Klaten, NU Online Jateng
Berkhidmah di dalam organisasi Nahdlatul Ulama (NU) dengan menjalankan roda organisasinya merupakan satu bentuk ibadah tersendiri kepada Allah swt. Sebab, melalui organisasi ini, warga belajar untuk bukan saja melayani umat, tetapi juga di dalam internal dirinya sendiri menjadi sarana untuk menata hati.
Baca Juga
Ketika Manusia Pamerkan Ibadahnya
"Kita semua yang hadir di sini dalam pertemuan rutinan ranting NU Kwarasan yang ke- 72, untuk bersama-sama menata hati berniat berkhidmah sebagai jalan beribadah mencapai ridha-Nya dan untuk bersilaturahmi sesama warga Nahdliyin," ujar Ketua Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Kwarasan Hartoro saat rutinan ke-72 di Gedung B MI Ma’arif Kwarasan, Juwiring, Klaten, Jawa Tengah pada Jum’at (19/7/2024).
Sementara itu, Sekretaris PRNU Kwarasan Sahlan Dul Mukti menyampaikan apresiasi yang baik atas keistiqamahan anggota dalam menjalankan khidmahnya untuk NU. Hal itu ditunjukkan dengan aktivitasnya dalam melaksanakan sejumlah program PRNU.
“Mewakili jajaran pengurus ranting NU Kwarasan menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh anggota yang hadir dengan senantiasa tetap bersama-sama menjalankan program-program ranting salah satunya pertemuan rutinan sebagai wadah silaturahmi dan konsolidasi organisasi,” ucapnya.
Ia juga menyampaikan bahwa pertemuan rutin PRNU Kwarasan digelar setiap sebulan sekali, sedangkan tempatnya tidak di satu tempat, melainkan berpindah satu dukuh ke dukuh lain secara bergantian.
Agenda pertemuan rutin PRNU Kwarasan ini, jelasnya, sudah berjalan selama enam tahun. Kegiatan rutin tersebut diisi dengan tahlil dan laporan perkembangan organisasi. “Dan semoga keistiqamahan program pertemuan rutin ini menjadi contoh bagi ranting – ranting yang lain, utamanya di lingkungan MWCNU Kecamatan Juwiring,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Ustadz Nur Kholis yang menyampaikan ceramah mengingatkan dua wasiat yang ditinggalkan Rasulullah, yaitu Al-Qur’an dan hadits. “Aku tinggalkan bagi kalian dua perkara yang jika kalian berpegang teguh pada keduanya pasti tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah (Al-Qur'an) dan sunnah Rasul-Nya,” ujarnya mengutip hadits.+
Menurutnya, ucapan lisan merupakan dinding benteng yang bermakna untuk selalu menjaga keselarasan antara ucapan dan perbuatan dalam kehidupan keseharian di masyarakat.