Taushiyah

Sejak Kecil Ajarkan Saling Berbagi

Senin, 26 Oktober 2020 | 17:00 WIB

 

Pada zaman Arab kuno, ada tradisi istri para bangsawan menyusukan bayinya kepada orang-orang desa dengan harapan anaknya dekat dengan alam, oleh karenanya banyak orang desa yang menggendong bayinya datang ke kota untuk menyewakan susunya kepada bayi bangsawan. Mengapa orang-orang penggendong bayi yang datang menyewakan susunya?, karena hanya mereka lah yang memiliki air susu.

 

Halimah As-Sa’diyah adalah seorang perempuan desa yang memiliki bayi dan berkesempatan menyusui Nabi Muhammad kecil. Ketika itu air susu Halimah As-Sa’diyah  kering, jangankan membuat kenyang si penyewa, untuk diminum anaknya sendiri pun serasa kurang, tapi semenjak menyusui Nabi Muhammad kecil, susu Halimah As-Sa’diyah semakin berisi dan mengeluarkan air susu yang cukup deras.

 

Halimah As-Sa’diyah begitu takjub ketika melihat Nabi Muhammad kecil diberikan susu sebelah kanan lalu meminumnya dan ketikan diberikan susu sebelah kiri enggan meminumnya, dalam hatinya berkata, “bayi ini sudah pintar berbagi, biasanya bayi-bayi ketika diberi susu sebelah kanan dilahap, diberi susu sebelah kiri juga dilahap.

 

Tetapi bayi ini berbeda dengan kebanyakan bayi yang lain, bayi ini enggan meminum susu sebelah kiri, berarti susu yang sebelah kiri ini diperuntukkan anakku sehingga anakku tidak akan kelaparan karena kekurangan air susu. Begitulah Nabi Muhammad kecil tidak menginginkan tetangganya bersedih karena kelaparan sedangkan dirinya dalam keadaan senang dan kenyang.

 

Hadits nabi: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

 

 لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِيْ يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائْعٌ إِلٰى جَنْبِهِ .

 

Artinya :

Tidaklah mukmin, orang yang kenyang sementara tetangganya lapar sampai ke lambungnya. HR Bukhari

 

KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Pengasuh Majelis Ta'lim Mar'ah Najihah Muslimat NU Kabupaten Grobogan