• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 17 Mei 2024

Taushiyah

Kalimat La Ilahaillallah Tetap Spesial Meksipun Dibaca di Kuburan 

Kalimat La Ilahaillallah Tetap Spesial Meksipun Dibaca di Kuburan 
Gus Baha
Gus Baha

Kalimat La Ilahaillallah tetaplah spesial meskipun diucapkan saat tahlilan dan ziarah kubur. Kalimat ini kebetulan nasibnya kurang baik ketika dibacakan waktu tahlilan dan dibuat ziarah kuburan karena terus menjadi tidak kalimat spesial lagi, bukan kalimat tayyibah lagi. Bahwa kalimat La Ilahaillallah tetap kalimat tayyibah meskipun dibaca di masjid, di kuburan, atau pas tahlilan. Karena status kalimat ini sangat luar biasa.

 

Karena kalimat ini adalah alasan bumi dan langit diciptakan. Dunia diciptakan untuk latihan mengucapkan kalimat La Ilahaillallah. Rasul diutus untuk melatih pengucapan kalimat La Ilahaillallah. Maka pentingnya ngaji agar tahu spesial kalimat ini, jika spesial maka yang terjadi selanjutnya adalah menghormati orang yang membaca kalimat ini. Siapa pun yang membacanya. Karena kalimat La Ilahaillallah spesial maka siapapun yang membacanya akan ikut spesial juga. Tidak peduli status sosial.

 

Tidak mungkin orang Islam yang mengucap kalimat La Ilahaillallah jadi sesat, sedang kan orang kafir yang mengucapkan kalimat yang sama akan dihapus dosanya oleh Allah. Darahnya haram dialirkan. Karena kalimat ini kunci masuk Islam. 

 

Menurut Ibnu Qoyyum, surga dengan super mewah itu dibuat untuk orang yang melafalkan La Ilahaillallah. Sedangkan neraka yang luar biasa sadisnya itu diperuntukkan bagi yang menolak kalimat La Ilahaillallah. Ini sungguh luar biasa kalimat La Ilahaillallah.  

 

Kalimat ini bukan kalimat biasa, maka para kiai dan Wali Songo dulu mencari formula agar kalimat ini familiar maka dilatih secara masif dan berulang kali. Karena pengulangannya butuh momentum maka yang paling pas yaitu saat ada orang mati, istighotsah dan habis shalat ajak wiridan. 

 

Dalam sebuah riwayat, kalimat La Ilahaillallah adalah almizan, sebuah ukuran sejauh mana seseorang dianggap sebagai hambanya Allah itu dilihat sekuat apa meyakini, mengakui dan menolak kalimat La Ilahaillallah. Dalam kitab Sayid Muhammad, ada cerita bahwa suatu hari Nabi Musa ingin diajarkan sesuatu yang spesial dari Tuhan agar ingat Allah terus. Allah memerintahkan kepada Musa untuk melafazkan La Ilahaillallah.  Namun, Musa mengatakan itu sudah biasa. Allah menegaskan untuk tetap membaca kalimat La Ilahaillallah. Karena yang bisa menandingi langit bumi adalah kalimat La Ilahaillallah. 

Dalam riwayat Ahmad bin Hambal, ada seseorang yang ditampilkan di depan memiliki banyak kesalahan. Ia pun mengakui kesalahannya. Kemudian ia hanya punya satu amal yaitu mengucapkan La Ilahaillallah. Namun, karena kalimat itu ia diampuni. Karena kesalahannya tidak bisa mengalahkan nama Allah.

Dalam kacamata tasawuf, kalimat La Ilahaillallah sangat spesial bagi pengikut tarekat Syadziliyah. Dalam mazhab Abu Hasan Syadzili, kalimat La Ilahaillallah harus diulang-ulang. Istighfar setelah kalimat tauhid, La Ilahaillallah. Karena ketika orang kafir mengucapkan istighfar sebelum mengucap kalimat La Ilahaillallah tidak ada gunanya karena belum Islam.

 

 

KH Bahauddin Nursalim, Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama 

 


Taushiyah Terbaru