Taushiyah

KH Ubaidillah Shodaqoh: Seluruh Amal Terputus Kecuali Ilmu yang Bermanfaat

Selasa, 13 Agustus 2024 | 08:00 WIB

KH Ubaidillah Shodaqoh: Seluruh Amal Terputus Kecuali Ilmu yang Bermanfaat

KH Ubaidillah Shodaqoh, melantik PCNU Batang di Kantor PCNU Batang, Jalan KH Achmad Dahlan No 9, Bogoran Kauman, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, pada Ahad (11/8/2024). (Foto: LTNU Batang)

Batang, NU Online Jateng

Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, KH Ubaidillah Shodaqoh, melantik Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Batang berdasarkan Surat Keputusan (SK) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Nomor 357/PB.01/A.II.01.45/99/07/2024 tentang pengesahan PCNU Batang. Pelantikan ini sekaligus dirangkai dengan pelaksanaan Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) I yang berlangsung di Kantor PCNU Batang, Jalan KH Achmad Dahlan No 9, Bogoran Kauman, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, pada Ahad (11/8/2024).


Dalam tausiyahnya, KH Ubaidillah Shodaqoh menyampaikan bahwa “Ketika manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalnya kecuali ilmu yang bermanfaat ('ilmun yantafa'a bihi)”. Sebagai pengasuh pondok pesantren, ia selalu menekankan pentingnya ilmu yang bermanfaat sebagai amal yang terus mengalir pahalanya, bahkan setelah seseorang wafat. Namun, ilmu yang bermanfaat ini tidak terbatas hanya bagi kalangan pesantren, tetapi juga bisa diterapkan oleh siapa saja yang memiliki ilmu. Contohnya, seorang bupati yang memiliki ilmu pemerintahan dan menggunakannya dengan baik untuk kemakmuran masyarakat.


“Perilaku tersebut akan ditiru oleh camat, lurah, atau pemimpin lainnya di tingkat bawah,” ujarnya.


Kiai Ubaid meyakini bahwa pengamalan ilmu dalam jam'iyyah NU, jika dapat menginspirasi generasi mendatang, termasuk dalam kategori 'ilmun yantafa'a bihi' yang menjadi investasi akhirat kelak. 


“Misalnya lembaga ekonomi dengan ilmu ekonominya, lembaga kesehatan dengan ilmu kesehatannya dan bahtsul masail dengan ilmu syariatnya,” ujarnya.


Khidmah kepada umat Nabi Muhammad saw, menurut Kiai Ubaid, merupakan bagian dari maqomurrisalah, yaitu bahwa apabila seseorang turut membantu menyelesaikan masalah umat yang mengalami kesengsaraan hingga terwujud jaminan hak mereka berarti orang tersebut telah diberi kedudukan oleh Allah swt sebagai sebagaimana peran rasul.


“Ini jangan sampai dikhianati. Kalau tidak sanggup, mundur!” tegas pengasuh Pondok Pesantren Al-Itqon Pedurungan, Semarang tersebut.


Bagi Kiai Ubaid, khidmah kepada umat adalah ladang ibadah yang insyaallah lebih mudah diterima oleh Allah swt, karena di dalamnya terdapat unsur rahmatan lil 'alamin. Ia mengingatkan bahwa jika seseorang ingin disayangi oleh penduduk langit, maka ia harus menyayangi penduduk bumi. 


Irhamu man fil ardhi, yarhamukum man fissama. Maknanya, menyadari jika ingin disayang oleh penduduk langit (dimohonkan ampun dicurahkan rahmat dan keberkahan), maka harus meyayangi penduduk bumi.” tutupnya.


Acara ini dihadiri oleh Ketua PBNU KH Mashuri Malik, Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah KH Ubaidillah Shodaqoh, Rais Syuriyah PCNU Batang KH Muhammad Lutfi, Ketua Tanfidziyah PCNU Batang KH Ahmad Munir Malik, Pj Bupati Batang Lani Dwi Rezeki beserta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Batang, Ketua organisasi keagamaan di Batang, serta sejumlah tokoh lainnya dari Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Pemalang, dan Kendal.