• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 27 April 2024

Dinamika

Zaman Berkembang, Santri Dituntut Melek Media

Zaman Berkembang, Santri Dituntut Melek Media
Salah satu pemateri, Mahfud Saefuddin, tengah menyampaikan materi. (Foto: Dokumentasi)
Salah satu pemateri, Mahfud Saefuddin, tengah menyampaikan materi. (Foto: Dokumentasi)

Kendal, NU Online Jateng

Sebelumnya santri dikenal hanya mengkaji kitab kuning selama di pesantren maupun ketika sudah boyongan. Namun melihat perkembangan zaman, pandangan itu seakan sudah berubah. Sudah banyak santri yang telah berhasil meraih apa yang sebelumnya dianggap tidak mungkin, seperti jabatan Presiden dan Wakil Presiden.

 

Namun sebenarnya tidak cukup berpuas diri atas dua raihan itu saja. Perkembangan zaman menuntut santri untuk bisa menguasai teknologi, khususnya media. Hal ini berkaitan dengan semakin menjamurnya penceramah yang sebenarnya tidak memiliki kapabilitas untuk berdakwah.

 

Ini sebagaimana yang disampaikan oleh Koordinator Daerah (Korda) Arus Informasi Santri Nusantara (AISNU) Jawa Tengah, Mahfud Saefuddin. Menurutnya santri tidak usah malu dan takut untuk tampil di media. Ia menyampaikan hal ini saat didapuk sebagai salah satu pemateri acara Latihan Dasar Jurnalistik (LDJ) yang digelar oleh Pesantren Salafiyah Karangmalang, Kendal, Jawa Tengah.

 

"Sekarang santri itu bisa apa saja. Tidak usah takut atau malu. Dengan memanfaatkan handphone yang kalian miliki, kalian bisa menyampaikan hal-hal yang bermanfaat untuk orang lain. Kalian sudah bisa berdakwah dengan cara yang mudah," ungkapnya, Rabu (30/12)

 

"Selain dituntut untuk pandai dalam ilmu agama, santri juga harus memiliki bekal kemampuan teknologi agar santri selalu siap dan sigap menghadapi tantangan jaman yang selalu berubah setiap waktu," tambahnya.

 

Dalam kesempatan itu, pria yang akrab disapa Mas Mapoet ini menekankan pentingnya santri di zaman sekarang ini untuk melek terhadap media.

 

"Santri harus melek terhadap media, ini berkaitan juga dengan perkembangan zaman yang tak dapat dipungkiri dan harus selalu diikuti," tegasnya.

 

Tri Wahyuningsih tengah menyampaikan materinya. (Foto: Dokumentasi)

 

Pemateri lain dalam acara kali ini adalah, Tri Wahyuningsih. Ia menyampaikan materi tentang dasar jurnalistik serta menjabarkan tentang dasar dan ketentuan seorang jurnalis.

 

"Kalian juga bisa jadi jurnalis, minimal untuk pesantren sendiri. Kalian bisa memberikan informasi kepada masyarakat tentang pesantren kalian, tentunya dengan ketentuan dan spesifikasi yang sudah diatur sebagai seorang jurnalis," jelas yang merupakan guru Bahasa Indonesia di pesantren tersebut.

 

Dukungan penuh pengasuh

Sementara itu, Pengasuh Pesantren Salafiyah, Gus Tajul Muhtarom, berharap kegiatan ini dapat menjadi motivasi dan pengetahuan bagi santri untuk memiliki keterampilan di dunia maya.

 

"Sebenarnya santri itu multi talenta, cuma ya kebanyakan masih malu saja," kata Gus Tajul.

 

"Saya selalu mendukung santri agar lebih kreatif dan inovatif, serta agar santri-santri mampu memiliki skill yang tak kalah dengan siswa sekolah pada umumnya," tambahnya.

 

Hal ini beliau tunjukkan lewat dukungan nyata dalam membentuk tim media Pesantren Salafiyah yang dibimbing secara khusus.

 

Kegiatan LDJ ini diselenggarakan atas inisiatif pengasuh sebagai bentuk dedikasi kepada seluruh santri Pesantren Salafiyah untuk bisa tampil di tengah-tengah masyarakat kelak jika sudah lulus.

 

"Saya berharap agar santri Pesantren Salafiyah bisa tampil di tengah-tengah masyarakat jika sudah lulus dari sini dan menjadi santri yang multi skill dalam bidang masing-masing," pungkasnya.

 

 

Penulis: Ahmad Hanan

Editor: Ahmad Mundzir


Dinamika Terbaru