Tokoh

KH Mubarok Al-Hafidz: Ulama Tanpa Gelar yang Konsisten Menyebarkan Syiar Islam

Jumat, 29 November 2024 | 13:00 WIB

KH Mubarok Al-Hafidz: Ulama Tanpa Gelar yang Konsisten Menyebarkan Syiar Islam

KH Mubarok Al-Hafidz (Foto: Istimewa)

KH Mubarok Al-Hafidz, yang akrab disapa Kiai Mubarok, adalah pengasuh Pondok Pesantren Darul Muta'alimin di Keboijo, Petarukan, Pemalang. Beliau merupakan putra dari Kiai Shomudi dan lahir di Rembun, Kabupaten Pekalongan. Kiai Mubarok dikenal sebagai sosok ulama yang berjasa dalam menebarkan syiar Islam, khususnya di Kabupaten Pemalang. Namanya dikenal luas oleh masyarakat awam, habaib, hingga para tokoh agama di wilayah tersebut. 


Kiai Mubarok wafat pada Hari Jum'at, 15 Mei 2020 atau bertepatan tanggal 21 Ramadhan 1441 H dalam 85 tahun usianya. Para jamaah dan santrinya berdatangan untuk turut bertakziyah kepada beliau. Berbagai elemen masyarakat ikut mensholati jenazah mulia beliau, mantan Bupati Pemalang Junaidi di antaranya. 


Beliau dimakamkan di Komplek Pondok Pesantren Darul Muta'alimin Keboijo, Petarukan, Pemalang. Salah satu karomah Kiai Mubarok dituliskan oleh A. Rifai dalam “Kiai Mubarok, Ulama Keboijo Petarukan yang Muhibbin pada Guru dan Dzurriyah Nabi” yang terbit di Mediasi.co.


Kiai Mubarok merupakan salah satu santri generasi awal yang menimba ilmu kepada Kiai Dimyati Kedawung Comal. Selain belajar, beliau juga berkhidmah, seperti mencuci pakaian gurunya. Berkat kesungguhan dan kesetiaannya, Kiai Mubarok menjadi santri kesayangan Kiai Dimyati.


Di bawah bimbingan Kiai Dimyati, Kiai Mubarok menyelesaikan hafalan Al-Qurannya. Beliau pernah mendampingi gurunya dalam perjalanan, termasuk sebuah pengalaman luar biasa ketika mereka tiba di Jakarta tepat waktu meski bus yang ditumpangi awalnya menuju arah Surabaya.


Menebarkan Syiar melalui Pendidikan


Semangat Kiai Mubarok dalam mendidik tercermin dari keseriusannya mengelola Pondok Pesantren Darul Muta'alimin. Beliau konsisten mendidik para santri dan masyarakat yang ingin mengaji kepadanya.


Kiai Mubarok juga meninggalkan warisan berupa putra-putri biologis dan ideologis yang berperan sebagai tokoh di masyarakat. Beberapa di antaranya adalah KH Nur Khalim KH Nur Khalim, KH Muhammad (Ketua DPW FPI Pemalang) dan KH Chasan Chayyi (Pengasuh Pondok Pesantren Baitul Izzah Pecangakan, Comal, Pemalang).Selain itu, banyak santri beliau yang mendirikan lembaga pendidikan seperti TPQ, madrasah diniyah, dan pondok pesantren di berbagai daerah.
.

Kiai Mubarok dikenal sebagai inisiator takbir keliling di Desa Petarukan. Kegiatan ini bertujuan agar masyarakat di sepanjang rute pawai mendapatkan keberkahan dari bacaan takbir, tahlil, dan tahmid. Tradisi ini kemudian diikuti oleh desa-desa lain di sekitarnya.


Kiai Mubarok sangat mencintai Rasulullah saw dan keturunannya. Beliau rutin menggelar majelis Maulid Nabi yang dihadiri para santri, alumni, dan habaib dari berbagai wilayah, termasuk luar negeri. 


“Biasane, kalau orang yang kita cintai ulang tahun niku, kulo njenengan niku nabung nyiapne kado. Iku nek cinta, nek sayang” kata Habib Muhammad bin Farid Al-Muthohar dalam Peringatan Maulid Nabi Pondok Pesantren Darul Muta'alimin pada 1 Oktober 2024.


Setiap kegiatan majlis di ndalem beliau, tidak sedikit para habaib yang datang dan dijamunya dengan Istimewa. Para habaib tidak hanya datang dari dalam kota, melainkan juga luar kota dan luar provinsi, bahkan luar negeri. 


Tercatat Al-Habib Ali bin Syaikh Abu Bakar bin Salim dari Hadramaut Yaman (Sepupu dari Al-Habib Umar bin Hafidz dari Tarim-Yaman) hadir dalam acara maulid nabi tahun 2018 di Pondok Pesantren Darul Muta’alimin yang diasuh Kiai Mubarok.

Teladan yang Menginspirasi 


Meskipun tidak memiliki gelar akademik, Kiai Mubarok menunjukkan kedalaman ilmu, keistiqamahan, dan akhlak mulia. Beliau menjadi teladan bagi keluarga, santri, dan masyarakat luas. keistikomahan beliau dalam melebarkan syiar. Bukan hanya lewat mengajar, melainkan juga pengabdiannya kepada Masyarakat. Beliau istikomah bahkan hingga waktu meninggalnya dan istikomah adalah sebaik-baiknya karomah.


Kiai Mubarok mungkin adalah kiai tradisional yang tidak banyak terliput media, namun peran beliau dalam memberi warna indah di masyarakat. Para santri dan tetangganya mengenangnya sebagai orang yang berakhlakul karimah.


Kiai Mubarok senantiasa berusaha untuk membahagiakan hati para santri-santrinya. Setiap kali mendapatkan undangan dari santrinya, beliau senantiasa menyempatkan waktu menghadirinya. Bahkan di saat usia beliau sudah senja.


Beliau orang yang gigih dalam mengamalkan amaliah Nahdlatul Ulama dan para salafuna shalih. Bukan hanya mengamalkannya, melainkan juga mengajarkan dan menauladankan serta mengistikomahnya. 


oleh: Muhammad Zakki