas inisiasi dari Kiai Ridwan Mujahid, mustasyar HBNO (kini disebut PBNU) yang tinggal di Semarang, diadakan musyawarah dengan para kiai dan tokoh masyarakat daerah Semarang. Pertemuan itu bertempat di kediaman Haji Sholeh di Kampung Kauman, Semarang.

 

Susunan Pengurus Pertama

Lebih lanjut diterangkan dalam majalah SNO itu, selain kalangan kiai dari Semarang, pertemuan tersebut juga dihadiri oleh pengurus NU pusat. Di antaranya adalah KH Abdul Wahab Hasbullah, KH Bisri Syansuri, dan KH Abdullah Ubaid. Dalam pertemuan itulah, lantas disepakati untuk mendirikan NU Cabang Semarang. Tak hanya itu, di saat itu pula struktur kepengurusannya dibentuk. 

 

Yang ditunjuk menjadi Rais Syuriyah adalah KH Sya'ban dari Kampung Mangunharjo Semarang. Dalam beberapa sumber disebutkan, Kiai Sya'ban adalah kolega Kiai Ridwan Mujahid dari pesantren di bawah asuhan Kiai Sholeh Darat. Ia dikenal sebagai kiai yang alim dalam ilmu falakiyah. Wakil dari Kiai Sya'ban adalah Kiai Abdullah yang berasal dari Kampung Anggaladung. Kedua rais tersebut dibantu oleh dua orang A'wan yang dijabat oleh Kiai Alfi dan Kiai Hamim Kauman.

 

Sementara itu, Kiai Ridwan Mujahid menduduki posisi Mustasyar sebagaimana posisinya di struktural PBNU pertama. Lalu, posisi Ketua Tanfidziyah atau pada saat itu disebut presiden dipercayakan kepada Haji Sholeh dari Kampung Kauman. Tak lain ia adalah tuan rumah pertemuan tersebut. Sedangkan wakilnya diserahkan kepada Haji Thoha bin Husain dari Kampung Kauman Buk. Kemudian sekretaris dan bendaharanya di duduki oleh Haji Maradi dari Kauman Kulon dan Haji Sahlan dari Kampung Damaran.

 

Struktur kepengurusan masa itu itu juga mengenal jabatan komisaris. Jika saat ini, setara dengan ketua lembaga. Di antara yang dipercaya menjadi komisaris adalah Haji Sholeh bin Ishaq dari Kauman, Haji Nuh dari Anggorojen, Haji Salim dari Jurihan, Haji Rasidi dari Kauman dan Haji Tamam dari Kauman.

 

Setahun setelah terbentuk kepengurusan NU Cabang Semarang, untuk pertama kalinya digelar Muktamar NU di wilayah Jawa Tengah, setelah tiga putaran sebelumnya diselenggarakan di Surabaya Jawa Timur.

 

Muktamar NU keempat digelar pada 12-15 Rabiuts Tsani 1348 H/17-20 September 1929 M di Hotel Arabistan Kampung Melayu Semarang. Muktamar di Semarang tergolong sukses karena dihadiri 1.450 peserta terdiri dari 350 Kiai, 900 pengawal Kiai dan 200 pengurus Tanfidziyah. Saat Muktamar keempat di Semarang sudah terdaftar: 63 Cabang (13 Jawa Barat, 27 Jawa Tengah dan 23 Cabang Surabaya dan Madura).

 

Penutupan Muktamar Semarang juga sangat meriah karena digelar di Alun-Alun Semarang dengan dihadiri 10.000 jamaah. Muktamar Semarang dihadiri langsung oleh Rais Akbar KH M Hasyim Asy'ari dinilai sebagai tonggak awal perkenalan NU daerah-daerah di luar Surabaya.

 

Penulis: Ajie Najmuddin
Editor: M. Ngisom Al-Barony


Fragmen Terbaru