Khutbah

Khutbah Idul Adha: Meneladani Keikhlasan Ibrahim-Ismail dalam Membangun Bangsa yang Tangguh

Selasa, 3 Juni 2025 | 10:00 WIB

Khutbah Idul Adha: Meneladani Keikhlasan Ibrahim-Ismail dalam Membangun Bangsa yang Tangguh

Ilustrasi Khutbah Idul Adha (Foto: Pinterest)

NU Online Jateng 

اللهُ اَكْبَرْ (9×) اللهُ أكبرْ كَبيْرَا وَالحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأصِيْلاً لاَ إلَهَ إلاَّ اللهُ وَاللهُ أكبَرْ اللهُ أكبَرْ وَللهِ الحَمْدُ.

 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ شَرَعَ الْأُضْحِيَةَ، وَجَعَلَهَا شَعِيْرَةً نَبَوِيَّةً، وَسُنَّةً إِبْرَاهِيْمِيَّةً، وَمَنْسَكًا إِيْمَانِيًّا، وَقُرْبَةً رُوْحَانِيَّةً. نَحْمَدُهُ عَلَى نِعَمِهِ الْهَادِيَةِ، وَنَشْكُرُهُ عَلَى عَطَايَاهُ السَّخِيَّةِ، وَنَسْتَغْفِرُهُ مِنْ زَلَّاتِنَا الْخَطِيَّةِ، وَنَسْتَعِيْنُهُ فِيْ أُمُوْرِنَا الدُّنْيَوِيَّةِ وَالْأُخْرَوِيَّةِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةً مَرْضِيَّةً. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، دَعَانَا إِلَى التَّزْكِيَةِ النَّفْسِيَّةِ، وَعَلَّمَنَا التَّضْحِيَةَ الْقَلْبِيَّةَ. أللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، صَلَاةً أَبَدِيَّةً سَرْمَدِيَّةً. 

 

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَهِيَ وَصِيَّةٌ إِلٰهِيَّةٌ، وَوَصِيَّةٌ نَبَوِيَّةٌ، وَوَصِيَّةٌ أَبَدِيَّةٌ. كَمَا قَالَ الله تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ : أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ . بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ . يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوا قَوْلًا سَدِيْدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ، وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ، وَمَنْ يُطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

 

Maasyiral Muslimin rahimakumullah, 

Hari ini kita berkumpul dalam gema takbir, tahlil, dan tahmid, merayakan Idul Adha, hari yang mengingatkan kita pada pengorbanan dan keikhlasan sejati.

 

Hari ini bukan semata-mata hari penyembelihan hewan, tetapi penyembelihan ego, kesombongan, dan ketamakan, menuju ketaatan dan ketundukan pada Allah swt.

 

Dalam surah Ash-Shaffat ayat 102, Allah berfirman:

 

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

 

"Wahai ayahku, laksanakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."

 

Nabi Ibrahim dan Ismail memberikan pelajaran agung tentang ketaatan total dan pengorbanan murni. 

 

Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya menekankan bahwa: "Keikhlasan Ibrahim adalah bentuk puncak iman, sedangkan kerelaan Ismail adalah kesabaran luar biasa yang lahir dari keyakinan mendalam.”

 

Bangsa Indonesia hari ini tengah menghadapi berbagai tantangan: lemahnya keteladanan, krisis kepercayaan, dan terkadang hilangnya keikhlasan dalam mengabdi.

 

Dibutuhkan sikap Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail di tengah masyarakat dan kepemimpinan: “Keikhlasan tanpa pamrih, keteguhan menjalankan amanah, dan kesiapan berkorban demi kepentingan umat dan bangsa.”

 

KH Ahmad Siddiq rahimahullah berkata:

“Keikhlasan adalah fondasi dakwah. Tanpa keikhlasan, kerja sebesar apa pun akan runtuh oleh kepentingan pribadi.”

 

Maasyiral Muslimin rahimakumullah, 

Makna Kurban: Bukan Dagingnya, Tapi Takwanya. Allah SWT menegaskan:

 

لَن يَنَالَ ٱللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلَـٰكِن يَنَالُهُ ٱلتَّقْوَىٰ مِنكُمْ

 

"Daging dan darahnya itu tidak akan sampai kepada Allah, melainkan yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kalian."

(QS. Al-Hajj: 37)

 

Jangan sampai hewan disembelih, tapi kesombongan dibiarkan, hewan dikurbankan, tapi kepentingan diri tetap dipelihara. Jadikan kurban sebagai tanda bersihnya hati dan sucinya niat.

 

Maasyiral muslimin,

Bangsa ini tidak butuh tokoh yang hanya pandai bicara, tetapi butuh figur seperti Nabiyullah Ibrahim yang rela meninggalkan semua demi Allah. Kita tidak butuh generasi yang hanya viral di media sosial, tetapi butuh generasi seperti Nabiyullah Ismail yang sabar, patuh, dan kokoh. 

 

Hadratussyekh Hasyim Asyari menulis dalam kitab Adab al-Alim wa al-Mutaallim:

“Orang yang berilmu dan beriman, bila diberi amanah, maka ia tunaikan dengan penuh tanggung jawab karena takut pada Allah, bukan karena ingin pujian manusia.”

 

Maasyiral Muslimin rahimakumullah,

Maka mari kita jadikan Idul Adha ini sebagai momentum pembenahan niat, penguatan nilai keikhlasan, dan pengabdian tulus untuk agama dan bangsa.

 

Marilah kita berdoa agar Allah menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang ikhlas dalam berkorban, sabar dalam ujian, dan kuat dalam membangun negeri ini dengan akhlak para nabi.

 

اللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ عِبَادِكَ الْمُخْلِصِيْنَ، وَمِنَ الَّذِيْنَ يُضَحُّوْنَ بِأَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ الْحَقِّ، وَاجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنًّا، سَخَاءً رَخَاءً وَسَائِرَ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ.

 

"Ya Allah, jadikanlah kami termasuk hamba-hamba-Mu yang ikhlas, dan termasuk orang-orang yang rela berkorban dengan dirinya demi menegakkan kebenaran. Jadikanlah negeri ini negeri yang aman dan tenteram, penuh kemurahan dan kesejahteraan, serta (berlaku pula) bagi seluruh negeri kaum Muslimin."

 

اللّٰهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا وَمِنْكُمْ، وَبَارِكْ لَنَا فِيْ أَعْمَارِنَا وَأَعْمَالِنَا، وَارْزُقْنَا الْإِخْلَاصَ فِي الْقَوْلِ وَالْعَمَلِ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

 

"Ya Allah, terimalah (amal) dari kami dan dari mereka, berkahilah usia dan amal perbuatan kami, dan karuniakanlah kepada kami keikhlasan dalam ucapan dan perbuatan, wahai Zat Yang Maha Penyayang dari para penyayang."

 

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

Penulis: H Moh Zainal Abidin

Khodimul Mahad Al-Muayyad Solo

Wakil Rais Syuriyah PCNU Surakarta