Konon dahulu ada tradisi membuang orang tua yang sudah jompo dan papa karena anggapan akan menjadi beban dan aib keluarga. Dikisahkan, dahulu ada seorang lelaki yang menggendong ibunya yang sudah jompo dan papa untuk dibuang di tengah hutan yang jauh agar tidak bisa kembali ke rumahnya lagi, sedangkan sang ibu yang berada di gendongannya hanya mampu berdoa agar anaknya selamat sekembalinya membuang dirinya.
Perjalanan jauh mulai ditempuh, dan kini mulai memasuki hutan belantara dengan mengambil jalan yang belum pernah ada tanda dilalui orang agar ibunya tidak bisa kembali lagi atau diketemukan oleh orang lain.
Aneh perilaku sang ibu yang berada di gendongan anaknya ketika melewati pohon berbunga warna kuning, dia meminta kepada anaknya untuk berhenti sejenak agar diambilkan bunga-bunga kuning. Sang anak pun menuruti permintaannya yang terakhir sebelum dibuang.
Dalam perjalanan yang berliku, perilaku sang ibu semakin aneh, setiap kali jalan yang ditempuh anaknya berbelok, sang ibu menjatuhkan satu bunga kuning di tikungan itu, begitu berbelok lagi, sang ibu menjatuhkan satu bunga lagi dan begitulah seterusnya hingga ke tengah hutan di mana sang ibu hendak dibuang.
Ketika sampai di tempat yang dianggap aman untuk ibunya, lelaki itu menurunkan ibunya dari gendongan lalu menggelar tikar sebagai alas untuk berbaring sembari berucap "ibu, semoga ibu tidak kembali lagi".
Mendengar ucapan anaknya yang merupakan ucapan perpisahan, sang ibu pun berkata dengan lirih "anakku, jalan yang kita lewati tadi jauh dan berbelok-belok, ibu yakin tentu kamu tidak akan mengingat di mana harus berbelok dan di mana harus berjalan lurus, agar kamu tidak tersesat jalan, tadi ibu selalu menjatuhkan bunga di setiap belokan, maka ikutilah bunga-bunga itu agar kamu selamat dan tidak tersesat jalan".
Subhanallah, kisah tersebut memperlihatkan betapa besar kasih sayang ibu kepada anaknya, betapa beratnya hati ibu bila melihat anaknya tidak bahagia, meski dia tahu kalau hendak dibuang sendirian di dalam hutan, namun tidak ada kebencian sedikit pun kepada anaknya, bahkan masih sempat memberikan tanda jalan untuk anaknya agar tidak tersesat.
Allah berfirman dalam Al Qur’an Surat Luqman Ayat 14 :
وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ
Artinya :
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS Luqman:14)
KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Ketua Lembaga Kajian Informasi dan Dakwah (Elkid), Ketua PW GP Ansor Jateng 1995, dan Sekretaris RMINU Jateng
Terpopuler
1
Kiai Abdan Koripan Magelang, Sang Jurkam NU
2
NU Peduli Lasem Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Gubug, Grobogan
3
Biro Infokom Banser Tegal Gelar Kopdar, Bahas Penguatan Komunikasi dan Kesiapsiagaan
4
Ketua Baru PR GP Ansor Karangasem Tegal Terpilih, Siap Wujudkan Pemuda Maju dan Berkhidmat
5
Lakpesdam PWNU Jateng Gandeng PCNU Kota Semarang Gelar Forum Kader NU Jateng yang Perdana
6
Berikut 6 Putusan Hasil Komisi Bahtsul Masail Waqi’iyah Munas NU 2025
Terkini
Lihat Semua