• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 25 April 2024

Taushiyah

Romantisme Bercinta untuk Akhirat

Romantisme Bercinta untuk Akhirat
foto: ilustrasi
foto: ilustrasi

Romantisme bercinta tidak hanya berlaku untuk kehidupan dunia saja, akan tetapi romantisme bercinta untuk kehidupan akhirat justru lezatnya dapat dirasakan di akhirat dan juga dapat dirasakan di dunia.


Ketika dua sejoli saling memercikkan air  dan tertawa ria di pinggir pantai dianggap sebagai simbol  romantisme bercinta, sesungguhnya percikan air yang dilakukan oleh suami terhadap istrinya atau sebaliknya di waktu malam ketika orang lain terlelap tidur untuk membangunkan dan mengajak shalat adalah romantisme bercinta yang diberkahi oleh Allah. 


Hadits nabi dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia menuturkan, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


رَحِمَ اللهُ رَجُـلاً، قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى، وَأَيْقَظَ اِمْرَأَتَهُ فَصَلَّتْ، فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِيْ وَجْهِهَا الْمَاءَ، وَرَحِمَ اللهُ اِمْرَأَةً، قَامَتْ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ، وَ أَيْقَظَتْ زَوْجَهَا، فَإِنْ أَبَى نَضَحَتْ فِيْ وَجْهِهِ الْمَاءَ.


Artinya :

Semoga Allah merahmati seorang suami yang bangun di waktu malam lalu shalat dan ia pun membangunkan isterinya lalu sang istri juga shalat. Bila istri tidak mau bangun ia percikkan air ke wajahnya. Semoga Allah merahmati seorang istri yang bangun di waktu malam lalu ia shalat dan ia pun membangunkan suaminya. Bila si suami enggan untuk bangun ia pun memercikkan air ke wajahnya. (HR Abu Dawud)



KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Ketua Lembaga Kajian Informasi dan Dakwah (Elkid), Ketua PW GP Ansor Jateng 1995, dan Sekretaris RMINU Jateng


Taushiyah Terbaru