Regional

Masjid Darul Ulum Semarang Laksanakan Kurban dengan Efisien dan Tertib

Jumat, 6 Juni 2025 | 10:55 WIB

Masjid Darul Ulum Semarang Laksanakan Kurban dengan Efisien dan Tertib

Panitia kurban Masjid Darul Ulum, Kota Semarang (Foto: Rifqi)

Semarang, NU Online Jateng 

Masjid Darul Ulum yang terletak di Jalan Pamularsih Barat II, Kelurahan Bojong Salaman, Semarang Barat, Kota Semarang, menggelar penyembelihan hewan kurban pada Jumat (6/6/2025) dengan menekankan prinsip efisiensi, gotong royong, dan ketertiban. Meski bertepatan dengan hari Jumat, seluruh rangkaian kegiatan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

 

Sebanyak 3 ekor sapi dan 16 ekor kambing disembelih dan dikuliti mulai pukul 07.00 WIB. Proses tersebut melibatkan tenaga profesional serta kekompakan para jamaah dan remaja masjid. Menjelang pukul 10.00 WIB, seluruh hewan telah selesai dikuliti. 

 

Mengingat bertepatan dengan hari Jumat, seluruh proses lanjutan termasuk pengemasan dan distribusi daging dilanjutkan oleh para ibu-ibu dan selesai sebelum waktu salat Jumat.

 

Ketua Takmir Masjid Darul Ulum, Mirza Zuda Nur Fajri, menyampaikan bahwa jumlah hewan kurban tahun ini relatif stabil seperti tahun-tahun sebelumnya. “Tahun ini kami menyembelih 3 sapi dan 16 kambing. Biasanya kisaran jumlahnya seperti itu, kalau sapinya tiga, kambingnya belasan. Kalau sapi hanya dua, kambing bisa sampai 20 ekor,” jelasnya.

 

Ia menambahkan, kegiatan penyembelihan hingga pembagian daging kurban umumnya membutuhkan waktu sekitar enam jam. 

 

“Dari pagi jam tujuh, biasanya siang jam dua sudah selesai semua dan siap dibagikan ke warga,” ungkapnya.

 

Menurutnya, efektivitas ini tidak lepas dari keterlibatan semua Ketua Rukun Tetangga (RT) di wilayah Rukun Warga (RW) IX yang membantu dalam pendataan penerima. 

 

“Dengan pendataan yang teliti dan validasi ulang oleh setiap RT, distribusi daging menjadi lebih tepat sasaran. Sudah ketahuan mana warga yang pindah, mana yang baru, dan berapa penambahan atau pengurangan jumlah penerima,” ujarnya.

 

Meski berjalan lancar, Mirza mengakui tetap ada tantangan yang dihadapi panitia. Salah satunya adalah aturan pelestarian lingkungan, seperti larangan mencuci jeroan di aliran sungai Banjir Kanal Barat. 

 

“Dulu pernah dilarang mencuci jeroan di sungai, maka sekarang kami buat kolam khusus untuk mencuci, dan itu bisa dipakai terus tiap tahun,” tuturnya.

 

Ketua panitia kurban, Suyono, menegaskan bahwa pelaksanaan kurban di Masjid Darul Ulum merupakan agenda rutin tahunan yang terus dievaluasi untuk semakin efisien. 

 

“Panitia kurban tiap tahun hanya tinggal rapat teknis. Evaluasi dari tahun ke tahun agar pelaksanaannya makin cepat dan tertib,” ucapnya.

 

Ia menambahkan, kebersihan area masjid juga menjadi perhatian penting. “Area salat harus tetap suci. Kalau ada darah yang menetes atau mengenai serambi, langsung dibersihkan. Pokoknya selesai kurban, masjid harus bersih kembali,” tegasnya.

 

Untuk menjaga keteraturan, panitia telah menyusun pembagian tugas dan menerapkan semacam standar operasional prosedur (SOP) yang jelas, dari proses penyembelihan, penimbangan, hingga pembagian. 

 

“Semua sudah diplot dan diawasi masing-masing koordinator,” tambahnya.

 

Dalam hal pengemasan, panitia memisahkan daging sapi, kambing, tulang, dan jeroan dalam kantong yang berbeda namun dikemas dalam satu paket. “Warga penerima sudah memahami sistem ini, jadi memudahkan saat distribusi,” pungkasnya.